Arsip Tag: SDGs-16

Mengatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk Pembangunan berkelanjutan, menyediakan Akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan

PENGUATAN KERJA SAMA DAN DISKUSI IMPLEMENTASI PKKM KSHE “SMART & PRECISION OF FOREST ECOTOURISM” DALAM TATAKELOLA PENGEMBANGAN TAMAN NASIONAL

Bogor, 24 Juli 2023. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB University) melakukan pertemuan di Ruang Sidang Sylva, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB di Bogor dalam rangka meningkatkan jalinan kerja sama untuk Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Secara Berkelanjutan di lima Unit Pelaksana Teknis dibawah Ditjen KSDAE, yang merupakan bagian dari dukungan dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, dan Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si selaku Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University. Perjanian Kerja Sama tersebut merupakan tindaklanjut pelaksanaan dari Nota Kesepahaman (NK) antara Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor: PKS.4/SETJEN/ROCAN/ SET.1/4/2020 dan Nomor:19/IT3/HK.01/2020 tentang Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2020, berlaku selama 5 Tahun sampai dengan 11 Maret 2025.

Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak bersepakat untuk melaksanakan Kerja Sama Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan sebagai Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada UPT Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai KSDA Jambi, Balai Taman Nasional Way Kambas, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Berbagai kegiatan dalam ruang lingkup kerjasama yang dilaksanakan tersebut akan berlaku hingga Maret 2025 dan akan didetailkan dalam dokumen tindak lanjut penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, yaitu Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) oleh masing Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen KSDAE

Tujuan PKS ini adalah dalam rangka sinergi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan melalui upaya penguatan fungsi Kawasan konservasi dan peningkatan efektifitas program konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Ruang lingkup kegiatan kerja sama ini antara lain meliputi 1) Pengembangan program pendidikan dan pelatihan dalam bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem, peningkatan kapasitas dan keterampilan personal terkait konservasi sumber daya alam dan ekosistem, pertukaran data dan informasi; 2) Dukungan Bantuan teknis serta penelitian dan pengembangan berupa penelitian bersama tentang sumber daya alam dan ekosistem yang penting untuk konservasi; 3) Dukungan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan peningkatan ekonomi berbasis sumber daya dan potensi masyarakat; 4) Dukungan perlindungan kawasan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem; dan 5) Dukungan pengawetan flora dan fauna melalui penguatan tata kelola pelestarian tumbuhan dan satwa liar, pengembangan dan penerapan rencana pengelolaan.

Lebih lanjut, dalam pertemuan ini juga dibahas agenda penguatan kerjasama khusus antara Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dengan tiga Taman Nasional Lingkup Direktorat Jenderal KSDAE (Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Balai Taman Nasional Way Kambas) terkait rencana implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam kerangka Program Kompetisi Kampus Merdeka melalui pelaksanaan Praktek Bersama Hidupan Liar dan Praktek Bersama Manajeman Kawasan Konservasi, Ekowisata dan Jasa Lingkungan di ketiga Taman Nasional mitra

Diakhir pertemuan ini, Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, dan Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si menyampaikan komitmen bersama terkait berbagai program kerjasama saat ini dan di masa mendatang dalam rangka Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan demi mencapai Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Net Zero Emission 2060.(DAR/@W)

Foto bersama Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Dr. Ir. Naresworo Nugroho, M.Si dan Direktur Jenderal KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc, di depan Arboretum Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University dengan Direktur Jenderal KSDAE dalam rangka Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Secara Berkelanjutan.

Siapkan Lulusan Powerful Agile Learner: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata undang berbagai pihak mengkritisi kurikulumnya

Bogor, 26 Februari 2020. Dalam rangka mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan revolusi industri 4.0, Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan perombakan terhadap visi, sasaran dan strategi pendidikan serta mendukung salah satu strategi kebijakan pendidikan milenial IPB 4.0 yaitu salah satunya reorientasi kurikulum yang lebih dikenal dengan K2020. K2020 menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap program studi pada semua strata pendidikan di IPB University. Hal ini juga dalam rangka mendukung program pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu mewujudkan Kampus Merdeka.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan IPB pada saat ini mengasuh 5 (lima) program studi antara lain : 1) Program pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata) dengan Akreditasi A, 2) Program Pascasarjana Magister Sains (S2) dan Doktoral (S3) Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika (KVT) Akreditasi B, 3)  Program Pascasarjana Magister Sains (S2) dan Doktoral (S3) Program Studi Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan (MEJ) Akreditasi B. Sejalan dengan reorientasi K2020 yang telah dicanangkan oleh IPB, Departemen KSHE telah mempersiapkan draft kurikulum baru, yang sebelumnya telah dirancang melalui serangkaian diskusi internal.

