Arsip Kategori: News

Seminar Nasional Ekspedisi HIMAKOVA 2013

Bogor, 30 November 2013. Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) DKSHE, Fakultas Kehutanan IPB menyelenggarakan seminar nasional hasil ekspedisi HIMAKOVA. Seminar ini menyajikan dua hasil ekspedisi yakni Ekspedisi Rafflesia (Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia) dan Surili (Studi Konservasi Lingkungan). Ekspedisi Rafflesia berlokasi di CA Bojonglarang Jayanti, Jawa Barat dan Ekspedisi Surili di Taman Nasional Manusela, Maluku.

Seminar nasional yang diselanggarakan HIMAKOVA ini merupakan kali ke empat diselanggarakan sejak tahun 2011 yang lalu. Seminar kali ini mengangkat tema “Mengenal lebih dekat Biodiversitas Indonesia untuk menanamkan kepedulian terhadap kelestarian alam negeri”. Ketua panitia, Agung Gunadi Andrian tujuan diselenggarakan seminar ini adalah menjadi sarana publikasi serta menumbuhkembangkan rasa cinta dan kesadaran para peserta sehingga tidak hanya mereka yang menempuh pendidikan konservasi hutan saja yang sadar terhadap konservasi hutan tapi juga masyarakat luas khususnya peserta yang hadir.

Seminar nasional yang diadakan pada hari Sabtu, 30 November 2013 ini bertempat di Gedung Andi Hakim Nasution, IPB Bogor. Turut hadir Direktur PJLKKHL Ditjen PHKA, Kemenhut RI Dr. Ir. Bambang Supriyanto, MSc, Rektor IPB yang diwakili oleh Direktur Kemahasiswaan, Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MScF, Dekan Fakultas Kehutanan IPB Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, MSc, dan Sekretaris DKSHE Fakultas Kehutanan IPB Dr. Ir. Agus Hikmat, M. Sc.F.

Dalam sambutannya, Pembina HIMAKOVA, Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, MSc.F, mengatakan kegiatan ekspedisi dan seminar nasional ini menjadi bukti keseriusan anggota HIMAKOVA, merelakan kehikmatan beribadah puasa (bulan ramadhan) dan merayakan hari raya idul fitri di lapang bersama kawan-kawan peserta ekspedisi yang lain. Kegiatan ini juga menjadi bukti implementasi nyata anggota himakova terhadap perwujudan tri darma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Semua ini dilakukan tiada lain dengan harapan menatap kehutanan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.

Pelaksanaan seminar di bagi dalam dua sesi. Sesi pertama membahas hasil temuan Ekspedisi Rafflesia. Sebagai moderator Dr. Ir. Tutut Sunarminto, MSi. Sebagai pembahas hadir perwakilan Ditjen PHKA Dr. Ir. Bambang Suprianto, Msc., BKSDA Jawa Barat, Ir. Gede Gelgel, MSc, dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M. Sc.F. selaku pakar tumbuhan Rafflesia. Dalam presentasinya M. Adlan Ali mewakili tim Ekspedisi Rafflesia, ekspedisi ini berhasil membuktikan keberadaan Rafflesia patma Blume di CA Bojonglarang Jayanti. Informasi ini merupakan informasi penting karena selama ini belum ada publikasi ilmiah tentang keberadaan spesies tumbuhan langka ini di cagar alam tersebut, kecuali di CA Pananjung Pangandaran, CA Leuweung Sancang, dan CA Nusakambangan.

Di sesi kedua, seminar beranjak membahas hasil Ekspedisi Surili TN Manusela. Sebagai moderator Dr. Ir. Arzyana Sunkar, MSc. Di sesi ini tidak kalah meriah dengan sesi pertama, M. Fahmi Permana yang didaulat mewakili tim ekspedisi, memaparkan bahwa tidak hanya sekedar mengungkap keanekaragaman hayati yang ada di Taman Nasional Manusela, namun ekspedisi ini mencoba mengaitkannya dengan isu perubahan iklim saat ini. Kajian ini lanjut fahmi, mungkin hal yang baru bagi tim, namun kami mencoba belajar lebih keras sehingga menghasilkan hasil sesuai harapan.

