Arsip Kategori: CommunityEngagement

Aktivitas terkait pengabdian maupun pemberdayaan kepada komunitas baik didalam maupun luar kampus IPB

PKKM : Smart and Precision of Forest Ecotourism dan Hack the Biodiversity: Elevating Indonesia Ecotourism through Technology

Praktik dilaksanakan pada lokasi yang memiliki aspek sesuai materi yang direncanakan. Taman Nasional merupakan lokasi yang tepat dengan pertimbangan memiliki aspek yang lengkap meliputi perencanaaan dan pengelolaan kawasan konservasi, konservasi tumbuhan, pengelolaan satwaliar, pengelolaan jasa lingkungan, rekreasi alam dan ekowisata. Praktik dilaksanakan dengan prinsip kolaboratif dan komprehensif, bahwa praktik dilakukan secara bersama dengan mempertimbangkan berbagai keperluan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen Taman Nasional, sehingga memberikan kontribusi dalam updating maupun penambahan data dan informasi secara komprehensif yaitu secara lengkap meliputi aspek perencanaan dan pengelolaan pada berbagai aspek.

Metoda praktik yang digunakan dalam PLKA diarahkan pada metoda yang tepat, mudah dan efisien serta mampu mendapatkan informasi dan data peubah/variabel maupun parameter yang diperlukan dari materi PLKA di lapang. Praktik ini akan mengadopsi dan mengadaptasikan pendekatan smart and precision (cerdas dan tepat) yaitu dengan menerapkan advanced technology dalam pengumpulan, pengolahan, dan analisis data untuk memberikan solusi atau hasil yang lebih baik, serta ketepatan dalam pengambilan data dan informasi serta solusi permasalahan berdasarkan kaidah ilmiah. Setiap kelompok mahasiswa peserta PLKA diwajibkan untuk mengikuti kompetisi pembangunan basis data dan informasi yang di dapat selama praktik di lapangan, kegiatan ini didukung oleh GIS aplication base bekerjasama dengan ESRI technology dengan tema “Hack the Biodiversity: Elevating Indonesia Ecotourism through Technology”.

Smart and Precision of Forest Ecotourism merupakan tema praktik lapang 2023 ini yang diikuti oleh mahasiswa semester 7 sebanyak 113 orang mahasiswa, yang dibagi beberapa kelompok dengan jumlah 5-6 orang mahasiswa per kelompok. Lokasi praktik terbagi menjadi 3 lokasi di Taman Nasional antara lain Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang diikuti oleh 36 orang terbagi menjadi 7 kelompok mahasiswa, 4 kelompok dilokasi Resort Selabintana serta 3 kelompok diresort Bodogol. Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) 42 orang mahasiswa terbagi menjadi 7 kelompok mahasiswa, 3 kelompok di resort Cikaniki serta 4 kelompok di resort Loji. Jumlah mahasiswa yang ditempakn di lokasi Taman Nasional Ujung Kulon sejumlah 35 orang mahasiswa terbagi menjadi 7 kelompok, 2 kelompok di resort Cibunar SPTN2, 3 kelompok di resort Tamanjaya SPTN2, serta 2 kelompok di resort Karang Ranjang SPTN2.

Ketua Departemen KSHE Dr. Nyoto Santoso memberikan pengarahan sebelum pemberangkatan praktik lapang kepada mahasiswa semester 7 (E57-2020) peserta Praktik Lapang Konservasi Alam (PLKA) Tahun 2023 di halaman Arboretum Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB pada 30 Agustus 2023.

Waktu pemberangkatan mahasiswa ke 2 lokasi praktik, Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak telah dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2023. Sedangkan waktu pemberangkatan ke lokasi Taman Nasional Ujung Kulon telah dilaksanakan pada 31 Agustus 2023.(@W)

Sumber : Panduan PelaksanaanPLKA 2023


DSCN0836-Copy

Image 1 of 22

Turut Menanam dan Merawat Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus IPB University

Bogor. Rabu 16 November 2022 Kembali melakukan kegiatan Penanaman Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus (THK) sekitar Laboratrium Konservasi Eksitu Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Kampus IPB Dramaga Bogor.

