Ekspedisi Taman Nasional Manusela
Maluku, 22 Juli – 14 Agustus 2013. Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) Fakultas Kehutanan IPB melakukan ekspedisi SURILI (Studi Konservasi Lingkungan) di Taman Nasional Manusela, Provinsi Maluku.
Ekspedisi SURILI tahun ini bertemakan “Memahami perubahan iklim dalam konteks keanekaragaman hayati dan pengetahuan masyarakat lokal di Taman Nasional Manusela Provinsi Maluku” dengan kajian dasar keanekaragaman hayati dan kearifan lokal tradisional masyarakat di sekitar kawasan taman nasional dalam melakukan pemanfaatan keanekaragama hayati di dalamnya serta melihat pengaruh perubahan iklim dari konteks kajian tersebut
Kegiatan ekspedisi ini dilaksanakan selama 26 hari dilapangan. Para peserta ekspedisi dibagi kedalam 9 kelompok kajian yang meliputi, mamalia, burung, herpetofauna (amfibi dan reptil), kupu-kupu, flora, goa, ekowisata, fotografi, dan kajian sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan taman nasional manusela. Ke 80 peserta SURILI dibagi ke dalam dua wilayah kajian utam yaitu di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 Wahai dan SPTN 2 Tehoru. Peserta yang melakukan kajian di wilayah SPTN 1 melakukan kegiatan ekspedisi di wilayah sawai-masihulan, saleman, solea, ili, sasarata, pasahari, dan apilima. Sedangkan peserta yang melakukan kajian di SPTN 2 Tehoru melakukan kegiatan ekspedisi di waelomatan, hatuputih, piliana dan mangga dua.
Ekspedisi ini merupakan ekspedisi ke-2 yang dilaksanakan di kawasan konservasi di kawasan Wallacea yang sebelumnya pada tahun 2009 dilaksanakan di Taman Nasional Manupeu Tana Daru, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan Wallacea merupakan kawasan bioekologi khusus yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat khas dan endemik karena merupakan wilayah perbatasan antara bioekologi oriental dan australia sehingga memiliki keanekaragaman spesies flora dan fauna yang merupkan gabungan dari kedua kawasan tersebut. Bioekologi Wallacea ini meliputi daerah nusa tenggara, sulawesi dan maluku.
Ekspedisi surili tahun ini lebih spesial dari ekspedisi yang sudah ada sebelumnya, karena ekspedisi ini merupakan ekspedisi besar dengan jumlah peserta 80 orang dalam satu perjalanan ekspedisi. Selain itu, ekspedisi tahun ini menjadi sangat spesial karena ke 80 peserta ekspedisi melakukan lebaran di lapangan, yang semestinya pada hari raya besar tersebut orang-orang lebih memilih untuk merayakannya bersama keluarga. “SURILIi tahun ini sangat spesial karena begitu banyak hal yang dikorbankan, tidak hanya materi, tapi juga mental para peserta yang siap untuk menguras tenaga di lapangan serta merelakan diri untuk berlebaran di lapangan serta jauh dari keluarga” kata Muhammad Fadhil (20) salah seorang peserta ekspedisi.
Selama melakukan ekspedisi, kondisi cuaca di Pulau Seram yang merupakan tempat dilaksanakan ekspedisi tidak bersahabat karena hampir setiap hari diguyur hujan. Akan tetapi dengan kondisi cuaca yang buruk para peserta ekspedisi tetap melakukan inventarisai keanekaragaman hayati.
Dari hasil sementara ekspedisi studi konservasi lingkungan ini diperoleh 12 goa di kawasan Taman Nasional Manusela yang di inventarisasi oleh peserta eksedisi, 10 spesies mamalia diantaranya 3 spesies kus kus yaitu kus-kus putih, kuskus totol, dan kus-kus abu-abu, 59 spesies burung dan 15 diantaranya merupakan spesies burung endemik dari total 19 spesies burung endemik yang berada di kawasan Taman Nasional Manusela, 58 spesies kupu-kupu diantaranya kupu-kupu raksasa (Ornitoptera spp.) yang banyak diperjualbelikan oleh masyarakat, 26 spesies herpetofauna, berbagai potensi wisata yang menjadi bahan untuk melakukan pengembangan wisata alam di kawasan Taman Nasional, serta beranekaragam spesies flora diantaranya 5 spesies kantung semar (Nepenthes spp.), meranti seram (Shorea selanica Blume.), buah merah (Pandanus conoideus), anggrek macodes, dan 3 spesies pohon yang merupakan pohon penghasil gaharu yang dimanfaatkan oleh masyrakat sekitar kawasan taman nasional (Adlan Ali).