Hadir sebagai pembahas dalam sesi kedua yaitu perwakilan dari Taman Nasional Manusela, Prof. Dr. Ir Yanto Santosa DEA, Dr. Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi. Dalam penjelasannya Prof. Yanto Santosa, mengungkapkan kekurangan kita dalam membangun bangsa ini ialah data yang falid. Keputusan dan kebijakan yang diambil haruslah berdasarkan data falid tersebut, Begitu pula dalam kegiatan pengelolaan harus berdasar atas sumber data yang falid. Lanjut ungkap ahli ekologi kuantitatif ini, apa yang dilakukan HIMAKOVA melalui kegiatan Ekspedisi Surili ini menjadi awalan dalam membangun data serta informasi bagi keputusan dan kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dengan antusianya para peserta serta paparan para pakar yang menarik, acara seminar yang berlangsung mulai pukul 08.30-16.30 WIB ini tidak terasa lama. Informasi-informasi yang disampaikan menjadi pengetahuan baru bagi para peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan strata pendidikan, mulai D3-S3, antara lain dari IPB, UI, Unpad, UNJ, Universitas Kuningan, Sekolah Tinggi Perikanan, LSM dan pemerintah daerah, semuanya hanyut dalam hikmatnya acara seminar nasional ini. Di akhir acara, terdapat harapan peserta agar kegiatan serupa dalam terus diselenggarakan oleh HIMAKOVA dengan juga melibatkan partisipasi mahasiswa yang lebih banyak lagi (Arya Arismaya Metananda).

Ekspedisi_HIMAKOVA-2 Ekspedisi_HIMAKOVA-3 Ekspedisi_HIMAKOVA-4 Ekspedisi_HIMAKOVA-5 Ekspedisi_HIMAKOVA-6 Ekspedisi_HIMAKOVA-7 Ekspedisi_HIMAKOVA-8 Ekspedisi_HIMAKOVA-9 Ekspedisi_HIMAKOVA-10

Wisuda Tahap II Tahun Akademik 2013/2014

Bogor, 20 November 2013. Wisuda tahap II tahun akademik 2013/2014 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB meluluskan sebanyak 24 orang, dari sekitar 660 wisudawan sarjana IPB. Wisuda berlangsung khidmat di gedung Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Darmaga yang dipimpin oleh Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc. Acara wisuda ini, selain dihadiri oleh Rektor IPB, juga Wakil Rektor, Majelis Wali Amanah, Dewan Guru Besar, Senat Akademik, Ketua Lembaga, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Departemen, Pengurus Himpunan Alumni IPB, wisudawan, orang tua wisudawan, dan tamu undangan lainnya. Selain mewisuda lulusan sarjana, Rektor IPB juga mewisuda 57 lulusan bergelar Doktor, 128 bergelar Magister Sains, 8 bergelar Magister Manajemen, 1 bergelar Magister Profesional dan 56 lulusan Profesi Dokter Hewan.

Dalam sambutannya, Rektor IPB mengingatkan khususnya kepada lulusan sarjana diharapkan memiliki kompetensi level 6 sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yaitu: Pertama, mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Kedua, menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Ketiga, mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. Keempat, bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Rektor IPB berharap para wisudawan segera menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan dapat langsung beradaptasi dalam menghadapi dunia kerja secara utuh dan menyeluruh dalam bidang keahliannya masing-masing. Selain itu, Rektor IPB juga berharap para lulusan dapat menjadi entrepreneur dengan orientasi job creating dan kemandirian (Agus Hikmat).

Wisuda-thp2-2 Wisuda-thp2-3 Wisuda-thp2-4 Wisuda-thp2-5 Wisuda-thp2-6 Wisuda-thp2-7

IPBiotics Dalam Pekan Flori dan Flora Nasional Yogyakarta 2013

Yogyakarta, 3-4 Oktober 2013. Program IPBiotics yang saat ini sedang dikerjakan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan dengan Departemen Ilmu Komputer FMIPA Institut Pertanian Bogor mendapatkan kesempatan untuk ditampilkan pada acara Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam acara tersebut banyak sekali kegiatan yang ditampilkan seperti pameran holtikultura, tour agro wisata, gelar seni budaya, aneka lomba, jambore varietas, bursa tanaman, seminar dan kursus.

Program IPBiotics adalah sistem biodiversity informatics yang mengelola data dan informasi biodiversitas Indonesia secara terintegrasi dengan menggunakan komputasi modern, dengan tujuan sebagai sarana promosi, konservasi, manajemen, pendidikan, penelitian dan pengembangan biodiversitas Indonesia untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Program yang ditampilkan merupakan hasil inovasi teknologi berupa search engine (mesin pencari) data biodiversitas tropika. Dengan search engine ini diharapkan dapat menghimpun data seluruh biodiversitas Indonesia baik flora dan fauna, distribusi (mapping), serta bioprospeksinya.

