Semua tulisan dari admin1

Administrator website KSHE

PKSPL IPB Gelar Diskusi After Rio+20

Selasa, 6 November 2012

 
Upaya penurunan laju penggunaan sumberdaya alam (SDA) dan pembuangan limbah per kapita, harus dilakukan dengan cara menurunkan standar kehidupan orang-orang kaya, baik yang tinggal di negara-negara maju maupun negara berkembang. Pada saat yang sama, kita punya kewajiban moral untuk memperbaiki kualitas hidup penduduk miskin melalui penyediaan lapangan kerja yang terhormat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dan hidup sejahtera.

Demikian dipaparkan Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Prof Dr Tridoyo Kusumastanto sebagai salah satu upaya yang akan dilakukan terhadap hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20. Upaya lainnya adalah merumuskan bagaimana upaya meningkatkan daya dukung bumi agar mampu menyediakan bahan pangan, energi, air, SDM lain, dan ruang serta kualitas lingkungan hidup yang sehat, nyaman, dan berkecukupan secara lestari.

Prof. Tridoyo menyampaikan hal itu dalam sebuah Roundtable Discussion dengan tema “After Rio+20: Pembangunan Berkelanjutan di Persimpangan Jalan”, Selasa (30/10) di Ruang EDTC PKSPL Kampus IPB Baranangsiang Bogor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PKSPL LPPM IPB bekerjasama dengan Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku), dan International Society for Sustainability Professionals (ISSP) Indonesia Chapter.

“Dari pertemuan ini diharapkan dapat memberikan imbauan kepada seluruh sektor bagaimana sesungguhnya mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan menciptakan sebuah landasan yang kuat. Karena perubahan yang terjadi secara global tidak menunjukkan arah yang jelas. Dan harus diakui, bahwa setelah Rio 20, sepertinya silent. Tidak ada proses implementasi yang mengikat seluruh sektor untuk masuk ke dalam implementasi bagi pembangunan berkelanjutan yang membumi,” urai Prof Tridoyo.

Tampak hadir dalam kesempatan ini diantaranya Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, Basah Hernowo, Ketua Umum Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) Dr Ir Donny Yoesgiantoro, dan Ketua ISSP Chapter Indonesia Timotheus Lesmana. (nm)

Beasiswa Erasmus Mundus di IPB

Sosialisasi Beasiswa Erasmus Mundus di IPB
Kamis, 1 November 2012

Beasiswa Erasmus Mundus adalah bantuan hibah dari Uni Eropa yang bertujuan untuk mendorong dan membuka kesempatan kepada mahasiswa/i lulusan S1 yang memenuhi syarat dari negara-negara di luar Uni Eropa untuk mengikuti Program-program Magister Erasmus Mundus tertentu di Eropa dalam jangka waktu 1-2 tahun. “Tersedia pula dana untuk para akademisi guna melaksanakan tugas mengajar atau penelitian dan kegiatan ilmiah di lembaga-lembaga yang turut serta dalam Program-program Magister Erasmus Mundus untuk kurun waktu maksimum 3 bulan,” ungkap  Delegasi Erasmus Mundus, Dordia Rotinsulu dalam kegiatan Expert III Kick Off and Promotional Meeting, Selasa (30/10) di Kampus IPB Darmaga.

Beasiswa untuk mahasiswa/i diberikan selama jangka waktu program magister, dengan jangka waktu maksimum 2 tahun. Beasiswa adalah senilai 24.000 euro per mahasiswa untuk program pendidikan 1 tahun atau  48.000 euro per mahasiswa untuk jangka waktu 2 tahun. Tunjangan untuk para akademisi akan diberikan untuk periode 3 bulan, yaitu sebesar  14.800 euro per orang. Beasiswa meliputi biaya perjalanan, biaya kuliah, tunjangan bulanan, akomodasi. Beasiswa dibayarkan langsung kepada para penerima beasiswa melalui konsorsium.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Yonny Koesmaryono mengatakan Konsorsium Erasmus Mundus terbentuk tahun 2010 dan anggotanya  terdiri dari 19 negara. “Dalam kegiatan sosialisasi ini kami mengundang perguruan tinggi lain seperti UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Padjajaran, Universitas Parahyangan, Universitas Soedirman, dan sebagainya untuk memperluas kesempatan penerimaan beasiswa,” papar Prof.Yonny. Pendaftaran Erasmus Mundus dibuka 12 November 2012 hingga 31 Januari 2013. (ris)