Sebagai rangkaian lanjutan telah dilakukan Workshop bertajuk ”Focus Group Discussion Kurikulum 2020 Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB” pada Rabu, 26 Februari 2020 bertempat di IPB Scince Techno Park, Kota Bogor. Acara tersebut dibuka oleh Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F. Dekan Fakultas Kehutanan IPB, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa diskusi hari ini akan memberikan hasil positif terhadap lulusan dengan menyiapkan kompetensi lulusan yang dibutuhkan di masa mendatang. Lulusan harus dibekali dengan kemampuan berfikir logis, kemampuan leadership, cepat dalam mengambil keputusan, memiliki pengetahuan perbankan, kebijakan dan politik internasional, aspiratif, adaptif dan kolaboratif serta antisipatif terhadap isu yang berkembang di masyarakat terutaman tantangan kedepan menghadapi revolusi industri 4.0.  Sambutan dan arahan disampaikan pula oleh Ir. Wiratno, M.Sc Direktur Jenderal KSDAE, Kementrian LHK sebagai stakeholder yang berkaitan erat dengan lulusan Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB. Dalam sambutannya disampaikan bahwa kompetensi dan keterampilan lulusan menjadi penting mengingat konservasi adalah tugas berat dan sangat dibutuhkan untuk mengelola kawasan konservasi di Indonesia.    Dalam kesempatan tersebut Ketua Departemen KSHE yaitu Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS, menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah dalam rangka mengakomodir masukan, saran dan kritik dari para pemangku-kepentingan (stakeholders)  diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, LSM yang berkiprah dalam bidang konservasi/lingkungan, pihak swasta, organisasi profesi, alumni, serta akademisi  untuk membantu berkontribusi dalam Penyempurnaan kurikulum 2020 program sarjana KSHE dan pascasarjana prodi KVT dan MEJ Departemen KSHE. Beliau menyampaikan juga bahwa sesuai kompetensinya Departemen KSHE dapat menguasai dan mampu mengaplikasikan teori ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan sosial-budaya (techno sociopreneurship) secara bertanggungjawab dalam bidang konservasi  keanekaragaman hayati, ekowisata dan jasa lingkungan hutan.

Perumusan oleh tim perumus kurikulum melahirkan point-point  penting FGD K-2020 antara lain:

  1. Perlunya sinergi dengan isu-isu konservasi di level internasional
  2. Komposisi K-2020 perlu mengarah pada problem solving oriented, sustainable science, dan trans-discipline science; peningkatan kualitas lulusan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, aspek sosial, manajemen, dan lessons learned
  3. relevansi dengan program Kampus Merdeka, sehingga staf pengajar diharapkan untuk selalu belajar dan berlatih untuk mempersiapkan kompetensi bagi  kaum millennial
  4. Re-branding nama Departemen dan Program Studi (Prodi)
  5. komposisi mata kuliah lebih kepada  practicing, bukan hanya lower-order knowledge, namun telah menuju ke higher order learning.  
  6. Memperluas pasar lulusan KSHE dengan penguasaan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan diantaranya ilmu-ilmu komunikasi dan sosial.
  7. Draft yang telah disiapkan sebagai dasar untuk merevisi K2020 perlu dilengkapi dengan rumusan tentang profil lulusan KSHE yang dikehendaki, matriks capaian pembelajaran, Learning Outcome (LO) untuk pengambilan keputusan, serta supervisi kegiatan yang berada di bawah tanggungjawabnya.

Setelah pembacaan rumusan, selanjutnya acara ditutup dan diakhiri foto bersama. (Syafitri_H+@W)


Rapat Persiapan Workshop Kurikulum 2020 (K-2020) Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE

Bogor, 06 Februari 2020. Telah dilaksanakan rapat koordinasi persiapan rencana kegiatan Workshop Focus Group Discussion (FGD) tentang Kurikulum 2020 (K-2020) Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen KSHE bertempat di ruang sidang Komodo pada hari Selasa, 04 Februari 2020 di ruang sidang Komodo Deparemen KSHE.