Salah satu yang diunggulkan dari search engine ini ialah informasi tentang tumbuhan obat yang mencapai ribuan spesies, lengkap dengan kegunaan atau cara menggunakannya. Data-data ini diperoleh dari hasil eksplorasi lapangan dan studi literatur. Setiap data yang masuk dalam search engine ini telah divalidasi oleh pakar terkait sehingga layak diterbitkan/ dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Keunggulan dari isi search engine IPBiotics ini membuat program IPBiotics diminta secara khusus oleh Kementerian Pertanian RI untuk dipresentasikan/disosialisasikan pada acara Pekan Flori dan Flora Nasional 2013 (PF2N) pada tanggal 3 dan 4 Oktober 2013 lalu. Dengan muncul dan berkembangnya program ini di masa depan, akan memudahkan tugas Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mensosialisasikan program “hortikultura nusantara sebagai gaya hidup sehat (Indonesian Horticulture, A Healthy lifestyle)”.

Acara yang berlangsung selama sepekan tersebut, diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari wirausahaan, penggiat/pencinta tumbuhan, para petani/ kelompok tani, beberapa Pemda , akademisi, LSM dan masyarakat umum. Acara ini bertempat di kebun Pemda DIY Jl. Kenari, Miliran Timoho, Yogyakarta (Sebelah Timur Stadion Mandala Krida).

Selain pameran juga berlangsung pertemuan Kelompok Kerja Tumbuhan Obat Indonesia (POKJANAS TOI) yang diikuti perwakilan Tim Program IPBiotics (Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M Zuhud, MS dan Dr. Yeni Herdiyeni, SSi, MKomp). Antusiasme peserta terutama saat Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si, M.Komp menjelaskan sistem kerja mesin pencari IPBiotics untuk menemukan informasi biodiversitas flora dan fauna yang diinginkan. Antusiasme tersebut bertambah pada saat peserta mengetahui bahwa setiap orang dapat berkontribusi mengisi/menambahkan data diversitas baru yang mereka temukan tanpa menghilangkan nama setiap kontributornya. Dengan kata lain, konsep Program IPBiotics ini memfasilitasi tidak hanya mereka yang membutuhkan informasi tentang biodiversitas Indonesia namun juga mereka yang memiliki data biodiversitas. Data tersebut berpusat di satu server sehingga lebih kompleks dan lengkap dengan mencantumkan setiap nama kontributor yang tentu bisa dibanggakan.

Di akhir acara Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N), para peserta mengharapkan agar pihak IPB terutama Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Departemen Ilmu Komputer memfasilitasi peserta (mengadakan pelatihan) untuk menggunakan dan menambahkan data ke dalam search engine IPB IPBiotics tersebut (Arya Arismaya M).

IPBiotics-2 IPBiotics-3 IPBiotics-4 IPBiotics-5 IPBiotics-6 IPBiotics-7 IPBiotics-8 IPBiotics-9 IPBiotics-10 IPBiotics-11 IPBiotics-12 IPBiotics-13

DKSHE Dalam Kegiatan IPB AGRIFUTURE EXPO 2013

Bogor, 5-7 September 2013. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) mengikuti kegiatan IPB Agrifuture Expo 2013. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Dies Natalis IPB ke 50 tahun. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut, mulai tanggal 5-7 September 2013 menjadi ajang bagi setiap departemen atau fakultas di lingkup IPB untuk menunjukan karya inovasi guna memberi yang terbaik bagi pembangunan pertanian Indonesia.

Dalam expo kali ini, DKSHE bersama dengan departemen lainnya di Fakultas Kehutanan IPB mencoba menampilkan berbagai karya inovasinya. Beberapa diantaranya adalah teknik guludan dalam penanaman mangrove, produk HHBK (hasil hutan bukan kayu) dari Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dan berbagai kerajinan tangan dari kayu seperti biola. DKSHE sendiri menampilkan buku-buku terbaru karya Dosen Fakultas Kehutanan IPB, Jurnal Media Konservasi, Video Ekspedisi Surili, kegiatan pengembangan kampung POGA (pangan dan obat keluarga), poster serta berbagai spesimen satwa liar baik kering maupun basah.

