Arsip Tag: SDGs-17

Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan merevitalisasi Kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

PKKM : Smart and Precision of Forest Ecotourism dan Hack the Biodiversity: Elevating Indonesia Ecotourism through Technology

Sebagai salah satu rangkaian dari 3 kegiatan utama Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) antara lain Peningkatan Skill SDM, Praktik Lapang / Magang Colaboratif learning dan Kompetisi Kewirausahaan, serta sesuai dengan Kurikulum 2020 (K2020) IPB bahwa mahasiswa Semester VII tahun akademik 2023/2024 Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata diwajibkan mengikuti Praktik Pengelolaan Hidupanliar (KSH 1404) dan Praktik Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jasa Lingkungan, dan Ekowisata (KSH 1405). Waktu pelaksanaan efektif selama 60 hari, dimulai pada bulan Agustus 2023.

Praktik ini dirancang untuk mewadahi materi-materi yang seharusnya dipraktikumkan pada beberapa mata kuliah sebelum Semester VII, namun karena tidak ada SKS praktikum, maka materi-materi tersebut dijadikan satu dan diberikan dalam praktik-praktik ini. Beberapa mata kuliah yang tidak memiliki SKS praktikum yaitu Pengelolaan Satwaliar, Konservasi Tumbuhan Tropika, Jasa Lingkungan, Rekreasi Alam dan Ekowisata, Interpretasi Alam dan Lingkungan. Selain itu, praktik ini juga memawadahi materi yang perlu dikembangkan dari materi praktikum yang sudah ada, namun dirasa perlu dipraktikkan di lapangan tidak hanya di laboratorium maupun sekitar kampus.

Sesuai dengan ketentuan Permenristekdikti No. 44/2015 (Pasal 17 (1.c) dan Permendikbud 3/2020 dan LH – Learning Hour = Jam Pembelajaran, bahwa  setiap 1 SKS setara dengan 45 JP (1 JP = 60 menit), Bobot SKS PLKA yaitu 6 SKS antara lain mata kuliah Praktik Pengelolaan Hidupan Liar (KSH1404) bobot 3 SKS (135 JP) dan Praktik Pengelolaan Kawasan Konservasi, Ekowisata, dan Jasa Lingkungan (KSH1405) bobot 3 SKS (135 JP), sehingga total jam pembelajaran yang harus ditempuh sejumlah 270 JP yang pelaksanaanya secara berurutan. Dengan mempertimbangkan kelogisan urutan materi praktik dari kemungkinan tumpang tindih antar materi praktik, dan pertimbangan lain agar praktik berjalan efisien dan efektif, maka kedua praktik dilaksanakan secara terintegrasi sehinga disebut Praktik Lapang Konservasi Alam (PLKA).

Tujuan dilaksanakannya praktik PLKA diharapkan mahasiswa dapat memperluas kompetensinya melaui peningkatan pengetahuan dan wawasan lapangan serta kemampuan pemecahan masalah di bidang perencanaaan dan pengelolaan kawasan konservasi, konservasi tumbuhan, pengelolaan satwaliar, pengelolaan jasa lingkungan, rekreasi alam dan ekowisata.

PENGUATAN KERJA SAMA DAN DISKUSI IMPLEMENTASI PKKM KSHE “SMART & PRECISION OF FOREST ECOTOURISM” DALAM TATAKELOLA PENGEMBANGAN TAMAN NASIONAL

Bogor, 24 Juli 2023. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB University) melakukan pertemuan di Ruang Sidang Sylva, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB di Bogor dalam rangka meningkatkan jalinan kerja sama untuk Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Secara Berkelanjutan di lima Unit Pelaksana Teknis dibawah Ditjen KSDAE, yang merupakan bagian dari dukungan dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, dan Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si selaku Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University. Perjanian Kerja Sama tersebut merupakan tindaklanjut pelaksanaan dari Nota Kesepahaman (NK) antara Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor: PKS.4/SETJEN/ROCAN/ SET.1/4/2020 dan Nomor:19/IT3/HK.01/2020 tentang Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2020, berlaku selama 5 Tahun sampai dengan 11 Maret 2025.

Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak bersepakat untuk melaksanakan Kerja Sama Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan sebagai Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada UPT Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai KSDA Jambi, Balai Taman Nasional Way Kambas, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Berbagai kegiatan dalam ruang lingkup kerjasama yang dilaksanakan tersebut akan berlaku hingga Maret 2025 dan akan didetailkan dalam dokumen tindak lanjut penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, yaitu Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) oleh masing Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen KSDAE

Tujuan PKS ini adalah dalam rangka sinergi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan melalui upaya penguatan fungsi Kawasan konservasi dan peningkatan efektifitas program konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Ruang lingkup kegiatan kerja sama ini antara lain meliputi 1) Pengembangan program pendidikan dan pelatihan dalam bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem, peningkatan kapasitas dan keterampilan personal terkait konservasi sumber daya alam dan ekosistem, pertukaran data dan informasi; 2) Dukungan Bantuan teknis serta penelitian dan pengembangan berupa penelitian bersama tentang sumber daya alam dan ekosistem yang penting untuk konservasi; 3) Dukungan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan peningkatan ekonomi berbasis sumber daya dan potensi masyarakat; 4) Dukungan perlindungan kawasan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem; dan 5) Dukungan pengawetan flora dan fauna melalui penguatan tata kelola pelestarian tumbuhan dan satwa liar, pengembangan dan penerapan rencana pengelolaan.

Lebih lanjut, dalam pertemuan ini juga dibahas agenda penguatan kerjasama khusus antara Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dengan tiga Taman Nasional Lingkup Direktorat Jenderal KSDAE (Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Balai Taman Nasional Way Kambas) terkait rencana implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam kerangka Program Kompetisi Kampus Merdeka melalui pelaksanaan Praktek Bersama Hidupan Liar dan Praktek Bersama Manajeman Kawasan Konservasi, Ekowisata dan Jasa Lingkungan di ketiga Taman Nasional mitra

Diakhir pertemuan ini, Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, dan Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si menyampaikan komitmen bersama terkait berbagai program kerjasama saat ini dan di masa mendatang dalam rangka Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan demi mencapai Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Net Zero Emission 2060.(DAR/@W)

Foto bersama Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si dan Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, di depan Arboretum Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University dengan Direktur Jenderal KSDAE dalam rangka Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan.

Webinar Internasional : Technology 4.0 in Tourism “Road to Responsible Tourism and Green Environment”

Bogor, Juni 2023. Program Studi (Prodi) Pascasarjana Konservasi Biodiversitas Tropika (KVT) di bawah Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutanlink) IPB University telah mengadakan Webinar Internasional 4 Mei 2023 lalu dengan tema : ‘Technology 4.0 in Tourism: Road to Responsible Tourism and Green Environment’. Kegiatan ini diselenggarakan didorong oleh adanya Perkembangan bidang transportasi, fasilitas dan infrastruktur wisata telah meningkatkan emisi karbon yang menuntut perubahan paradigma pembangunan wisata ke arah yang lebih eco-friendly atau pariwisata hijau (green tourism).

Dr Arzyana Sunkar sebagai Sekretaris Prodi KVT, Departemen KSHE Fahutanlink IPB University menjelaskan bahwa webinar ini bertujuan mengeksplorasi konsep industri 4.0 di bidang wisata serta implementasinya di Indonesia. Penerapan Tourism 4.0/Smart Tourism penting sebagai suatu inisiatif menuju pariwisata dan konservasi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. Konsep ini sangat sejalan dengan garis besar Rencana Induk Penelitian IPB University Bidang Ekologi sebagai trendsetter penelitian bidang konservasi dan ekowisata, serta searah penelitian Agro-Maritim 4.0.