BEDAH BUKU DALAM RANGKA DIES NATALIS DKSHE KE 30 TAHUN

Bogor, 21 November 2012.  Dalam rangka Dies Natalis Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB ke 30, salah satu kegiatannya adalah bedah buku hasil karya dosen DKSHE, yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa dan tamu undangan lainnya.

Pada kegiatan bedah buku tersebut, ada 2 buku yang yang dibedah yaitu : 1. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi, karya Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS; 2) The Voice of National Parks in Kalimantan, Indonesia: Searching the Truth of 30-Year National Park Development, karya Dr. Ir.  Tonny Soehartono dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc. Kedua buku tersebut dibedah oleh Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA Fahutan IPB), Dr. Ir. Suryo Adibowo (FEMA IPB) dan Dr. Ir. Bambang Supriyanto (Ditjen PHKA).

Buku Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi, memuat tentang potensi sumber daya alam (SDA) dan upaya konservasinya. Konservasi SDA adalah pengelolaan SDA secara bijaksana, memadukan kepentingan ekonomi dan ekologi secara berimbang. Kegiatannya meliputi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang menjamin kelestariannya.  Melalui konservasi SDA diharapkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup juga dapat ditekan sekecil mungkin. Pengelolaan berarti mengerjakan sesuatu secara bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga ukuran-ukurannya harus jelas dan terukur, yaitu tidak merusak cadangan SDA, mampu meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat, dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).  Seringkali para pengelola SDA banyak yang tidak bertanggung jawab terhadap perlindungan lingkungannya, yaitu dicirikan dengan orientasinya yang hanya ditujukan pada keuntungan ekonomi sesaat, bukan keuntungan ekologi dan ekonomi. Ecosophy merupakan filosopi yang mengusung pandangan bijak (wisdom), yang tertuang dalam norma, aturan, nilai (value) ataupun rumusan dalil (postulate) yang digunakan menjadi tuntunan manusia untuk menghargai alam lingkungannya.

Buku The Voice of National Parks in Kalimantan, Indonesia: Searching the Truth of 30-Year National Park Development, memuat tentang keinginan masyarakat sekitar taman nasional.  Keberadaan taman nasional (TN) cukup dikenal masyarakat, namun mnasyarakat tidak banyak yang tahu tentang batas-batas TN.  Masyarakat sebagian memahami tentang apa yang boleh dan dilarang dilakukan serta konsekwensinya jika melanggar. Namun, secara umum kehadiran TN belum memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Ketiga pembedah, menilai positif akan pentingnya kehadiran kedua buku tersebut. Dari sisi ekonomi,  Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA., mengemukakan bahwa  antara ekonomisme dan konservasionisme saling memerlukan.  Kepentingan ekonomi dan konservasi sejatinya seiring sejalan, agar pemanfaatan SDA berkelanjutan.  Dari sisi birokrasi, Dr. Ir Bambang Supriyanto menilai perlu adanya kepatuhan akan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan SDA, khususnya taman nasional.  Dari sisi sosial, Dr. Ir. Suryo Adiwibowo, mengemukakan bahwa pentingnya memahami budaya masyarakat lokal atau local wisdom yang hidup di sekitar kawasan konservasi atau taman nasional artinya masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pengelolaan SDA. Pada intinya ketiga pembedah menginginkan ecosophy atau deep ecology menjadi suatu gerakan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembangunan yang berkelanjutan (Agus Hikmat).

