Workshop “Traditional Forest Knowledge for Ecosystem Services in ASEAN Countries
Kuala Lumpur, 2-4 Februari 2015. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB mengirimkan dua orang dosen untuk mengikuti workshop “Traditional Forest Knowledge for Ecosystem Services in ASEAN Countries” di Kuala Lumpur, Malaysia.
Workshop ini merupakan lanjutan dari konferensi internasional ke 7 tentang “Traditional Forest Knowledge and Culture in Asia” pada bulan September 2014 di Seoul, Korea Selatan. Workshop ini bertujuan untuk mendokumentasikan jasa ekosistem hutan yang berasal dari pengetahuan tradisional masyarakat. Turut hadir dalam workshop ini beberapa peserta dari negara di Asia seperti Korea, Filipina, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Agenda acara dalam worksop ini yaitu presentasi dari masing-masing peserta terkait dengan dokumentasi jasa ekosistem hutan yang berhubungan dengan pengetahuan tradisional, setelah itu dilanjutkan dengan field trip. Peserta dari Korea menyajikan hasil penelitian tentang pemetaan dan perbandingan jasa ekosistem hutan di Pegunungan Gariwang dan Pulau Jejudo, sedangkan peserta dari Filipina memaparkan jasa ekosistem hutan yang berhubungan dengan pengetahuan tradisional sekitar DAS di Filipina, dan peserta dari Kamboja menyampaikan tentang dokumentasi jasa ekosistem hutan Masyarakat Key di Provinsi Kampong Thom. Sementara itu peserta dari Vietnam memaparkan hasil penelitian tentang perubahan diakronis jasa ekosistem hutan di bagian utara Vietnam.
Peserta dari Malaysia mempresentasikan hasil penelitian penggunaan dan persepsi sumber daya hutan di Semenanjung Malaysia serta trend pengetahuan tradisional berkaitan tentang jasa ekosistem hutan di Desa Tudan, Sabah, Malaysia. Peserta dari Indonesia memaparkan hasil penelitian tentang dokumentasi jasa ekosistem hutan yang berhubungan dengan pengetahuan tradisional, studi kasus di Etnis Sunda, Hegarmana Sukabumi, Jawa Barat dan dokumentasi jasa ekosistem hutan yang berhubungan dengan pengetahuan tradisional, studi kasus di Etnis Dayak Tobak, Sanggau Kalimantan Barat.
Workshop ini berjalan dengan lancar. Para peserta pun terlihat sangat antusias mengikuti jalannya workshop, terutama saat agenda field trip. Saat field trip di Kuala Selangor para peserta workshop yang berjumlah 25 orang, asik di atas kapal boat melihat dan mendokumentasikan berbagai jenis burung, terutama elang yang datang mendekati kapal, seakan gembira menyambut kedatangan kami. Pada malam harinya para peserta diajak melihat indahnya cahaya kunang-kunang yang hinggap di hamparan mangrove di tepian muara sungai Kuala Selangor. Tidak hanya itu pengalaman baru juga didapatkan saat para peserta workshop ketika mengunjungi orang Asli di Kampung Budaya Mah Meri dan Tanjung Sepat, di tempat ini para peserta diajak mempraktekan langsung bagaimana upacara pernikahan ala Orang Asli Mah Meri.
Pengalaman berharga yang didapat dalam workshop ini, memberikan pengalaman berharga bagi dua orang dosen DKSHE yaitu Prof. Dr. Ervizal A.M. Zuhud dan Dr. Agus Hikmat, atau peserta lainnya dari Indonesia yaitu Ellyn K. Damayanti S. PhD, Dr. Siti M. Kartikawati dan Arya Arismaya Metananda, SHut, tentang cara mengemas paket ekowisata sehingga lebih menarik. Potensi yang dimiliki negara kita begitu melimpah, tidak hanya potensi flora dan fauna, juga bentang alamnya dan akan terlihat mempesona ketika dikemas dengan baik dan dipromosikan menjadi paket wisata yang menarik
Workshop yang terselenggara berkat dukungan FRIM (Forest Research Institute Malaysia), APAFRI (Asia Pacific Association of Forestry Research Institutions), dan KFRI (Korea Forest Research Institute), akan terus diselenggarakan. Pada tahun 2016 mendatang sudah disepakati bahwa obyek penelitian berkaitan dengan pengetahuan tradisional dalam mempertahankan jasa ekosistem hutan baik itu melalui praktek konservasi, aturan dan peraturan, kepercayaan, bentuk pengetahuan tradisional seperti cerita rakyat, lagu, puisi dan lain-lain (Arya Arismaya Metananda).