Arsip Tag: SDGs-17

Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan merevitalisasi Kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

Siapkan Lulusan Powerful Agile Learner: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata undang berbagai pihak mengkritisi kurikulumnya

Bogor, 26 Februari 2020. Dalam rangka mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan revolusi industri 4.0, Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan perombakan terhadap visi, sasaran dan strategi pendidikan serta mendukung salah satu strategi kebijakan pendidikan milenial IPB 4.0 yaitu salah satunya reorientasi kurikulum yang lebih dikenal dengan K2020. K2020 menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap program studi pada semua strata pendidikan di IPB University. Hal ini juga dalam rangka mendukung program pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu mewujudkan Kampus Merdeka.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan IPB pada saat ini mengasuh 5 (lima) program studi antara lain : 1) Program pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata) dengan Akreditasi A, 2) Program Pascasarjana Magister Sains (S2) dan Doktoral (S3) Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika (KVT) Akreditasi B, 3)  Program Pascasarjana Magister Sains (S2) dan Doktoral (S3) Program Studi Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan (MEJ) Akreditasi B. Sejalan dengan reorientasi K2020 yang telah dicanangkan oleh IPB, Departemen KSHE telah mempersiapkan draft kurikulum baru, yang sebelumnya telah dirancang melalui serangkaian diskusi internal.

Sebagai rangkaian lanjutan telah dilakukan Workshop bertajuk ”Focus Group Discussion Kurikulum 2020 Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB” pada Rabu, 26 Februari 2020 bertempat di IPB Scince Techno Park, Kota Bogor. Acara tersebut dibuka oleh Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F. Dekan Fakultas Kehutanan IPB, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa diskusi hari ini akan memberikan hasil positif terhadap lulusan dengan menyiapkan kompetensi lulusan yang dibutuhkan di masa mendatang. Lulusan harus dibekali dengan kemampuan berfikir logis, kemampuan leadership, cepat dalam mengambil keputusan, memiliki pengetahuan perbankan, kebijakan dan politik internasional, aspiratif, adaptif dan kolaboratif serta antisipatif terhadap isu yang berkembang di masyarakat terutaman tantangan kedepan menghadapi revolusi industri 4.0.  Sambutan dan arahan disampaikan pula oleh Ir. Wiratno, M.Sc Direktur Jenderal KSDAE, Kementrian LHK sebagai stakeholder yang berkaitan erat dengan lulusan Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB. Dalam sambutannya disampaikan bahwa kompetensi dan keterampilan lulusan menjadi penting mengingat konservasi adalah tugas berat dan sangat dibutuhkan untuk mengelola kawasan konservasi di Indonesia.    Dalam kesempatan tersebut Ketua Departemen KSHE yaitu Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS, menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah dalam rangka mengakomodir masukan, saran dan kritik dari para pemangku-kepentingan (stakeholders)  diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, LSM yang berkiprah dalam bidang konservasi/lingkungan, pihak swasta, organisasi profesi, alumni, serta akademisi  untuk membantu berkontribusi dalam Penyempurnaan kurikulum 2020 program sarjana KSHE dan pascasarjana prodi KVT dan MEJ Departemen KSHE. Beliau menyampaikan juga bahwa sesuai kompetensinya Departemen KSHE dapat menguasai dan mampu mengaplikasikan teori ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan sosial-budaya (techno sociopreneurship) secara bertanggungjawab dalam bidang konservasi  keanekaragaman hayati, ekowisata dan jasa lingkungan hutan.

Perumusan oleh tim perumus kurikulum melahirkan point-point  penting FGD K-2020 antara lain:

  1. Perlunya sinergi dengan isu-isu konservasi di level internasional
  2. Komposisi K-2020 perlu mengarah pada problem solving oriented, sustainable science, dan trans-discipline science; peningkatan kualitas lulusan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, aspek sosial, manajemen, dan lessons learned
  3. relevansi dengan program Kampus Merdeka, sehingga staf pengajar diharapkan untuk selalu belajar dan berlatih untuk mempersiapkan kompetensi bagi  kaum millennial
  4. Re-branding nama Departemen dan Program Studi (Prodi)
  5. komposisi mata kuliah lebih kepada  practicing, bukan hanya lower-order knowledge, namun telah menuju ke higher order learning.  
  6. Memperluas pasar lulusan KSHE dengan penguasaan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan diantaranya ilmu-ilmu komunikasi dan sosial.
  7. Draft yang telah disiapkan sebagai dasar untuk merevisi K2020 perlu dilengkapi dengan rumusan tentang profil lulusan KSHE yang dikehendaki, matriks capaian pembelajaran, Learning Outcome (LO) untuk pengambilan keputusan, serta supervisi kegiatan yang berada di bawah tanggungjawabnya.

Setelah pembacaan rumusan, selanjutnya acara ditutup dan diakhiri foto bersama. (Syafitri_H+@W)


Rapat Persiapan Workshop Kurikulum 2020 (K-2020) Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE

Bogor, 06 Februari 2020. Telah dilaksanakan rapat koordinasi persiapan rencana kegiatan Workshop Focus Group Discussion (FGD) tentang Kurikulum 2020 (K-2020) Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE bertempat di ruang sidang Komodo pada hari Selasa, 04 Februari 2020 di ruang sidang Komodo Deparemen KSHE.

Tujuan kegiatan rapat koordinasi adalah mempersiapkan untuk menyusun agenda dan materi yang diperlukan dalam menentukan waktu, tempat, jumlah undangan pada kegiatan pelaksanaan workshop yang rencananya akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Februari 2020 bertempat di IPB Techno Science Park, Taman Kencana Ruang Mahoni Kota Bogor. Mengingat pentingnya rencana kegiatan workshop tersebut adalah dalam rangka mendapatkan masukan, kritik dan saran dari stakeholder serta mengakomodir sebagai sebuah unsur masukan yang penting dalam memformulasi pengembangan draft kurikulum K-2020 program sarjana dan pascasarjana Departemen KSHE.(@W)

Serah Terima Spesimen Opset Satwa Liar

Bogor, 29 Oktober 2019. Kegiatan serah terima penitipan spesimen satwaliar merupakan kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Unit Pengelola Teknis (UPT) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta dengan Fakultas Kehutanan IPB University berupa penyerahan sejumlah 31 spesimen (Opset) satwa liar dilindungi / langka (punah).

Sesuai dengan surat yang telah disetujui oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem nomor: S.396./KSDAE/KKH/KSA.2/10/2018 tanggal 1 Oktober 2019 tentang Pemanfaatan TSL, penyerahan spesimen secara simbolis dilaksanakan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, KLHK, drh. Indra Exploitasia mewakili Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) kepada Dekan Fakultas Kehutanan IPB yaitu Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.  Kegiatan ini bertepatan dengan acara Pemanenan Sarjana dan Pascasarjana Tahap II Tahun Akademik 2019/2020 yang dilaksanakan oleh Fakultas Kehutanan dan Himpunan Alumni Fahutan IPB (HA-E) di Gedung Auditorium Sylva Pertamina Fakultas Kehutanan IPB University pada hari Selasa tanggal 29 Oktober 2019.  Peserta yang hadir pada kegiatan ini di antaranya Perwakilan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE KLHK, Kepala BKSDA Jakarta, Ketua dan Sekretaris Departemen di lingkungan Fakultas Kehutanan IPB, Kepala Divisi di lingkungan Fakultas Kehutanan IPB dan perwakilan mahasiswa.

Beberapa opsetan yang diserahterimakan antara lain: 2 (dua) Harimau Sumatera, 2 (dua) Beruang Madu, sepasang Gading Gajah, 1 (satu) Gading Mamoth, 8 (delapan) Cendrawasih Besar, 3 (tiga) Penyu Sisik, 2 (dua) Trenggiling, 1 (satu) Biawak Hitam, 1 (satu) Buaya Muara, dan 10 (sepuluh) buah Kima Kepala Kambing.(ADV).

