Kelompok Pemerhati
1. KPM (Kelompok Pemerhati Mamalia) “Tarsius”
Visi
Mewujudkan mahasiswa konservasi mamalia Indonesia
Misi
Menciptakan sumberdaya manusia konservasi yang memiliki kemampuan dalam hal-hal yang berkaitan dengan mamalia dan memahami aspek sosial yang ditimbulkan serta mewujudkan rasa kepedulian terhadap mamalia yang berwawasan ilmiah.
Lambang
Lambang KPM ”Tarsius” berbentuk gambar satwa primata dengan tulisan tarsius berwarna merah berpegangan pada batang pohon dan dasar warna kuning dikeliligi lingkaran warna biru dengan tulisan Kelompok Pemerhati Mamalia kemudian Himakova diantara dua buah bintang keseluruhan berwarna putih.
Arti :
Lambang ”Tarsius” menyatakan bahwa KPM bergerak dibidang mamalia.
Warna dasar kuning merupakan pencerahan terhadap mamalia, Lingkaran biru berarti konservasi terhadap mamalia ”Tarsius”.
Sepasang bintang melambangkan bahwa konservasi mamalia merupakan bidang atau keahlian yang dilakukan secara bersama, dinamis berkesinambungan, serta berkelanjutan.
2. KPB (Kelompok Pemerhati Burung) “Prenjak”
Visi
Menyatukan para mahasiswa pengamat burung dalam upaya konservasi lingkungan khususnya burung dan habitatnya melalui kegiatan pendidikan dan penelitian
Misi
1. Membentuk suatu wadah perkumpulan para pengamat burung.
2. Melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian tentang burung dan habitatnya
3. Menjalin hubungan dengan organisasi terkait baik regional, nasional maupun internasional
Lambang
Lambang KPB Perenjak terdiri atas tulisan KPB Perenjak, burung perenjak jawa (Prinia familiaris), lensa monokuler, serta tulisan HIMAKOVA.
Lambang KPB Perenjak mencerminkan :
1. Tulisan KPB Perenjak dan HIMAKOVA mencerminkan nama organisasi
2. Gambar burung perenjak mencerminkan bahwa organisasi ini merupakan organisasi yang kecil tetapi aktif dan suaranya keras dan didengar.
3. Gambar lensa monokuler mencerminkan bahwa kami merupakan kelompok pemerhati burung
3. KPH (Kelompok Pemerhati Herpetofauna) “Python”
Dalam kiprahnya selama ini, banyak kegiatan KPH yang telah dilakukan seperti observasi Kampus maupun luar Kampus. Hasil Observasi nantinya akan diinformasikan kepada masyarakat seperti seminar, pemberian pamflet, warta herpetofauna, webblog atau yang lainnya untuk memperkenalkan Herpetofauna kepada dunia luar dan menambah wawasan tentang dunia Herpetofauna.
Selain Observasi, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mskelestarikan Herpetofauna sehingga diperlukan banyak sumberdaya manusia secara kualitas dan kuantitas. Sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan pengrekrutan/penerimaan anggota baru. Semakin banyak anggota yang masuk maka semakin banyak ide cemerlang yang akan tercipta guna menyebarluaan makna konservasi secara umum dan konservasi Herpetofauna secara khusus. Dalam mengembangkan Konservasi Herpetofauna, perlu adanya pengenalan jenis Herpetofauna dengan baik agar Manajemen Pengelolaan dapat ditentukan dengan baik pula.
Kelompok Pemerhati Herpetofauna (KPH) ini awalnya bernama Kelompok Pemerhati Reptil (KPR) yang didirikan oleh angkatan 27, kemudian sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tentang satwa vertebrata dan penelitian mengenai kelompok satwa amfibi di Indonesia, maka pada tahun 1999 di angkatan 34 KPR berganti nama menjadi Kelompok Pemerhati Reptil dan Amfibi (KPRA) dengan nama yang tetap sama “Python”. Dengan mempertimbangkan bahwa reptil dan amfibi adalah satu kesatuan dalam ilmu pengetahuan yang terangkum dalam ilmu “Herpetology” maka mulai tahun 2004 di angkatan 38 nama KPRA berubah menjadi Kelompok Pemerhati Herpetofauna “Python”.