 

 

PRAKTIKUM INTERPRETASI ALAM DI DESA CITALAHAB

Sabtu, 22 September 2012 merupakan hari dimana kami mahasiswa semester 5 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) bersama beberapa orang mahasiswa SC (Suporting Course) dari depatemen lain melaksanakan praktikum lapang pertama untuk mata kuliah Interpretasi Alam. Kami didampingi oleh dosen mata kuliah interpretasi alam yaitu ibu Eva Rachmawati S. Hut, M.Si beserta beberapa orang asisten praktikum. Praktikum ini berlokasi di Kampung Citalahab, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa Citalahab ini masih masuk kedalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Praktikum ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 22-23 September 2012.

Seluruh mahasiswa yang akan melakukan praktikum berkumpul bersama di ATM Center untuk memudahkan teknis kenberangkatan. Seluruh rombongan memulai keberangkatan sekitar pukul 06.00 WIB dengan menggunakan dua buah truk sebagai kendaraannya. Perjalanan dari kampus IPB Dramaga hingga desa Citalahab ditempuh kurang lebih selama 4 jam. Selama diperjalanan menuju Desa Citalahab, semua rombongan dimanjakan dengan pemadangan indah, mulai dari hamparan kebun teh hingga pemandangan hutan alam gunung Halimun Salak. Sekitar pukul 10.00 WIB akhirnya kami tiba juga di Desa Citalahab. Sesampainya disana kami bergegas untuk menyimpan barang-barang dirumah yang telah disediakan untuk kami menginap. Setelah menyimpan barang-barang kami pun langsung diperintahkan untuk survey dahulu jalur mana yang akan di jadikan lokasi interpretasi. Jalur yang akan di survey terdiri dari 10 jalur antara lain yaitu Hutan Cikanaiki, Perkebunan Teh Nirmala, Kebun Teh, Kampung Citalahab Central, Sawah, Hutan Dalam, Hutan Canopy Trail, Kebun Teh, Stasiun Cikaniki, dan Sungai di dekat homestay. Kami diberi waktu hingga pukul 12.00 WIB untuk melakukan survey. Semua kelompok berpencar untuk survey ke masing-masing jalur yang telah ditentukan. Setelah 2 jam melakukan survey kami pun kembali ke kampung Citalahab Central untuk istirahat, sholat, dan makan (Ishoma) sebelum melakukan kegiatan interpretasi yang sesungguhnya. Setelah Ishoma sekitar pukul 13.00 WIB kami pun mulai melakuakan kegiatan interpretasi yang sesungguhnya sesuai dengan apa yang diperintahkan dosen praktikum. Kegiatan yang dilakukan di jalur yang telah di tentukan pada praktikum ini yaitu merekam track jalur dan koordinat posisi flora, fauna dan objek yang menarik di sepanjang jalur dengan menggunakan GPS. Data-data tersebut kemudian diolah menjadi dalam bentuk peta. Saat melakukan verifikasi dilakukan pencatatan kondisi jalur, panjang dan lebar jalur, kemiringan jalur, potensi objek-objek wisata yang ditemui di sepanjang jalur, pengamatan flora yang ditemukan di sepanjang jalur pengamatan dengan cara mencatat jenis dan ciri morfologisnya dan pengamatan satwa yang dilakukan dengan cara identifikasi jenis satwa, ciri khas satwa, posisi perjumpaan satwa pada jalur pengamatan serta mencatat waktu perjumpaan dengan satwa tersebut. Selain itu kami juga melakukan wawancara kepada masyarakat di sekitar jalur tersebut mengenai sosial ekonomi dan budaya daerah tersebut. Kegiatan interpretasi di jalur-jalur tersebut dilakukan hingga pukul 17.00 WIB. Setelah pukul 17.00 WIB kami pun kembali ke kampung Citalahab Central untuk beristirahat, makan, dan merekap data untuk dibuat laporan sementara yang kemudian harus di konsultasikan dengan asisten praktikum dan dosen pembimbing di lapangan. Pukul 19.00 WIB kami pun makan malam bersama dan setelah itu seluruh kelompok kembali lagi ke tempatnya masing-masing untuk melanjutkan mengerjakan laporan sementara. Setelah laporan sementara selesai selanjutnya dikonsultasikan dengan asisten praktikum dan dosen pembimbing untuk dikoreksi kekurangan dan kesalahan-kesalahannya. Setelah semua kelompok berkonsultasi akhirnya semuanya dipersilahkan untuk beristirahat.