Pada kesempatan tersebut Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Rinekso Soekmadi dalam sambutanya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena Fakultas Kehutanan IPB telah diberi kepercayaan berupa penitipan opsetan satwaliar ini. Sebagaimana yang disampaikan Dekan Fakultas Kehutanan IPB bahwa dahulu opsetan satwa seperti ini biasanya dimusnahkan, untuk itu jangan sampai kita kehilangan 2 kali, yaitu kehilangan satwa hidupnya dan kehilangan spesimennya. Untuk itu rencana kedepan, akan membuat galeri konservasi, sehingga spesimen seperti ini dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Drh. Indra Exploitasia, sebagai Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan (Ditjen Gakkum LHK) dalam sambutannya menyatakan bahwa penyerahan spesimen ini merupakan salah satu bentuk penerapan PP No. 8 Tahun 1999 pasal 3 yaitu pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar salah satunya untuk pengkajian, penelitian dan pengembangan.  Lebih lanjut, Drh. Indra Exploitasia berharap kerja sama yang terjalin antara KLHK dengan Fakultas Kehutanan IPB kedepannya tidak hanya sebatas pada penyerahan satwaliar saja tetapi juga pada penelitian-penelitian yang lebih aplikatif sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan.

Selain itu dalam kesempatan tersebut Ahmad Munawir selaku Kepala BKSDA DKI Jakarta menyampaikan bahwa spesimen opsetan ini merupakan hasil penyerahan masyarakat secara sukarela kepada BKSDA DKI Jakarta. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa memiliki opsetan satwa dilindungi tanpa izin adalah melanggar undang-undang. Pendekatan secara persuasive dilakukan terhadap para pemilik opsetan ini, selanjutnya diberikan penjelasan bahwa apabila masyarakat ada yang memiliki koleksi satwa liar berupa opsetan melanggar pasal 21 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Dalam pasal itu disebutkan bahwa dilarang menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati, termasuk larangan menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut.(JM, Nh & @W)

Kutipan sumber berita lainnya:

Serah terima spesimen satwa liar langka dan dilindungi dari Kementrian LHK kepada Dekan Fakultas Kehutanan IPB

Saresehan Konservasi Ekosistem Mangrove sebagai Sistem Penyangga Kehidupan

Bogor, 01 Maret 2018. Dalam Rangka memperingati “Hari Lahan Basah Sedunia” Departemen KSHE menyelenggarakan Saresehan dengan tema Konservasi Ekosistem Mangrove Sebagai  Sistem Penyangga Kehidupan. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari ini Kamis, 01 Maret 2018 bertempat di Ruang Sidang Sylva Fakultas Kehutanan IPB serta dibagi kedalam 2 sesi acara.

Dalam kesempatan tersebut hadir Rektor IPB Bapak Dr. Arif Satria, SP, M.Si  dan Dekan Fakultas Kehutanan IPB Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F. serta sekaligus membuka acara tersebut. Selain itu Ketua Departemen KSHE Fahutan IPB, Dr. Nyoto Santoso, MS menyampaikanpenjelasan terkait tujuan diselenggarakan sarasehan ini adalah untuk mengkaji perkembangan terkini kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia,  mengkaji berbagai permasalahan pengelolaan ekosistem mangrove, menggali pemikiran-pemikiran pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan, dan merumuskan langkah-langkah konservasi ekosistem mangrove sebagai sistem penyangga kehidupan di Indonesia sehingga harapan kedepan para pemerhati mangrove yang terdiri dari pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, lembaga swadaya masyarakat dan swasta dapat mengkonsolidasikan dalam pengelolaan mangrove agar tidak kehilangan arah.

Sarasehan ini menghadirkan pakar di bidang konservasi lingkungan dan mangrove, diantaranya Deputi Bidang Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Ir. Agung Kuswandono; Guru Besar Departemen KSHE Fahutan IPB, Prof. Dr. Hadi S. Alikodra; Deputi Bidang Pangan dan Pertanian, Komenko Perekonomian, Ir. Musdhalifah Machmud, MT; Guru Besar Departemen Silvikultur Fahutan IPB, Prof. Dr. Cecep Kusmana; Kasubdit Reboisasi Direktorat Konsevasi Tanah dan Air, Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungan dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Ir. Joko Pramono, M.Sc.(@W)