Kegiatan kali ini diselenggarakan bersama dengan dukungan program CSR PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas/Perusahaan) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung, sebagai kontribusi dan turut berpartisipasi dalam melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup, tidak hanya menanam pohon namun juga ikut memeliharanya untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan komunitas masyarakat sekitar.

Lebih kurang 400 bibit pohon antara lain pohon rambutan, nangka, alpukat, matoa, dan durian
dengan melibatkan volunteer gabungan dari PT. Mandiri Sekuritas, BPDAS Citarum-Ciliwung, dan Civitas Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University.

Kegiatan penanaman pohon asuh tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan dari IPB University diantaranya Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan yaitu Dr. Naresworo Nugroho, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yaitu Dr. Nyoto Santoso. Selain itu hadir Oki Ramadhana selaku Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas dan Pina Ekalipta selaku Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung.

Sejalan dengan program pembangunan dan pengembangan Taman Hutan Kampus yang telah diresmikan oleh Rektor IPB pada tahun 2020 lalu bahwa program utama ini adalah sebagai upaya konservasi dan biodiveritas dalam meningkatkan kualitas lingkungan, memberikan manfaat bagi masyarakat dan pada saat bersamaan menanggulangi perubahan iklim.

Sebagai Tanggung Jawab Sosial melalui perwakilan memberikan sambutannya masing-masing untuk selalu berupaya secara nyata serta bersama-sama senantiasa terus membangun, melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup kita agar senantiasa terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup agar dapat dimanfaatkan secara bersama-sama.(@W)


Gelaran Kegiatan Webinar Internasional bertajuk “Krisis Keanekaragaman Hayati dan Inovasi 4.0 di Era Pandemik”

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan tantangan pada berbagai aspek kehidupan, tidak hanya menyangkut aspek sosial, politik, dan ekonomi, namun juga lingkungan dan keanekaragaman hayati dunia. Dalam dua tahun terakhir setelah kasus pertama COVID-19, pengembangan dan upaya konservasi keanekaragaman hayati telah mengalami perlambatan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan strategi dengan mengintegrasikan inovasi 4.0 dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di era pandemi untuk kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya. Hal ini diungkapkan pada gelaran Seminar Internasional dengan tema Biodiversity Crisis and Innovation 4.0 in Pandemic Era, yang telah dilangsungkan pada 28 September 2021lau. (28/9) oleh Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University.

Seminar ini menghadirkan pakar yang kompeten di bidang konservasi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup dari China dan Indonesia. Mereka adalah Prof Amael Borzee dari Nanjing Forestry University (China), Dwi N Adhiasto, MA dari Program Masyarakat Konservasi Satwa Liar (Indonesia), Dr Arzyana Sunkar dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fahutan IPB University dan Valentina Shita Prativi dari Ekspedisi Magnificus (Indonesia).

Dalam sambutannya, Ketua Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Dr Nyoto Santoso menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya acara ini. Menurutnya, tema acara ini relevan dengan apa yang telah dilakukan IPB University, yaitu sebagai bentuk komunikasi dan upaya sosialisasi kepada masyarakat luas tentang krisis keanekaragaman hayati saat ini serta mengetahui bagaimana inovasi 4.0 digunakan untuk mengatasi krisis di masa pandemi,”. Harapannya pertemuan awal ini akan membuka ruang komunikasi bagi banyak pihak, terutama yang aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati di berbagai belahan dunia.