Selama pameran berlangsung, nampak antusiasme pengunjung yang mendatangi stan cukup tinggi. Pengunjung tersebut tidak hanya berasal dari civitas akademika IPB namun dari berbagai kalangan lainnya seperti siswa-siswi di Kota Bogor, mahasiswa perguruan tinggi lain, pegawai instansi pemerintah, karyawan swasta dan masyarakat umum lainnya.

Antusiasme pengunjung juga terlihat saat memadati stan Fakultas Kehutanan khususnya stan DKSHE. Dengan dibantu oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) IPB, para pengunjung disambut baik ketika memasuki stan sambil menjawab setiap pertanyaan serta menjelaskan berbagai produk atau barang yang dipamerkan.

Setiap pengunjung yang datang juga diberikan kesempatan untuk memegang langsung dan berfoto bersama dengan berbagai spesimen satwa liar seperti trenggiling, musang, buaya juga satwa lainnya. Kegiatan ini menjadi hal yang menarik serta menjadi pengalaman tersendiri bagi para pengunjung. Selain itu setiap pengunjung yang datang ke stan DKSHE juga mendapat jurnal media konservasi secara gratis (Arya Arismaya M).

expo2013-2 expo2013-3 expo2013-4 expo2013-5 expo2013-6 expo2013-7

Re-Engineering Penatagunaan Kawasan Hutan

Bogor, 27 Agustus 2013. Dalam rangka diskusi bulanan 50 tahun Fakultas Kehutanan IPB, dibahas dua makalah, yaitu makalah utama dari Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS (Guru Besar Departemen KSHE) dengan topik “Re-Engineering Penatagunaan Kawasan Hutan”, dan makalah penunjang dari Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS (Guru Besar Departemen KSHE) dengan topik “Kedaulatan Kampung Konservasi Biodiversitas Hutan dan Kesehatan Manusia Indonesia”. Kedua makalah tersebut dibahas oleh Ir. Khairudin (Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan Ditjen Planologi Kehutanan Kemenhut), Dr. Ir. M. Buce Saleh (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB), Dr. Ir. Didik Surjito, MS (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB), Prof. Dr. Agik Suprayogi (Fakultas Kedokteran Hewan IPB), dan Prof. Dr. Ir. Dudung Dausman, MA (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB). Acara diskusi bulanan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Ir. Naresworo Nugroho.

Dalam makalahnya, Prof. Sambas menyatakan bahwa, “ Pembagian kawasan hutan berdasarkan fungsi pokoknya ternyata tidak menjamin manfaat yang berkelanjutan dari masing-masing fungsi pokoknya. Pembagian hutan berdasarkan fungsi pokok lebih merupakan jalan pintas untuk dapat segera memanfaatkan hutan (terutama kayu) tanpa didukung oleh pengetahuan yang lengkap, dan ternyata telah menghambat pembentukan kawasan hutan tetap. Oleh karena itu, Prof. Sambas mengusulkan re-engineering penatagunaan kawasan hutan ke depan berdasarkan pendekatan pengelolaannya dan berdasarkan kondisi penutupan kawasan hutan terakhir. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan mutakhir, pendekatan pengelolaan hutan dibagi menjadi dua aliran yaitu manajemen hutan dan konservasi sumberdaya hutan. Dari sudut penatagunaan kawasan hutan, kawasan hutan yang harus dikelola berdasarkan pendekatan pertama dikalsifikasikan sebagai kawasan hutan yang dikelola (managed forest) dan kawasan hutan yang harus dikelola berdasarkan pendekatan kedua diklasifikasikan sebagai kawasan hutan konservasi (conservation forest)..

Sedangkan Prof. Ervizal, dalam makalahnya menyatakan bahwa “ Tujuan akhir kampung konservasi biodiversitas hutan itu tidak lain adalah untuk mewujudkan kesehatan manusia yang holistik, sehat jasmani dan sehat rohani untuk bisa mengabdi dan ibadah kepada Sang Pencipta, antara lain mellestarikan alam dan hutan dan tidak merusaknya. Hutan yang lestari akan menyehatkan manusia dengan berbagai produknya seperti pangan, air bersih, herbal, sumber nutrisi penting, keindahan dan lain-lain (Agus Hikmat).

engineer-2 engineer-3 engineer-4 engineer-5 engineer-6 engineer-7

Ekspedisi Taman Nasional Manusela

Maluku, 22 Juli – 14 Agustus 2013. Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) Fakultas Kehutanan IPB melakukan ekspedisi SURILI (Studi Konservasi Lingkungan) di Taman Nasional Manusela, Provinsi Maluku.

