Arsip Kategori: News

Semangat Konservasi Alam dan Lingkungan Indonesia Sang Profesor

Bogor, 25 Maret 2019. Mewakili Menteri LHK, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menghadiri Apresiasi Kiprah Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS. di IPB International Convention Center, Bogor (23/03/2019). Acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kiprah gemilang Sang Profesor dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam.

Diawali dengan mata kuliah “Perlindungan Alam dan Pelestarian Margasatwa (PAPM)”, pada pertengahan 1980an di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH), tokoh yang akrab disapa Prof. Alikodra ini, membawa konsep baru konservasi dengan istilah 3 P, yaitu Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara Lestari. Konsep ini kemudian dimotori oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA, Departemen Kehutanan pada waktu itu), yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam kesempatan ini, Wiratno, menyampaikan apresiasinya kepada sang profesor. “Sistem alam sangat penting dan menjadi acuan kita, kedepan masih banyak yang harus kita gali dari kiprah Prof. Alikodra,” ujarnya.

Wiratno juga menyampaikan bahwa kiprah Prof. Alikodra selama 45 tahun sejak tahun 1974, telah memberikan peran yang penting bagi kemajuan ilmu konservasi.
“Bukan waktu yang pendek untuk selalu konsisten mengajarkan dan mengerjakan hal-hal terkait konservasi dan lingkungan,” Wiratno menambahkan.

Sebagaimana diketahui, Prof. Alikodra pernah berperan sebagai birokrat pada Kementerian Lingkungan Hidup, sampai menjadi Staf Ahli Menteri LH Bidang Teknologi Lingkungan Hidup, Anggota Dewan Riset Nasional, serta Wakil Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal). Selain bekerja sebagai pengajar pada almamaternya, Prof. Alikodra juga mengajar sebagai Dosen Tamu pada UIN, USU, dan UI. Tidak kurang dari 10 Doktor dari IPB, 3 Doktor pada UIN, 11 Doktor dari UI, dan 7 Doktor dari USU yang lahir dari bimbingannya.

Prof. Alikodra telah menulis sebanyak 16 Buku, mulai dari Dasar-Dasar Pengelolaan Satwa Liar (1990) sampai dengan buku tentang Moral dan Etika Konservasi Alam, dan buku tentang pentingnya membumikan Ecosophy; Etika bagi Penyelamatan Biodiversity dan Lingkungan Hidup. Tidak kurang dari 29 tulisan pada jurnal internasional yang pernah ditulisnya, serta 10 tulisan di media massa. Prof. Alikodra juga sangat intens berperan dalam seminar, lokakarya dan simposium di 45 event di sepanjang kariernya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sementara itu, pada waktu yang sama, Prof. Alikodra pada orasinya mengutarakan konsep Ecosofi, bahwa “Generasi Konservasi harus melakukan metafora, wajib mengikuti garis – garis ketentuan Allah sebagai hukum alam”.

“Menyuarakan semangat konservasi alam dan lingkungan di Indonesia, dapat diwujudkan bersama para pihak yang bergerak di bidang konservasi alam dan lingkungan, karena Manusia, Alam, Sang Pencipta dalam faham Ekosofi Bagi Lingkungan Berkelanjutan,” tutur Prof. Alikodra.

Prof. Alikodra, adalah pendiri Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (dulu Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan), pada bulan Februari 2019 beliau memasuki usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil di usia 70 tahun. Beliau mengenalkan konsep “Strategi Konservasi Dunia” atau dikenal dengan World Conservation Strategy (WCS), sebagai hasil dari pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) pada tahun 1980 di Gland, Swiss.

Dalam naskah aslinya, ada 3 (tiga) tujuan konservasi, yaitu:
1). Maintenance of essential ecological processes and life-support systems;
2). Preservation of genetic diversity;
3). Sustainable utilization of species and ecosystems.
Dalam mata kuliah beliau juga dibahas mengenai satu bentuk kawasan konservasi yang pada waktu itu belum banyak dikenal, yaitu taman nasional. Istilah ini memang tidak ada dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.