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho dalam kesempatannya menyampaikan bahwa hanya sedikit laporan ilmiah yang menunjukkan dampak pandemi pada masalah konservasi. Bandingkan dengan informasi tentang konsekuensi sosial, ekonomi, politik dan terkait kesehatan. Beliau menambahkan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan Brown 2020, Bancroft 2020, Ma’ia’I 2020, telah terjadi peningkatan perusakan hutan hujan Amazon hingga 55 persen. Hal ini terjadi dalam empat bulan pertama tahun 2020. Terumbu karang yang berusia berabad-abad di Karibia rusak permanen sebagai akibat dari kurangnya pengobatan terhadap penyakit jamur dan spesies invasif.

“Dari riset tersebut, dunia menghadapi peristiwa kepunahan massal keenam. Ada satu juta spesies tumbuhan dan hewan yang sekarang terancam punah karena perubahan penggunaan lahan dan laut, eksploitasi berlebihan, perubahan iklim, polusi, dan spesies asing invasif,”. Menurutnya, keanekaragaman hayati juga menopang kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran manusia saat ini dan di masa depan. “Oleh karena itu, dengan diadakannya webinar ini diharapkan dapat lebih memperluas pemahaman dan kesadaran kita tentang keanekaragaman hayati, dengan inovasi 4.0 yang aplikatif dan inisiatif teknologi menjadi salah satu aspek yang berkembang sangat cepat untuk dapat beradaptasi dengan kondisi yang berubah, serta mengintegrasikan inovasi 4.0 dengan pengelolaan dan penanggulangan masalah yang terjadi pada keanekaragaman hayati kita,ujarnya.

Kutipan : IPB Today – https://ipb.ac.id/news/index/2021/09/fakultas-kehutanan-dan-lingkungan-ipb-university-gelar-seminar-internasional-bahas-krisis-biodiversitas-di-era-pandemi/94c2a6a9e5e458f8ab5e9f8f0d8167b6

Coming Virtual Event: International Webinar
“Biodiversity Crisis and Innovation 4.0 in Pandemic Era”

Biodiversity underpins current and future human health, well-being and economic prosperity. Yet, it is being destroyed at an unprecedented and accelerating rate, with 25% of all plant and animal species now threatened with extinction. Now, the world faces its sixth mass extinction event, with one million plant and animal species now threatened with extinction due to changes in land and sea-use, overexploitation, climate change, pollution and invasive alien species (Diaz et al. 2019).

The COVID-19 pandemic has brought profound social, political, economic, and environmental and biodiversity challenges to the world. The sudden rapid outbreak of the disease, short timeframe since the commencement of the lockdown, and inaccessibility to field sites to start new empirical studies and monitor ongoing studies have in the absence of scientific evidence of direct impacts of the lockdown on species and ecosystems of concern. As a result, much of the direct environmental impact of the lockdown is still anecdotal. In the last two years after the first case of COVID-19, biodiversity conservation development projects requiring a mandatory human presence, such as surveillance of protected areas, treatments of diseases of wild plants and animals, and eradication of invasive alien species, may take a backseat. Without protection and added anthropogenic pressures due to the mass migration and unemployment in the biodiversity-rich developing world, the species and habitats of concern may be in danger of hunting, poaching, mining, logging, and diseases.

On the other hand, the lockdown has seen an upsurge in virtual citizen science projects (Darby 2020). Such collaborations between the researchers and the general public in digitization, preliminary data gathering, and volunteering are likely to underscore the role of citizens in biodiversity conservation projects. As the coronavirus (Covid-19) pandemic spreads, innovation 4.0, such as technological applications and initiatives, are multiplying to control the situation. Therefore, we must integrate innovation 4.0 and biodiversity considerations into their COVID-19 response. Now, many countries have integrated biodiversity measures in their COVID-19 policy response. The essential links between human health and well-being, biodiversity, and climate change could inspire a new generation of innovators to provide green solutions to enable humans to live in a healthy balance with nature, leading to a long-term resilient future.
This international webinar will be held online in a focused discussion facilitated by the Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University. The parties will actively provide material and opinions both in writing and orally.