Visi
KPH sebagai sarana untuk mengkaji ilmu mengenai reptil dan amfibi serta dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan membantu mengkonservasi lingkungan melalui herpetology.
Misi
Þ Mempelajari secara biologi dan ekologi mengenai reptil dan amfibi
Þ Melatih semua anggota agar dapat mengidentifikasi serta memahami reptil dan amfibi sebagai komponen pelestarian lingkungan.
Þ Menginformasikan hasil kegiatan, penelitian, dan sebagainya kepada anggota HIMAKOVA, Civitas IPB, dan Masyarakat Umum.
Lambang
Lambang atau logo KPH adalah Segitiga berwarna hijau yang di kiri bertuliskan KELOMPOK PEMERHATI, di kanan HERPETOFAUNA dan di bawahnya HIMAKOVA dan semua tulisan berwarna merah. Di dalam segitiga terdapat gambar ular python dan Orange-sided leaf frog, kemudian di atas gambar tersebut terdapat tulisan KPH “PYTHON’’
Arti lambang atau Logo
Þ Segitiga berwarna hijau melambangkan 3 konsep konservasi yaitu Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan serta melambangkan hutan sebagai salah satu habitat Herpetofauna.
Þ Tulisan KELOMPOK PEMERHATI HERPEROFAUNA berwarna merah melambangkan semua anggota harus berani.
Þ Tulisan KPH “Python” sebagai publikasi nama KP
Þ Ular sanca hijau (python) merupakan salah satu contoh jenis reptil Indonesia yang dilindungi keberadaannya.
Þ Orange-sided leaf frog (Phyllomedusa hypochondrialis) yang berasal dari luar negeri menggambarkan bahwa kelompok ini juga memperhatikan jenis yang berada di luar Indonesia.
4. KPK (Kelompok Pemerhati Kupu-Kupu) “Sarpedon”
Visi
KPK Sarpedon sebagai trend setter dalam pengembangan IPTEKS dan SDM di bidang Konservasi Kupu-kupu
Misi
- Penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di bidang konservasi kupu-kupu
- Pengembangan penelitian berorientasi pada pengembangan IPTEKS dan pemecahan masalah konservasi kupu-kupu
- Fasilitasi implementasi IPTEKS konservasi kupu-kupu secara berkelanjutan
Kelompok Pemerhati Kupu kupu “SARPEDON” beranggotakan mahasiswa departemen konservasi sumberdaya hutan ekowisata (DKSHE) yang tergabung kedalam himpunan mahasiswa konservasi sumberdaya hutan ekowisata (HIMAKOVA).
5. KPF (Kelompok Pemerhati Flora) “Rafflesia”
- Mengikuti RAFLESIA (Eksplorasi Flora, Fauna, dan Ekowisata Indonesia);
- Mengikuti SURILI (Studi Konservasi Lingkungan);
- Inventarisasi flora kampus sebagai bahan pembuatan field guide flora kampus IPB;
- Pengelolaan kebun tumbuhan obat;
- Pelatihan-pelatihan dan seminar;
- Dan lain-lain.
Arti lambang:
- Tanda segi lima di tengah dan bintang-bintang kecil : manusia dapat mencapai kejayaannya dengan cara saling mendukung dan menghormati serta saling melindungi satu sama lain.
- Sketsa dasar (warna merah cerah) : bentuk dari Rafflesia arnoldi R,Br.
- Hijau bulat : Keadaan dunia yang selalu tertutup oleh vegetasi yang lestari, dan berarti sebagai kesejahteraan hidup umat manusia di muka bumi yang pro terhadap kelestarian lingkungan.