Konsep konservasi sebagaimana tersebut di atas, dalam perjalanan waktu kurang dari 10 tahun kemudian menjadi pondasi substansi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1990.

Turut hadir dalam apresiasi ini,
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. (Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2009-2011),
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. (Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong), Wakil Rektor II IPB Agus Purwito, Dekan Fakultas Kehutanan Dr. Rinekso, Penasehat Senior Menteri LHK Dr. Efransjah, dan 150 alumni bimbingan Prof. Alikodra.

Sumber dari berbagai media :

  • https://ppid.menlhk.go.id/berita_foto/browse/1731
  • http://mediaindonesia.com/read/detail/225034-semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor
  • https://www.indopos.co.id/read/2019/03/24/169386/semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor

Pemilihan Divisi Mahasiswa Program Sarjana Angkatan E53 (2016) Tahun 2019

Bogor, 06 Februari 2019. Pemilihan Topik Penelitian Tugas Akhir Skripsi Program Sarjana sesuai minat mahasiswa yang akan melakukan penelitian tugas akhir skripsi berdasarkan 5 (lima) Divisi bidang keilmuan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2019. Acara tersebut dibuka oleh Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS Ketua Departemen dan dihadiri oleh para 5 (lima) Ketua Divisi (Kadiv) pada Departemen KSHE, Prof. Dr. Ani Mardiastuti, MSc. (Kadiv EMSL), Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS (Kadiv MKK), Prof. Dr. E.K.S. Hrini Muntasib, MS (Kadiv RAE), Prof. Dr. Lilik Budi Prasetyo, MSc. (Kadiv KHJL) dan Prof. Dr. Ervizal A.M. Zuhud, MS (Kadiv KKT).

Pada kesempatahn tersebut masing-masing Kadiv memberikan penjelasan dan arahan tentang program-program divisi untuk membantu mahasiswa dalam menentukan topik / judul penelitian tugas akhir skripsi yang akan diambil. Lebih lanjut  untuk menentukan dosen pembimbing mahasiswa yang akan ditentukan oleh divisi sesuai topik penelitian yang diambil mahasiswa tersebut. (@w)

Belajar Perlindungan Kawasan Hutan : Kembali Mahasiswa IPB Sambangi Bukit Seribu Bintang

Bogor, 15 November 2018. Hutan yang merupakan penyangga kehidupan makhluk hidup di sekitarnya termasuk manusia, masih belum dirasakan keberadaannya. Mungkin hanya sebagian kecil yang memang berkecimpung dalam dunia “kehutanan”, baik itu pelajar, mahasiswa bahkan aparat pemerintah.

Hutan masih dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kehidupan manusia, hanya menjadi lokasi satwa dan tumbuhan hidup, bahkan ada yang menganggap jin buang anak.

Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai lembaga pendidikan mempunyai sebagai pendidik generasi bangsa juga turut bertanggung jawab. Melalui Fakultas Kehutanan, ilmu kehutanan disampaikan baik kepada mahasiswa kehutanan itu sendiri maupun mahasiswa yang di luar fakultas kehutanan.

Sistem seperti ini sudah dijalani beberapa tahun sebelumnya. Melihat bahwa sesungguhnya ilmu kehutanan itu harus dipahami semua orang.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB melalui mata kuliah Manajemen Kawasan Konservasi mengajak 29 mahasiswa yang terdiri dari jurusan Ilmu Tanah, Meteorologi dan Geofisika, Ilmu gizi Masyarakat, Kimia, dan Manajemen Hutan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), pada hari Sabtu, 10 November 2018.

