Re-Engineering Penatagunaan Kawasan Hutan
Bogor, 27 Agustus 2013. Dalam rangka diskusi bulanan 50 tahun Fakultas Kehutanan IPB, dibahas dua makalah, yaitu makalah utama dari Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS (Guru Besar Departemen KSHE) dengan topik “Re-Engineering Penatagunaan Kawasan Hutan”, dan makalah penunjang dari Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS (Guru Besar Departemen KSHE) dengan topik “Kedaulatan Kampung Konservasi Biodiversitas Hutan dan Kesehatan Manusia Indonesia”. Kedua makalah tersebut dibahas oleh Ir. Khairudin (Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan Ditjen Planologi Kehutanan Kemenhut), Dr. Ir. M. Buce Saleh (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB), Dr. Ir. Didik Surjito, MS (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB), Prof. Dr. Agik Suprayogi (Fakultas Kedokteran Hewan IPB), dan Prof. Dr. Ir. Dudung Dausman, MA (Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB). Acara diskusi bulanan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Ir. Naresworo Nugroho.
Dalam makalahnya, Prof. Sambas menyatakan bahwa, “ Pembagian kawasan hutan berdasarkan fungsi pokoknya ternyata tidak menjamin manfaat yang berkelanjutan dari masing-masing fungsi pokoknya. Pembagian hutan berdasarkan fungsi pokok lebih merupakan jalan pintas untuk dapat segera memanfaatkan hutan (terutama kayu) tanpa didukung oleh pengetahuan yang lengkap, dan ternyata telah menghambat pembentukan kawasan hutan tetap. Oleh karena itu, Prof. Sambas mengusulkan re-engineering penatagunaan kawasan hutan ke depan berdasarkan pendekatan pengelolaannya dan berdasarkan kondisi penutupan kawasan hutan terakhir. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan mutakhir, pendekatan pengelolaan hutan dibagi menjadi dua aliran yaitu manajemen hutan dan konservasi sumberdaya hutan. Dari sudut penatagunaan kawasan hutan, kawasan hutan yang harus dikelola berdasarkan pendekatan pertama dikalsifikasikan sebagai kawasan hutan yang dikelola (managed forest) dan kawasan hutan yang harus dikelola berdasarkan pendekatan kedua diklasifikasikan sebagai kawasan hutan konservasi (conservation forest)..
Sedangkan Prof. Ervizal, dalam makalahnya menyatakan bahwa “ Tujuan akhir kampung konservasi biodiversitas hutan itu tidak lain adalah untuk mewujudkan kesehatan manusia yang holistik, sehat jasmani dan sehat rohani untuk bisa mengabdi dan ibadah kepada Sang Pencipta, antara lain mellestarikan alam dan hutan dan tidak merusaknya. Hutan yang lestari akan menyehatkan manusia dengan berbagai produknya seperti pangan, air bersih, herbal, sumber nutrisi penting, keindahan dan lain-lain (Agus Hikmat).