Keesokan harinya yaitu hari minggu, 23 September 2012 sekitar pukul 08.00 WIB semua kelompok kembali lagi ke lapangan untuk mengambil data-data yang kurang ataupun yang salah yang telah di koreksi oleh dosen pada kemarin malam. Sebelum kembali ke lapangan semuanya melakukan sarapan pagi bersama terlebih dahulu. Setelah itu barulah masing-masing kelompok melakukan pengambilan data kembali ke jalurnya masing-masing. Pengambilan data tersebut dilakukan kurang lebih hingga pukul 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan memperbaharui laporan sementara dengan data-data baru yang telah di ambil. Setelah laporan sementara semua kelompok selesai diperbaharui, kemudian dikonsultasikan kembali ke pembimbing untuk kembali dikoreksi. Setelah itu pada pukul 13.00 WIB semuanya berkumpul untuk makan siang bersama. Kemudian seluruh mahasiswa dipersilahkan untuk bersiap-siap untuk pulang setelah melakukan makan siang. Sekitar pukul 13.30 WIB akhirnya kami semua pun pulang kembali ke kampus IPB Dramaga.(Hamdani Rachman/E34100134).

 

 

Training : Revitalisasi Konservasi TOGA

Bogor, 11 Juli 2009.

Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan (BKKT) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, selama dua hari yaitu pada tanggal 11 dan Juli 2009 telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Revitalisasi TOGA (Tumbuhan Obat Keluarga) bagi masyarakat desa di sekitar Kampus IPB Darmaga, yaitu dari Desa Cikarawang, Desa Cibanteng dan Desa Benteng. Pelatihan ini bagian dari kegiatan penelitian yang diperoleh tim peneliti BKKT melalui Penelitian Unggulan IPB (PUI) yang dibiayai DIPA IPB No.13/13.24.4/SPK/BG-PSN/2009.

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini bagi masyarakat : (1) Terbangunnya percontohan masyarakat keluarga sehat mandiri melalui TOGA; (2) Memperoleh paket pengetahuan dan teknologi konservasi TOGA; dan (3) Mendorong terwujudnya konservasi TOGA sebagai pendukung bahan baku pembuatan produk-produk herbal/tradisional dalam skala keluarga.  Sedangkan manfaat bagi IPB adalah diperolehnya pengetahuan atau pengalaman baru tentang pengembangan TOGA yang sesuai dengan karakteristik kondisi masyarakat desa lingkar kampus.

Pelatihan hari pertama (11 Juli 2009) dilaksanakan di Ruang Sidang Rafflesia yang secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr Ir. Hendrayanto, MAgr. Tamu undangan yang hadir antara lain Kepala Puskesmas Ciampea, dan Kepala Desa Cikarawang.  Pada pelatihan pertama ini, menghadirkan 5 orang instruktur yang memberikan materi pelatihan, yaitu : Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS (Revitalisasi Konservasi TOGA), Dr.Ir. Agus Hikmat, MSc.F. (Pengenalan dan Ramuan Tumbuhan Obat), Ir. Siswoyo, MSi. (Budidaya Tumbuhan Obat), Ir. Rita Kartikasari, MSi. (Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Sederhana Simplisia), dan Ir. Edhi Sandra, MSi. (Pengemasan dan Komersialisasi Tumbuhan Obat untuk Kebutuhan Keluarga).

Pelatihan hari kedua (18 Juli 2009), dilaksanakan di Taman Sringanis, Kampung Cimanengah, Cipaku, Bogor.  Pada kesempatan ini peserta dikenalkan dengan berbagai jenis tumbuhan obat koleksi Taman Sringanis.  Instruktur pada pelatihan ini adalah Ibu Endah Lasmadiwati, pendiri dan pemilik Taman Sringanis.

Dari kedua pelatihan ini, tampak bahwa masyarakat desa sekitar kampus IPB Darmaga sangat antusias untuk mengembangkan TOGA di lingkungannya untuk pemeliharaan kesehatan mandiri.