Seminar Nasional Hasil Ekspedisi HIMAKOVA 2015
Sabtu, 21 November 2015. Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA), Departemen Konservasi sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB kembali mengadakan Seminar Nasional Hasil Ekspedisi Surili dan Rafflesia 2015. Dalam acara seminar tersebut juga ditampilkan kegiatan ekspo foto hasil kegiatan Rafflesia dan Surili serta ekpedisi Eksast yang dilaksanakan oleh tim KPG Hira Himakova.
“Concern to conserv” merupakan jargon yang menyuarakan aksi untuk melakukan konservasi biodiversitas di tanah air tersebut menjadi simbol semangat para peserta seminar Nasional Hasil Ekspedisi Himakova 2015 yang bertemakan “Membangun Kepercayaan Diri Bangsa melalui Eksplorasi Kekayaan Alam Negeri”.
Kegiatan seminar nasional himakova ini dimulai dengan tarian reog porogo yang ditampilkan oleh ikatan mahsiswa jawa timur (IMAJATIM) dan acara tersebut dibuka secara resmi oleh Pembina Himakova Dr Abdul Haris Mustari. Pada sesi pertama dilakukan pemaparan hasil ekspedisi Rafflesia oleh ketua eskpedisi Rafflesia Ahmad Fajar Pasaribu melalui tema yang diangkat dalam diskusi “Ekowisata : Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati dan Landskap Suaka Margasatwa Cikepuh melalui Wisata yang Bertanggung Jawab terhadap Kelestarian Alam”. Pada sesi pertama ini, selain pemaparan hasil ekspedisi dilakukan juga talkshow, diskusi, serta beberapa pemaparan dari pemateri yang dipimpin oleh moderator Dr Siti Badriyah Rushayati. Materi pada sesi pertama tentang bentang alam dan potensi serta analisis kajian wisata yang disampaikan oleh Guru Besar DKSHE IPB Prof E.K.S. Harini Muntasib, kemudian analisis biodiversitas, kajaian kelembagaan, dan status kawasan disampaikan oleh tim perwakilan dari BBKSDA Jawa Barat.
Sebelum memasuki diskusi dan seminar sesi kedua, ketua pelaksana kegiatan EKSPEDISI KAWASAN KARST (EKSAST) 2015 Dian Widi Hasta menyampaikan hasil ekspedisi yang bertemakan “Kajian Pengelolaan Kawasan Ekokarst, Situs Warisan Dunia, dan Klasifikasi Gua di Masungi Ecopark Rock Formation dan Puerto Princesa Underground River, Filipina”. Dian menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan kawasan karst yang dilakukan di luar negeri sebagai tolak ukur untuk melakukan pengelolaan kawasan karst yang berada di dalam negeri. selain itu, pada sesi ini juga disampaikan materi tentang IPB Biodiversity Informatics (IPBIOTICS) yang disampaikan oleh Prof Ervizal Amzu, namun dikarenakan kendala koneksi internet, visualisasi website IPBiotics tidak dapat ditampilkan pada kegiatan seminar tersebut. Sesi ini ditutup dengan poenampilan band Akar Rumput yang menampilkan lagu-lagu yang mengajak para peserta seminar untuk terus melakukan aksi konservasi seperti menanam pohon dan melestarikan lingkungan.
Sesi kedua seminar dan diskusi SEMNAS Himakova 2015 dimoderatori oleh Arya Arismaya, S Hut dengan tema seminar “Pesona Alam dan Sosial Budaya Masyarakat di Taman Nasional Gunung Tambora sebagai Modal bagi Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Untuk menghidupkan suasana diskusi, ketua pelaksana kegiatan ekspedisi Surili Dwiyan Amanda Putra yang juga selaku pemateri hasil pada seminar sesi ini menceritakan pengalaman saat melakukan kegiatan ekspedisi di Gunung Tambora. Sesuai dengan tema yang diangkat pada sesi ini, pembicara yang dihadirkan merupakan ahli ekonomi lingkungan Nuva, SP, M.Sc yang membahas dari kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Selain itu dari bidang kelembagaan dihadirkan pembicara dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kepala BKSDA NTB Dr Widada. Diskusi ini menekankan bahwa keberadaan keanekaragaman hayati dan masyarakat lokal di Indonesia merupakan modal utama yang harus diperkuat untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang akan kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean yang ditenggarai akan dimulai pada 31 Desember 2015 mendatang. Sesi ini ditutup dengan pemberian cinderamata kepada moderator, pemateri dan pembicara.
Kegiatan semnas HIMAKOVA 2015 ditutup dengan penampilan tarian khas dari daerah Bima, Nusa Tenggara Barat sebagai ciri khas dari kegiatan ekspedisi surili yang dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Tambora yang terletak di Daerah Bima dan Dompu (M. Adlan Ali).