Ekspedisi SURILI tahun ini bertemakan “Memahami perubahan iklim dalam konteks keanekaragaman hayati dan pengetahuan masyarakat lokal di Taman Nasional Manusela Provinsi Maluku” dengan kajian dasar keanekaragaman hayati dan kearifan lokal tradisional masyarakat di sekitar kawasan taman nasional dalam melakukan pemanfaatan keanekaragama hayati di dalamnya serta melihat pengaruh perubahan iklim dari konteks kajian tersebut

Kegiatan ekspedisi ini dilaksanakan selama 26 hari dilapangan. Para peserta ekspedisi dibagi kedalam 9 kelompok kajian yang meliputi, mamalia, burung, herpetofauna (amfibi dan reptil), kupu-kupu, flora, goa, ekowisata, fotografi, dan kajian sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan taman nasional manusela. Ke 80 peserta SURILI dibagi ke dalam dua wilayah kajian utam yaitu di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 Wahai dan SPTN 2 Tehoru. Peserta yang melakukan kajian di wilayah SPTN 1 melakukan kegiatan ekspedisi di wilayah sawai-masihulan, saleman, solea, ili, sasarata, pasahari, dan apilima. Sedangkan peserta yang melakukan kajian di SPTN 2 Tehoru melakukan kegiatan ekspedisi di waelomatan, hatuputih, piliana dan mangga dua.

Ekspedisi ini merupakan ekspedisi ke-2 yang dilaksanakan di kawasan konservasi di kawasan Wallacea yang sebelumnya pada tahun 2009 dilaksanakan di Taman Nasional Manupeu Tana Daru, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan Wallacea merupakan kawasan bioekologi khusus yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat khas dan endemik karena merupakan wilayah perbatasan antara bioekologi oriental dan australia sehingga memiliki keanekaragaman spesies flora dan fauna yang merupkan gabungan dari kedua kawasan tersebut. Bioekologi Wallacea ini meliputi daerah nusa tenggara, sulawesi dan maluku.

Ekspedisi surili tahun ini lebih spesial dari ekspedisi yang sudah ada sebelumnya, karena ekspedisi ini merupakan ekspedisi besar dengan jumlah peserta 80 orang dalam satu perjalanan ekspedisi. Selain itu, ekspedisi tahun ini menjadi sangat spesial karena ke 80 peserta ekspedisi melakukan lebaran di lapangan, yang semestinya pada hari raya besar tersebut orang-orang lebih memilih untuk merayakannya bersama keluarga. “SURILIi tahun ini sangat spesial karena begitu banyak hal yang dikorbankan, tidak hanya materi, tapi juga mental para peserta yang siap untuk menguras tenaga di lapangan serta merelakan diri untuk berlebaran di lapangan serta jauh dari keluarga” kata Muhammad Fadhil (20) salah seorang peserta ekspedisi.

Selama melakukan ekspedisi, kondisi cuaca di Pulau Seram yang merupakan tempat dilaksanakan ekspedisi tidak bersahabat karena hampir setiap hari diguyur hujan. Akan tetapi dengan kondisi cuaca yang buruk para peserta ekspedisi tetap melakukan inventarisai keanekaragaman hayati.

Dari hasil sementara ekspedisi studi konservasi lingkungan ini diperoleh 12 goa di kawasan Taman Nasional Manusela yang di inventarisasi oleh peserta eksedisi, 10 spesies mamalia diantaranya 3 spesies kus kus yaitu kus-kus putih, kuskus totol, dan kus-kus abu-abu, 59 spesies burung dan 15 diantaranya merupakan spesies burung endemik dari total 19 spesies burung endemik yang berada di kawasan Taman Nasional Manusela, 58 spesies kupu-kupu diantaranya kupu-kupu raksasa (Ornitoptera spp.) yang banyak diperjualbelikan oleh masyarakat, 26 spesies herpetofauna, berbagai potensi wisata yang menjadi bahan untuk melakukan pengembangan wisata alam di kawasan Taman Nasional, serta beranekaragam spesies flora diantaranya 5 spesies kantung semar (Nepenthes spp.), meranti seram (Shorea selanica Blume.), buah merah (Pandanus conoideus), anggrek macodes, dan 3 spesies pohon yang merupakan pohon penghasil gaharu yang dimanfaatkan oleh masyrakat sekitar kawasan taman nasional (Adlan Ali).

surili-2013-2 surili-2013-3 surili-2013-4 surili-2013-5 surili-2013-6 surili-2013-7