Wayang Konservasi “Amarto Binangun”

Selamat dan Sukses, atas terselenggaranya Pagelaran Wayang Kulit Konservasi dengan lakon ‘Amarto Binangun’ sebagai salah satu rangkaian acara memperingati ulang tahun DKSHE ke-30 yang digelar pada tanggal 14 November 2012, pukul 13.00 – 16.00 WIB bertempat di Auditorium Sylva Pertamina, Kampus IPB Darmaga dengan dalang seorang pakar di bidang konservasi, yaitu: Dr. Jarwadi Budi Hernowo, MSc (Ki J-BH) . Pagelaran wayang kulit ini merupakan salah satu inovasi pemikiran konservasi melalui budaya tradisional. (Wr)

Pentingnya Karakter dalam Membina Mahasiswa

Senin, 19 November 2012

Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sedang gencar melakukan pendidikan karakter untuk generasi muda. Pendidikan membangun karakter ini tidak hanya dilakukan di institusi Perguruan Tinggi namun mulai dari usia dini. Demikian dikatakan Ratna Megawangi ketika menjadi narasumber Pelatihan dengan tajuk “Pengembangan Karakter bagi Pembina Kemahasiswaan IPB, Menjadi Tenaga Pendidik yang Berkarakter untuk IPB yang Berkualitas” yang digelar Direktorat Kemahasiswaan IPB . Acara di gelar di IPB International Convention Center, (10/11).

Pembangunan karakter ini penting dilakukan mengingat  berdasarkan fakta, salah satu survey menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia gemar melakukan suap. Selain itu survey PERC (Political and Economic Risk Consultacy) juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang melakukan pelanggaran tertinggi di Asia.

Lebih lanjut Ratna Megawangi  menyampaikan untuk membangun karakter mahasiswa disarankan perlu memperbanyak aktivitas bernuansa  kepedulian sosial di kampus dengan cara  terjun langsung dalam menghadapi berbagai masalah sosial, kebijakan publik, korupsi dan kemiskinan.  Semangat pembinaan ini juga dimasukkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa.  Acara Pelatihan karakter bagi Pembina Kemahasiswaan IPB ini di buka oleh Direktur Kemahasiswaan IPB, Dr. Rimbawan. (dh)

PKSPL IPB Gelar Diskusi After Rio+20

Selasa, 6 November 2012

 
Upaya penurunan laju penggunaan sumberdaya alam (SDA) dan pembuangan limbah per kapita, harus dilakukan dengan cara menurunkan standar kehidupan orang-orang kaya, baik yang tinggal di negara-negara maju maupun negara berkembang. Pada saat yang sama, kita punya kewajiban moral untuk memperbaiki kualitas hidup penduduk miskin melalui penyediaan lapangan kerja yang terhormat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dan hidup sejahtera.

Demikian dipaparkan Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Prof Dr Tridoyo Kusumastanto sebagai salah satu upaya yang akan dilakukan terhadap hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20. Upaya lainnya adalah merumuskan bagaimana upaya meningkatkan daya dukung bumi agar mampu menyediakan bahan pangan, energi, air, SDM lain, dan ruang serta kualitas lingkungan hidup yang sehat, nyaman, dan berkecukupan secara lestari.

Prof. Tridoyo menyampaikan hal itu dalam sebuah Roundtable Discussion dengan tema “After Rio+20: Pembangunan Berkelanjutan di Persimpangan Jalan”, Selasa (30/10) di Ruang EDTC PKSPL Kampus IPB Baranangsiang Bogor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PKSPL LPPM IPB bekerjasama dengan Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku), dan International Society for Sustainability Professionals (ISSP) Indonesia Chapter.

“Dari pertemuan ini diharapkan dapat memberikan imbauan kepada seluruh sektor bagaimana sesungguhnya mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan menciptakan sebuah landasan yang kuat. Karena perubahan yang terjadi secara global tidak menunjukkan arah yang jelas. Dan harus diakui, bahwa setelah Rio 20, sepertinya silent. Tidak ada proses implementasi yang mengikat seluruh sektor untuk masuk ke dalam implementasi bagi pembangunan berkelanjutan yang membumi,” urai Prof Tridoyo.

Tampak hadir dalam kesempatan ini diantaranya Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, Basah Hernowo, Ketua Umum Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) Dr Ir Donny Yoesgiantoro, dan Ketua ISSP Chapter Indonesia Timotheus Lesmana. (nm)

Beasiswa Erasmus Mundus di IPB

Sosialisasi Beasiswa Erasmus Mundus di IPB
Kamis, 1 November 2012

Beasiswa Erasmus Mundus adalah bantuan hibah dari Uni Eropa yang bertujuan untuk mendorong dan membuka kesempatan kepada mahasiswa/i lulusan S1 yang memenuhi syarat dari negara-negara di luar Uni Eropa untuk mengikuti Program-program Magister Erasmus Mundus tertentu di Eropa dalam jangka waktu 1-2 tahun. “Tersedia pula dana untuk para akademisi guna melaksanakan tugas mengajar atau penelitian dan kegiatan ilmiah di lembaga-lembaga yang turut serta dalam Program-program Magister Erasmus Mundus untuk kurun waktu maksimum 3 bulan,” ungkap  Delegasi Erasmus Mundus, Dordia Rotinsulu dalam kegiatan Expert III Kick Off and Promotional Meeting, Selasa (30/10) di Kampus IPB Darmaga.

Beasiswa untuk mahasiswa/i diberikan selama jangka waktu program magister, dengan jangka waktu maksimum 2 tahun. Beasiswa adalah senilai 24.000 euro per mahasiswa untuk program pendidikan 1 tahun atau  48.000 euro per mahasiswa untuk jangka waktu 2 tahun. Tunjangan untuk para akademisi akan diberikan untuk periode 3 bulan, yaitu sebesar  14.800 euro per orang. Beasiswa meliputi biaya perjalanan, biaya kuliah, tunjangan bulanan, akomodasi. Beasiswa dibayarkan langsung kepada para penerima beasiswa melalui konsorsium.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Yonny Koesmaryono mengatakan Konsorsium Erasmus Mundus terbentuk tahun 2010 dan anggotanya  terdiri dari 19 negara. “Dalam kegiatan sosialisasi ini kami mengundang perguruan tinggi lain seperti UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Padjajaran, Universitas Parahyangan, Universitas Soedirman, dan sebagainya untuk memperluas kesempatan penerimaan beasiswa,” papar Prof.Yonny. Pendaftaran Erasmus Mundus dibuka 12 November 2012 hingga 31 Januari 2013. (ris)