The international webinar will involve speakers from universities, research institutions, non-governmental organizations and practitioners with various fields related to the theme:

  1. Prof. Amaël Borzée from Nanjing Forestry University, China
  2. Dwi N Adhiasto, MA from Wildlife Conservation Society’s Indonesia program, Indonesia
  3. Dr. Arzyana Sunkar from Departement of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University, Indonesia
  4. Valentina Shita Prativi from Magnificus Expeditions, Indonesia

The international webinar will be held online using the Zoom platform on:
Day/date : Tuesday, 28 September 2021
Time : 10.00-12.30 WIB

The purpose of holding this activity is intended as a form of communication and an effort to spread to the wide community about the current biodiversity crisis and how innovation 4.0 is used to overcome this crisis, especially during the pandemic era. Let’s join us: ipb.university/biodiversity-crisis-webinar.


Syafitri Hidayati

Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga, Bikin IPB Makin Cantik dan Fahutan pun Semakin Asyik

Bogor, 06 April 2021. Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga yang berlokasi di blok Cikabayan, Kampus IPB Dramaga, Bogor ini diawali dengan sebuah gagasan ketika Fahutan menerima mandat dari Rektor IPB pada tahun 1995 untuk mengelola arboretum Taman Hutan Kampus. Kemudian gagasan dan mandat tersebut dilanjutkan pada tahun 2018 bersama Himpunan Alumni serta ditetapkan pengelolaan dan pengembangannya pada acara Hari Pulang Kampus (HAPKA) Fakultas Kehutanan IPB sekaligus mencanangkan pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga sejak September 2018.

Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutanlink) IPB University selaku inisiator pembangunan Taman Hutan Kampus yang memiliki luas sekitar 20 hektar. Pembangunan taman ini akan dibagi dalam beberapa blok untuk gate pintu masuk, tempat permainan dan konservasi flora dan fauna termasuk galeri konservasi. Taman Hutan Kampus tidak hanya memiliki koleksi flora fauna keanekaragaman hayati tapi juga sebagai sarana pendidikan dan ecotourism, juga sebagai biodiversity konservasi.

Dr. Nyoto pun menyampaikan, pembangunan ini dimulai tahap demi tahap, dengan mengajak beberapa pihak seperti mahasiswa, pendidik maupun pihak private dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan dari alumni untuk berpartisipasi. Selain itu yang juga dilakukan adalah perbaikan penanaman termasuk juga perbaikan konservasi satwanya. Harapannya kedepan akan lebih banyak lagi bantuan yang datang sehingga target pembangunan ini dapat terwujud dan bisa berjalan sesuai rencana yaitu dalam kurun 5 sampai 1o tahun. (@W)

Dikutip dari IPBNews Published Date : 02-Apr-2021

Sumber foto : Forest Digest


Mengajak Siswa/i SMA Berkuliah di Departemen KSHE IPB untuk Menyelamatkan Bumi

Pada sesi diskusi, para pembicara menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta Webinar mengenai jalur-jalur pendaftaran dan beasiswa di IPB, kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di IPB, dan mata-mata kuliah di DKSHE. Selanjutnya, webinar ini ditutup dengan penayangan video kesan dan pesan dari alumni DKSHE yang sudah berkiprah di bidangnya masing-masing antara lain Een Irawan Putra (Direktur Eksekutif Rekam Nusantara Foundation dan staf khusus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Brigita Laura (penggagas “Belantara Mandara” dan pemilik usaha di bidang sustainability fashion “Ramah Dijiwa”), Nararya Gunadarma (staf Perum Perhutani), dan Rahayu Oktaviani (project manager Javan Gibbon Research and Conservation Project di Taman Nasional Gunung Halimun Salak).(SHY/@W).

Penulis : Dr. Syafitri Hidayati



Foto Koleksi Tim Kreatif (Google Foto)