Buka Puasa Bersama DKSHE : Tausyiah Kebangsaan
Bogor, 09 Juni 2017. Dalam rangka buka puasa bersama civitas akademika Departemen KSHE yang diselenggarakan pada hari Jum’at 09 Juni 2017 bertempat di Ruang Sidang Sylva Fakultas Kehutanan IPB. Sedikit berbeda, tidak seperti tahun sebelumnya hanya dihadiri oleh Dosen dan Tendik saja, ikut hadir sebanyak 30 orang perwakilan mahasiswa program s1, s2 dan s3. Pada kesempatan tersebut Ketua Departemen KSHE Dr. Nyoto Santoso, MS membuka rangkaian acara buka puasa bersama antara lain Tausyiah Kebangsahan (oleh Prof. Hadi S. Alikodra), Curahan Hati (oleh perwakilan mahasiswa dan tendik), Siraman Rohani (oleh Dr. Burhanuddin Masy’ud, MS) dan ditutup dengan Buka Bersama serta Sholat Magrib berjama’ah.
Pada kesempatan tersebut hadir Dosen Guru Besar Bapak Prof. Dr. Ir. H. Hadi S. Alikodra, MS sebagai sesepuh sekaligus pendiri Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (Departemen KSHE) yang memberikan Tausyiah Kebangsaan kepada yang hadir dengan tema “Mendaratkan Bisnis Konservasi bagi Keutuhan NKRI”, kutipan ringkasan beliau pada acara buka puasa disampaikan sebagaimana berikut :
Sejak digulirkannya strategi konservasi Indonesia tahun 1982, hingga saat ini tahun 2017, berarti sudah 35 tahun, masih belum mampu mencapai tujuan utamanya, yaitu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan, bahkan ada kecenderungan penurunan biodiversity. Lulusan program-studi konservasi pun perlu dipertanyakan jejaknya bagi membangun bisnis konservasi. Ciri-cìri bisnis konservasi yang berkembang saat ini adalah masih berfokus pada keuntungan finansial, keuntungan kelompok tanpa memperhatikan keuntungan konservasi yang lebih luas. Prinsip-prinsip koservasi lepas dari perjuangan untuk kepentingan sosial dan ekonomi yang berkeadilan, serta tidak menyatu dengan makna spiritual serta empat pilar kebangsaan, sehingga jati diri konservasi bangsa semakin tererosi, bisnis konservasi pun mengalami kegagalan. Etika konservasi tidak terbangun secara nyata, knowledge yang dihasilkan belum mampu dimanage secara tepat menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi tinggi dan bertaraf internasional. Bagi terselenggaranya bisnis konservasi secara optimal diperlukan rengineering yang tepat sehingga mampu menghadapi tantangan dan ancaman yang semakin kompleks baik dari dalam negeri maupun dari lingkungan global. Bangsa Indonesia banyak memilki local knowledge yang menjadi basis bagi berkembangnya konservasi, disamping itu juga memiliki empat pilar kebangsaan yang menjadi kekuatan bisnis dalam menghadapi berbagai ancaman. Empat pilar kebangsaan tersebut adalah Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. (oleh Prof. Hadi S. Alikodra). (@wiro).