8th Fahutan Talk Series : Pandangan Kritis Kampus terhadap Spesies Dilindungi
Kesimpulan diskusi kali ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc., beliau menyebutkan bahwa ada 5 (Lima) point penting yang harus menjadi konsen bersama terkait kegiatan Fahutan Talk ke-8, yaitu : 1) Satwa dan tumbuhan merupakan aset sumberdaya hayati yang perlu dimanfaatkan secara lestari, dalam arti bahwa sumberdaya ini tidak hanya dilindungi dan diawetkan saja; 2) Fakta yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa banyaknya spesies satwa dan tumbuhan yang populasinya menurun, perdagangan dan perburuan liar terhadap satwa semakin marak, jumlah spesies dilindungi semakin bertambah termasuk spesies burung yang dimiliki Indonesia bertambah yang terancam punah pun bertambah, khusus untuk spesies burung banyak yang diimpor ke Indonesia dan banyak terjadi kematian saat pengiriman (kebanyakan illegal), lebih lanjut untuk spesies burung di Indonesia jumlah jenisnya semakin banyak seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk kegiatan survei yang semakin masif namun jenis yang terancam punah juga bertambah, banyak spesies yang kurang mendapat perhatian padahal jumlahnya dialam sudah semakin menurun sehingga perlu dilakukan penangkaran secara ex-situ sebagai contoh jenis ekek geling, cucak hijau, musang akar dan babi kutil; 3) Opsi pertama yang dapat ditawarkan adalah pendekatan populasi, yang berbeda-beda setiap lokasi/site. Dengan demikian jumlah individu yang dapat dipanen (termasuk di Kawasan Konservasi) perlu ditentukan berdasarkan besaran karakteristik populasi tersebut (misal laju pertumbuhan populasi dan minimum viable population). Panen optimum dapat dilakukan pasa setengah daya dukung. Prinsip yang diadopsi adalah lestari di alam dan memberi kemanfaatan; 4) Opsi kedua yang dapat ditawarkan adalah pendekatan habitat, sehingga beberapa spesies yang berada pada habitat yang sama dapat pula terlindungi. Perlindungan sebetulnya bukan satu-satunya cara untuk melestarikan suatu spesies karena masyarakat lokal pun dapat turut serta melestarian spesies. Spesies yang dilindungi oleh masyarakat dengan dimanfaatkannya secara non eksploitatif misalnya melalui kegiatan bird watching atau wisata minat khusus lainnya; dan 5) Terhadap populasi yang sudah sangat langka, kegiatan penangkaran perlu ditingkatkan sebagai back-up stok populasi, namun demikian masih perlu penyesuaian terhadap kebijakan peredaran agar masyarakat umum turut bersemangat untuk melakukan Konservasi melalui pendekatan ex-situ.