- Garis hitam dan putih ; Berpegang teguh pada kebenaran dan menegakkan hukum secara jelas ( “Hitam katakan hitam, putih katakan putih” ).
6. KPG (Kelompok Pemerhati Gua) “Hira”
Tanggal Berdiri: 12 September 1994
Sifat Organisasi: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Lambang:
Visi: Mewujudkan pengembangan profesi mahasiswa di bidang speleologi berbasiskan konservasi.
Misi:
- Melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan, serta penelitian di bidang speleologi
- Melakukan pendataan, pemetaan, serta inventarisasi sumberdaya dan potensi gua dan kawasan karst
- Mempublikasikan hasil kegiatan kepada anggota Himakova, civitas IPB, serta masyarakat umum
- Membina hubungan dan kerjasama yang positif baik secara internal maupun eksternal
- Mengembangkan usaha-usaha yang positif dengan didasari oleh niat dan tanggung jawab bagi kemajuan organisasi dan Himakova Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kegiatan:
- Pendidikan dan Pelatihan Dasar: kegiatan ini merupakan pengenalan serta pemberian materi dasar kepada calon anggota baru KPG
- Pemetaan Gua: Kegiatan ini bertujuan untuk memproyeksikan kondisi fisiologis serta komponen-komponen penyusun gua dalam bentuk peta gua
- Inventarisasi Flora dan Fauna Gua: Kegiatan ini bertujuan untuk pengambilan data inventarisasi flora dan fauna gua
- Pendataan Sosekbud masyarakat karst: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di sekitar kawasan karst serta identifikasi nilai guna kawasan bagi masyarakat.
7. KPE (Kelompok Pemerhati Ekowisata) “Tapak”
Susunan pengurus KPE 2010/2011
Ketua : Meyla Dona Paramita
Wakil :Ridwansyah S
Sekretaris :Muamar Z
Amanah anggota
- Pelatihan pemetaan
- Prinsip dasar
- Pulang kampung
- Pemandu wisata
- Wisata bahari
- Pemetaan kampus
- Paket wisata
- Wisata pendidikan.
8. Foka (Fotografi Konservasi)
Pada awalnya, FOKA dirintis oleh Fotografi Gua – KPG pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2001 dibentuklah kelompok Fotografi KSH. Hingga akhirnya nama itu diubah menjadi Fotografi Konservasi. Penggantian nama tersebut dikarenakan konservasi mempunyai arti yang lebih luas yang tidak hanya berada dalam lingkup konservasi sumberdaya hutan saja, tetapi juga mencakup konservasi alam ini.
Kegiatan FOKA meliputi diklat, expo, lomba foto, editing, hunting foto, dan mengikuti kegiatan Himakova lainnya, serta melaksanakan program kerja yang telah disepakati tiap tahunnya. Pengambilan gambar untuk fotografi konservasi ini mencakup berbagai hal di bidang konservasi dan lingkungan. Foto-foto yang didapat biasanya berhubungan dengan hutan, konservasi, lingkungan, pemandangan alam, satwa, etnobiologi masyarakat penduduk asli suatu desa/suku dan dokumentasi kegiatan lapang HImakova. Dalam FOKA tidak hanya sekedar potret-memotret/ syuting-menyuting, tetapi juga setiap hasilnya dievaluasi dan disampaikan pada himakova sebagai laporan. Untuk program kerjanya sendiri seperti expo, pameran foto, dan kegiatan lainnya, hasil foto yang didapat langsung disampaikan pada masyarakat sebagai media informasi pendidikan konservasi agar masyarakat pun dapat menjaga lingkungannya lebih baik. Untuk video itu sendiri dapat juga dibuat suatu film dokumentasi tentang keadaan bumi saat ini untuk dipamerkan pada khalayak ramai. Sehingga foto/video itu sendiri tidak hanya sekedar “pajangan” sebagai dokumentasi saja, tetapi juga sebagai suatu sarana pelestarian lingkungan secara tak langsung.