Tujuan kegiatan rapat koordinasi adalah mempersiapkan untuk menyusun agenda dan materi yang diperlukan dalam menentukan waktu, tempat, jumlah undangan pada kegiatan pelaksanaan workshop yang rencananya akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Februari 2020 bertempat di IPB Techno Science Park, Taman Kencana Ruang Mahoni Kota Bogor. Mengingat pentingnya rencana kegiatan workshop tersebut adalah dalam rangka mendapatkan masukan, kritik dan saran dari stakeholder serta mengakomodir sebagai sebuah unsur masukan yang penting dalam memformulasi pengembangan draft kurikulum K-2020 program sarjana dan pascasarjana Departemen KSHE.(@W)

Sosialisasi Program Unggulan dan Bidang Keilmuan Divisi untuk Mahasiswa Program Sarjana Angkatan E54 (2017) Tahun 2020

Bogor, 06 Februari 2020. Telah dilaksanakan acara Presentasi Program Unggulan dan Bidang Disiplin Keilmuan 5 Divisi Departemen KSHE Fahutan IPB serta Sosialisasi Pemilihan Topik Penelitian Tugas Akhir Skripsi Program Sarjana sesuai minat mahasiswa yang akan melakukan penelitian tugas akhir skripsi bagi mahasiswa program sarjana angkatan E54 (2017) pada Rabu, 05 Februari 2020 jam 16.30 – 18.00 WIB bertempat di Gedung Auditorium Sylva Pertamina Fakultas Kehutanan IPB.

Sosialisasi divisi kali ini di buka dan diwakili oleh Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.Sc.F. selaku Sekretaris Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah untuk mensosialisasikan dan menjelaskan secara singkat tentang bagaimana mahasiswa dapat memilih bidang keilmuan apa saja dalam menentukan rencana penelitian dan dosen pembimbing tugas akhir skripsi yang akan diambil mahasiswa tersebut.

Dalam kesempatan tersebut hadir Dosen dan Tendik Departemen KSHE serta Kepala Divisi (Kadiv) di lingkup Departemen KSHE untuk selanjutnya mempresentasikan masing-masing program unggulan serta bidang keilmuan apa saja yang diampu oleh masig-masing divisi pada Departemen KSHE antara oleh Prof. Dr. Ani Mardiastuti, MSc. (Kadiv EMSL), Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS (Kadiv MKK), Prof. Dr. Lilik Budi Prasetyo, MSc. (Kadiv HKJL), Prof. Dr. Ervizal A.M. Zuhud, MS (Kadiv KKT) dan Dr. Eva Rachmawati, M.Shut, M.Si mewakili Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS (Kadiv RAE). Selanjutnya sebagai penutup kegiatan sosialisasi tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan untuk tanya-jawab bersama dosen Depa rtemen KSHE.(@w)


Semangat Konservasi Alam dan Lingkungan Indonesia Sang Profesor

Bogor, 25 Maret 2019. Mewakili Menteri LHK, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menghadiri Apresiasi Kiprah Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS. di IPB International Convention Center, Bogor (23/03/2019). Acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kiprah gemilang Sang Profesor dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam.

Diawali dengan mata kuliah “Perlindungan Alam dan Pelestarian Margasatwa (PAPM)”, pada pertengahan 1980an di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH), tokoh yang akrab disapa Prof. Alikodra ini, membawa konsep baru konservasi dengan istilah 3 P, yaitu Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara Lestari. Konsep ini kemudian dimotori oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA, Departemen Kehutanan pada waktu itu), yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam kesempatan ini, Wiratno, menyampaikan apresiasinya kepada sang profesor. “Sistem alam sangat penting dan menjadi acuan kita, kedepan masih banyak yang harus kita gali dari kiprah Prof. Alikodra,” ujarnya.

Wiratno juga menyampaikan bahwa kiprah Prof. Alikodra selama 45 tahun sejak tahun 1974, telah memberikan peran yang penting bagi kemajuan ilmu konservasi.
“Bukan waktu yang pendek untuk selalu konsisten mengajarkan dan mengerjakan hal-hal terkait konservasi dan lingkungan,” Wiratno menambahkan.

Sebagaimana diketahui, Prof. Alikodra pernah berperan sebagai birokrat pada Kementerian Lingkungan Hidup, sampai menjadi Staf Ahli Menteri LH Bidang Teknologi Lingkungan Hidup, Anggota Dewan Riset Nasional, serta Wakil Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal). Selain bekerja sebagai pengajar pada almamaternya, Prof. Alikodra juga mengajar sebagai Dosen Tamu pada UIN, USU, dan UI. Tidak kurang dari 10 Doktor dari IPB, 3 Doktor pada UIN, 11 Doktor dari UI, dan 7 Doktor dari USU yang lahir dari bimbingannya.

Prof. Alikodra telah menulis sebanyak 16 Buku, mulai dari Dasar-Dasar Pengelolaan Satwa Liar (1990) sampai dengan buku tentang Moral dan Etika Konservasi Alam, dan buku tentang pentingnya membumikan Ecosophy; Etika bagi Penyelamatan Biodiversity dan Lingkungan Hidup. Tidak kurang dari 29 tulisan pada jurnal internasional yang pernah ditulisnya, serta 10 tulisan di media massa. Prof. Alikodra juga sangat intens berperan dalam seminar, lokakarya dan simposium di 45 event di sepanjang kariernya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sementara itu, pada waktu yang sama, Prof. Alikodra pada orasinya mengutarakan konsep Ecosofi, bahwa “Generasi Konservasi harus melakukan metafora, wajib mengikuti garis – garis ketentuan Allah sebagai hukum alam”.