Didampingi dosen Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. seluruh mahasiswa antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatan pengenalan pada kegiatan tersebut, dan peserta diperkenalkan tentang bagaimana pengelolaan kawasan hutan konservasi. Setelah perjalanan panjang dari Bogor, rombongan istirahat sejenak di Batu Luhur dan melanjutkan ke Desa Padabeunghar.

Nisa, Penyuluh Kehutanan juga turut mendampingi. Menjelaskan sejarah pengelolaan kawasan hutan mulai dari zaman belanda hingga dikelola Perum Perhutani. Pengelolaan kawasan hutan dengan sistem zonasi dan implementasi tiga  kelola konservasi yaitu perlindungan dan pengamanan kawasan, pelestarian plasma nutfah dan pemanfaatan sumber daya alam hayati.(@W)

Sumber : https://www.instagram.com/p/BqJjCeggNV-/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1oxx9rw0j9mzj

Seminar Nasional HIMAKOVA DKSHE Fahutan IPB : Pusaka Nusantara

Bogor. 20 Oktober 2018. Sebagai salah satu program unggulan HIMAKOVA Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB yang dilakukan setiap tahunnya, telah melangsungkan Seminar Nasional yang bertemakan tentang Pusaka Nusantara 2018 yang digelar di Gedung Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus IPB Dramaga Bogor pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018.

Gelaran kegiatan ini dilaksanakan sebagai puncak dari rangkaian dua kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu Eksplorasi Flora Fauna dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) pada tanggal 16 – 26 Januari 2018 di Ciletuh Geopark, Jawa Barat dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) pada tanggal 15 Agustus – 01 September 2018 di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Maluku Utara.

Seminar Nasional Hasil Ekspedisi HIMAKOVA Pusaka Nusantara 2018 diawali dengan sambutan dari Yusuf Dwiutama selaku Ketua Panitia Pelaksana dilanjutkan dengan sambutan oleh M Fithra Adil Lubis selaku Ketua Himakova, serta sambutan oleh Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MScF selaku Sekretaris Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Terakhir sambutan sekaligus pembukaan acara seminar oleh Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F.Trop selaku Dekan Fakultas Kehutanan IPB.

Rangkaian kegiatan seminar diisi dengan penyampaian materi kegiatan RAFFLESIA dan kegiatan diskusi panel serta tanya jawab dari: 1. Taufik Ari Firdaus selaku ketua pelaksana kegiatan RAFFLESIA 2018 2. Desi Elvera Dewi, MM perwakilan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO 3. Prof. Ir. Mega Fatima Rosana, M.Sc., Ph.D selaku Guru Besar Unpad 4. Endang Sutisna Ketua PAPSI serta sebagai moderator Bapak Dede Aulia Rahman, S.Hut, M.Si, P.hD.

Selanjutnya penyampaian materi kegiatan SURILI dan kegiatan diskusi panel serta tanya jawab tentang potensi keanekaragaman hayati, potensi ekowisata, pemetaan gua dan kajian sosial budaya masyarakat lokal antara lain: 1. Ramdani selaku ketua pelaksana kegiatan SURILI 2018 2. Dr.Ade Soeharso, S.Hut, M.Si selaku Direktorat KKH 3. Muhammad Wahyudi, SP., MSc selaku Kepala Balai TNAL 4. Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa DEA selaku Guru Besar IPB Dan dimoderatori oleh Ibu Dr. Ir. Arzyana Sungkar, MSc

Seminar ini menjadi agenda penting HIMAKOVA jika dengan berkarya dan berbagi untuk menunjukkan jika Indonesia kaya dengan keberagaman alam dan kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Seminar dan diskusi ini menunjukan bahwa menjadi tantangan bagi kita terutama generasi penerus untuk tetap berusaha menjaga kelestarian alam agar ekosistem berjalan seimbang. Selain itu kita diajak untuk menyingkap apa itu konservasi dan mengenal lebih dekat tentang kehidupan sosial, keunikan budaya masyarakat serta potensi ekowisata yang dapat dijadikan destinasi wisata baru di Indonesia. Salam Konservasi. (@W).