Dengan menghadirkan Prof Iis Tussyadiah, seorang profesor di bidang Intelligent Systems in Service serta Kepala School of Hospitality and Tourism Management, University of Surrey. Selain itu narasumber lainnya adalah Dr Frans Teguh merupakan Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Prof Iis menekankan pentingnya teknologi bagi manusia dan bahwa teknologi lebih dari sekedar alat. Meskipun demikian, ia juga menegaskan, “Tidak keseluruhan teknologi harus diimplementasikan, sehingga penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan etis merupakan kunci bagi tercapainya pariwisata yang bertanggung jawab dan etis,” jelasnya.

Sementara itu Dr Frans lebih menekankan kehadiran teknologi dengan konektivitas global. “Semakin digital, semakin personal, semakin profesional dan semakin global. Jadi digitalisasi membuat kita terhubung dengan aksi global bersama tetapi dengan prioritas lokal,” imbuhnya.

Webinar ini berhasil menarik perhatian publik baik nasional dan internasional, terbukti dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 240 dengan komposisi 64 peserta internasional dari negara Pakistan, Filipina, China, Kosovo, Malaysia, Timor Leste, India, Vietnam dan Turki.

Webinar internasional ini sekaligus sebagai pre-conference untuk kegiatan Internasional Conference on Responsible Tourism and Hospitality (ICRTH) 2023 yang akan diadakan di IPB International Convention Centre (IICC) dan Kampus IPB Dramaga oleh Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University melalui Prodi Pascasarjana KVT, pada tanggal 21-23 Agustus 2023 dengan tema “Reviving Tourism through Green Investment”. (*/SHM/Rz/@W).


Kutipan : Prodi Pascasarjana Konservasi Biodiversitas Tropika IPB University Angkat Isu Teknologi 4.0 pada Bidang Wisata dalam Forum Webinar Internasional | Institut Pertanian Bogor

Video event on Youtube

Dosen IPB Meneliti Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya Melalui Pengembangan Wisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Selama satu tahun ke depan, Dr. Eva Rachmawati dan Dr. Syafitiri Hidayati, dua dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, bersama dengan 2 asisten dan 3 mahasiswa akan melaksanakan penelitian yang bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya dalam Konteks Pariwisata” di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi – BRIN ini akan bermitra dengan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (BTNKpS) selaku pengelola dari pulau-pulau kecil yang masuk ke dalam wilayah kawasan konservasi Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong wisata berkelanjutan di kawasan konservasi tersebut. Mewakili Kepala SPTN II Pulau Harapan BTNKpS, Domingos Da Costa menyambut baik kunjungan tim peneliti IPB di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua pada 27 Mei 2021 lalu. Domingos menyampaikan kesiapan balai untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Ditemui saat melakukan kunjungan tersebut, Dr. Eva menyampaikan bahwa penggalian budaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia masih minim dilakukan, padahal kearifan lokal yang telah berkembang di sana merupakan modal sosial bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan zaman. Selain itu, peneliti bidang sosial wisata ini menambahkan bahwa dengan mengetahui potensi kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat para pemangku kepentingan terkait dapat mengembangkan berbagai atraksi wisata sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dengan tetap mengakar pada budaya setempat. Kesiapan kapasitas masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pengembangan wisata di wilayahnya tentunya akan mendukung pembangunan wisata berkelanjutan dari mana diharapkan masyarakat dapat merasakan dampak positif wisata dari aspek sosial, ekonomi, psikologis, politik, dan lingkungan.

Pulau Harapan adalah pulau yang memiliki potensi wisata yang sangat tinggi dengan jumlah wisatawan mencapai 800 hingga 1000 orang per hari. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Junaedi, Ketua Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis), para wisatawan biasanya berkunjung ke Pulau Harapan sebagai bagian dari wisata ke pulau-pulau kecil lainnya di Kepulauan Seribu untuk melakukan beragam aktivitas wisata seperti snorkling, diving, camping dan menikmati panorama alam khas Kepulauan Seribu. Meski demikian, aktivitas wisata berbasis budaya terlihat masih belum diberdayakan, sehingga penelitian ini menjadi sangat diharapkan.

Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga, Bikin IPB Makin Cantik dan Fahutan pun Semakin Asyik

Bogor, 06 April 2021. Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga yang berlokasi di blok Cikabayan, Kampus IPB Dramaga, Bogor ini diawali dengan sebuah gagasan ketika Fahutan menerima mandat dari Rektor IPB pada tahun 1995 untuk mengelola arboretum Taman Hutan Kampus. Kemudian gagasan dan mandat tersebut dilanjutkan pada tahun 2018 bersama Himpunan Alumni serta ditetapkan pengelolaan dan pengembangannya pada acara Hari Pulang Kampus (HAPKA) Fakultas Kehutanan IPB sekaligus mencanangkan pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga sejak September 2018.

Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutanlink) IPB University selaku inisiator pembangunan Taman Hutan Kampus yang memiliki luas sekitar 20 hektar. Pembangunan taman ini akan dibagi dalam beberapa blok untuk gate pintu masuk, tempat permainan dan konservasi flora dan fauna termasuk galeri konservasi. Taman Hutan Kampus tidak hanya memiliki koleksi flora fauna keanekaragaman hayati tapi juga sebagai sarana pendidikan dan ecotourism, juga sebagai biodiversity konservasi.

Dr. Nyoto pun menyampaikan, pembangunan ini dimulai tahap demi tahap, dengan mengajak beberapa pihak seperti mahasiswa, pendidik maupun pihak private dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan dari alumni untuk berpartisipasi. Selain itu yang juga dilakukan adalah perbaikan penanaman termasuk juga perbaikan konservasi satwanya. Harapannya kedepan akan lebih banyak lagi bantuan yang datang sehingga target pembangunan ini dapat terwujud dan bisa berjalan sesuai rencana yaitu dalam kurun 5 sampai 1o tahun. (@W)

Dikutip dari IPBNews Published Date : 02-Apr-2021

Sumber foto : Forest Digest


Penanaman Pohon Bersama Di Taman Hutan Kampus IPB Dramaga dalam rangka Dies Natalis IPB ke-57 dan Depertemen KSHE ke-38 “Menanam Hari ini berkah untuk masa depan”

Bogor, Minggu, 1 November 2020 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB menyelenggarakan kegiatan penanaman pohon bersama dengan tema kegiatan “Menanam Hari Ini Berkah untuk Masa Depan”. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis IPB ke-57 dan Departemen KSHE ke-38. Dihadiri lebih dari 60 peserta undangan penanaman dari civitas akademika Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, sesepuh, dan alumni yang mewakali 3 generasi Fakultas Kehutanan. Selain itu hadir juga tim dari PT United Tractors Indonesia, Tbk sebagai mitra Fahutan. Kegiatan penanaman di lakukan di area Taman Hutan Kampus (THK) di sekitar Laboratorium Konservasi Eksitu Kampus IPB Dramaga.

Kegiatan dipandu oleh Dr. Syafitri Hidayati sebagai MC dan dibuka dengan pembacaan doa oleh Dr. Burhanudding Masy’ud. Selanjutnya Ketua Departemen KSHE Dr. Nyoto Santoso, MS selaku ketua panitia menyampaikan laporan kegiatan yang berisi mengenai kronologis dan ide awal pembangunan kembali Taman Hutan Kampus yang diinisiasi sejak tahun 2018. Dr. Nyoto mengemukakan bahwa proses pengelolaan Taman Hutan Kampus dilakukan dengan pembersihan lahan yaitu menebang pohon sawit liar dan sebagian rumpun bambu. Sampai saat ini terhitung 6 kali kegiatan penanaman telah di lakukan di area THK dan lebih dari 1.500 bibit pohon (buah, obat, dan kayu komersial) ditanam di area ini. Selanjutnya pada area THK direncanakan pembangunan blok-blok tematik yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan maupun wisata.