“Menyuarakan semangat konservasi alam dan lingkungan di Indonesia, dapat diwujudkan bersama para pihak yang bergerak di bidang konservasi alam dan lingkungan, karena Manusia, Alam, Sang Pencipta dalam faham Ekosofi Bagi Lingkungan Berkelanjutan,” tutur Prof. Alikodra.

Prof. Alikodra, adalah pendiri Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (dulu Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan), pada bulan Februari 2019 beliau memasuki usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil di usia 70 tahun. Beliau mengenalkan konsep “Strategi Konservasi Dunia” atau dikenal dengan World Conservation Strategy (WCS), sebagai hasil dari pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) pada tahun 1980 di Gland, Swiss.

Dalam naskah aslinya, ada 3 (tiga) tujuan konservasi, yaitu:
1). Maintenance of essential ecological processes and life-support systems;
2). Preservation of genetic diversity;
3). Sustainable utilization of species and ecosystems.
Dalam mata kuliah beliau juga dibahas mengenai satu bentuk kawasan konservasi yang pada waktu itu belum banyak dikenal, yaitu taman nasional. Istilah ini memang tidak ada dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.

Konsep konservasi sebagaimana tersebut di atas, dalam perjalanan waktu kurang dari 10 tahun kemudian menjadi pondasi substansi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1990.

Turut hadir dalam apresiasi ini,
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. (Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2009-2011),
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. (Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong), Wakil Rektor II IPB Agus Purwito, Dekan Fakultas Kehutanan Dr. Rinekso, Penasehat Senior Menteri LHK Dr. Efransjah, dan 150 alumni bimbingan Prof. Alikodra.

Sumber dari berbagai media :

  • https://ppid.menlhk.go.id/berita_foto/browse/1731
  • http://mediaindonesia.com/read/detail/225034-semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor
  • https://www.indopos.co.id/read/2019/03/24/169386/semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor

22 September | Peringati Hari Badak Sedunia

22 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Badak Sedunia atau di dunia internasional populer dengan World Rhino Day ditetapkan pertama kali oleh salah satu lembaga konservasi dunia WWF – Afrika pada tahun 2010 lalu sebagai Hari Badak Internasional. Indonesia beberapa waktu sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 dengan tema Energy of Asia. Salah satu dari 3 maskot pada event internasional tersebut yaitu Badak bercula satu yang diberi nama Kaka  yang melambangkan simbol dari kekuatan Asia khususnya Indonesia sebagai tuan rumkah even internasional 4 tahunan.

Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki populasi tersisa Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang diperkirakan memiliki 50 ekor lebih di wilayah konservasi Taman Nasional Ujung Kulon. Selain badak jawa terdapat Populasi Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) juga dalam kondisi yang tidak kalah kritisnya. Saat ini diperkirakan hanya sekitar 200 individu badak Sumatera yang tersebar di Sumatera bagian utara dan selatan.

Badak merupakan salah satu satwa (langka) yang kharismatik dan sangat dilindungi. Upaya pemerintah melalui kelembagaan yang berwenang bekerjasama dengan berbagai LSM baik nasional maupun internasional terus dilakukan untuk kelestarian badak yang semakin sedikit populasinya  akibat perburuan liar serta penurunan kualitas dan kuantitas habitat asli mereka yang diakibatkan perambahan atau konversi hutan.

Melalui peraturan menteri kehutanan nomor P43/menhut/II/2007 tentang Strategi penyelamatan dan rencana aksi konservasi badak indonesia telah diupayakan dalam meningkatkan populasi badak jawa sebesar 20% serta membangun populasi kedua badak jawa atau suaka badak jawa. Oleh karena itu diperlukan tindakan segera serta komitmen kebijakan pemerintah dan berbagai pihak, baik masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penyelamatan populasi kedua jenis badak untuk menjaga hutan dan menjamin perlindungan penuh populasi badak dan konservasi kedua jenis badak di Indonesia yaitu badak jawa dan sumatera.

Dengan diperingatinya 22 September sebagai Hari Badak Internasional sebagai upaya membangun pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian badak di dunia khususnya Indonesia serta peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab kita semua akan pentingnya keberadaan badak serta kelestarian habitatnya di dunia.(@W)

Selamat Hari Badak Internasional

Referensi berbagai sumber:

forumbadak.wordpress.com
wwf.or.id
menaranews.com
travel.kompas.com
inspirasipagi.id