Studio Manajemen Kawasan Konservasi
Konservasi adalah benteng terakhir konservasi sumber daya alam. Namun, manajemen masih belum optimal. Masalah otonomi daerah, tuntutan tentang manfaat konservasi dan sumber daya alam di dalamnya, dan efektivitas pengelolaan kawasan lindung (darat dan laut) telah mendorong tuntutan pergeseran paradigma dalam pengelolaan kawasan lindung adalah implikasi yang luas untuk semua aspek manajemen dan regulasi. Munculnya isu-isu manajemen kolaboratif dalam pengelolaan taman nasional dan isu-isu konservasi kabupaten adalah dua topik penting menujuu mengoptimalkan keberadaan kawasan konservasi tanpa melupakan aspek pelestarian. Topik meliputi perubahan paradigma dari kawasan konservasi, penyangga manajemen zona, dan pendekatan perencanaan dan pengelolaan konservasi partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk pengetahuan tradisional, yang lebih menjamin tercapainya pengelolaan kawasan lindung. Selain itu, pengelolaan kawasan konservasi juga memposisikan peran para pihak, khususnya pemerintah daerah (kabupaten / provinsi) dan orang-orang di sekitar area yang akuntabilitas manajemen akuntabel. Pilihan kelembagaan dalam pengelolaan kawasan lindung merupakan upaya menuju pengelolaan adaptif dari konteks lokal dan regional (kabupaten / provinsi).
Prof. Dr. Ir. H. Sambas Basuni, MS
Dr. Ir. H. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F
Ir. H. Jojo Ontarjo, MM (Pensiun 2011)
Dr. Ir. H. Harnios Arief, M.Sc.F
Dr. Ir. Tutut Sunarminto, M.Si
Dr. Ir. Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F
Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.
Laboratory: Bambang Rahman Istuwahyudi, A.Md