 

   

Dikutip dari beberapa media:

https://deskgram.net/himakova

#SeminarNasional #SeminarNasionalHIMAKOVA2018 #SURILI2018 #Rafflesia2018 #HIMAKOVAIPB

Cova Cup 2018

Bogor, 05 Oktober 2018. Cova Cup HIMAKOVA merupakan kegiatan untuk mempererat tali silaturahmi mahasiswa dan civitas akademika di Departemen KSHE yang dilakukan setiap tahun. Rangkaian kegiatan tersebut berupa perlombaan tradisional antara lain : karambol, tarik tambang, balap karung, balap bakiak, flip flap toe, jamu plong dan gapleh. Selain itu yang dipertandingkan pada cabang olahraga antara lain Tenis Meja, Bola Volley, Futsal, Badminton, Catur dan uno yang seluruhnya dipertandingkan oleh semua angkatan di Departemen KSHE.

Kegiatan tersebut telah dimulai sekaligus dibuka secara resmi oleh Ketua Departemen KSHE Bapak Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS pada hari Jum’at 05 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB di Plaza NOD-X Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB yang dilaksanakan mulai tanggal 05 – 14 Oktober 2018. Selain perlombaan acara diselingi bajiguran dan orgen tunggal.(@W)

 

22 September | Peringati Hari Badak Sedunia

22 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Badak Sedunia atau di dunia internasional populer dengan World Rhino Day ditetapkan pertama kali oleh salah satu lembaga konservasi dunia WWF – Afrika pada tahun 2010 lalu sebagai Hari Badak Internasional. Indonesia beberapa waktu sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 dengan tema Energy of Asia. Salah satu dari 3 maskot pada event internasional tersebut yaitu Badak bercula satu yang diberi nama Kaka  yang melambangkan simbol dari kekuatan Asia khususnya Indonesia sebagai tuan rumkah even internasional 4 tahunan.

Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki populasi tersisa Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang diperkirakan memiliki 50 ekor lebih di wilayah konservasi Taman Nasional Ujung Kulon. Selain badak jawa terdapat Populasi Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) juga dalam kondisi yang tidak kalah kritisnya. Saat ini diperkirakan hanya sekitar 200 individu badak Sumatera yang tersebar di Sumatera bagian utara dan selatan.

Badak merupakan salah satu satwa (langka) yang kharismatik dan sangat dilindungi. Upaya pemerintah melalui kelembagaan yang berwenang bekerjasama dengan berbagai LSM baik nasional maupun internasional terus dilakukan untuk kelestarian badak yang semakin sedikit populasinya  akibat perburuan liar serta penurunan kualitas dan kuantitas habitat asli mereka yang diakibatkan perambahan atau konversi hutan.

Melalui peraturan menteri kehutanan nomor P43/menhut/II/2007 tentang Strategi penyelamatan dan rencana aksi konservasi badak indonesia telah diupayakan dalam meningkatkan populasi badak jawa sebesar 20% serta membangun populasi kedua badak jawa atau suaka badak jawa. Oleh karena itu diperlukan tindakan segera serta komitmen kebijakan pemerintah dan berbagai pihak, baik masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penyelamatan populasi kedua jenis badak untuk menjaga hutan dan menjamin perlindungan penuh populasi badak dan konservasi kedua jenis badak di Indonesia yaitu badak jawa dan sumatera.

Dengan diperingatinya 22 September sebagai Hari Badak Internasional sebagai upaya membangun pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian badak di dunia khususnya Indonesia serta peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab kita semua akan pentingnya keberadaan badak serta kelestarian habitatnya di dunia.(@W)

Selamat Hari Badak Internasional

Referensi berbagai sumber:

forumbadak.wordpress.com
wwf.or.id
menaranews.com
travel.kompas.com
inspirasipagi.id