Arsip Tag: SDGs-14

Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan

Webinar Internasional : Technology 4.0 in Tourism “Road to Responsible Tourism and Green Environment”

Bogor, Juni 2023. Program Studi (Prodi) Pascasarjana Konservasi Biodiversitas Tropika (KVT) di bawah Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutanlink) IPB University telah mengadakan Webinar Internasional 4 Mei 2023 lalu dengan tema : ‘Technology 4.0 in Tourism: Road to Responsible Tourism and Green Environment’. Kegiatan ini diselenggarakan didorong oleh adanya Perkembangan bidang transportasi, fasilitas dan infrastruktur wisata telah meningkatkan emisi karbon yang menuntut perubahan paradigma pembangunan wisata ke arah yang lebih eco-friendly atau pariwisata hijau (green tourism).

Dr Arzyana Sunkar sebagai Sekretaris Prodi KVT, Departemen KSHE Fahutanlink IPB University menjelaskan bahwa webinar ini bertujuan mengeksplorasi konsep industri 4.0 di bidang wisata serta implementasinya di Indonesia. Penerapan Tourism 4.0/Smart Tourism penting sebagai suatu inisiatif menuju pariwisata dan konservasi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. Konsep ini sangat sejalan dengan garis besar Rencana Induk Penelitian IPB University Bidang Ekologi sebagai trendsetter penelitian bidang konservasi dan ekowisata, serta searah penelitian Agro-Maritim 4.0.

Dengan menghadirkan Prof Iis Tussyadiah, seorang profesor di bidang Intelligent Systems in Service serta Kepala School of Hospitality and Tourism Management, University of Surrey. Selain itu narasumber lainnya adalah Dr Frans Teguh merupakan Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Prof Iis menekankan pentingnya teknologi bagi manusia dan bahwa teknologi lebih dari sekedar alat. Meskipun demikian, ia juga menegaskan, “Tidak keseluruhan teknologi harus diimplementasikan, sehingga penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan etis merupakan kunci bagi tercapainya pariwisata yang bertanggung jawab dan etis,” jelasnya.

Sementara itu Dr Frans lebih menekankan kehadiran teknologi dengan konektivitas global. “Semakin digital, semakin personal, semakin profesional dan semakin global. Jadi digitalisasi membuat kita terhubung dengan aksi global bersama tetapi dengan prioritas lokal,” imbuhnya.

Webinar ini berhasil menarik perhatian publik baik nasional dan internasional, terbukti dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 240 dengan komposisi 64 peserta internasional dari negara Pakistan, Filipina, China, Kosovo, Malaysia, Timor Leste, India, Vietnam dan Turki.

Webinar internasional ini sekaligus sebagai pre-conference untuk kegiatan Internasional Conference on Responsible Tourism and Hospitality (ICRTH) 2023 yang akan diadakan di IPB International Convention Centre (IICC) dan Kampus IPB Dramaga oleh Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University melalui Prodi Pascasarjana KVT, pada tanggal 21-23 Agustus 2023 dengan tema “Reviving Tourism through Green Investment”. (*/SHM/Rz/@W).


Kutipan : Prodi Pascasarjana Konservasi Biodiversitas Tropika IPB University Angkat Isu Teknologi 4.0 pada Bidang Wisata dalam Forum Webinar Internasional | Institut Pertanian Bogor

Video event on Youtube

Semangat Konservasi Alam dan Lingkungan Indonesia Sang Profesor

Bogor, 25 Maret 2019. Mewakili Menteri LHK, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menghadiri Apresiasi Kiprah Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS. di IPB International Convention Center, Bogor (23/03/2019). Acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kiprah gemilang Sang Profesor dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam.

Diawali dengan mata kuliah “Perlindungan Alam dan Pelestarian Margasatwa (PAPM)”, pada pertengahan 1980an di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH), tokoh yang akrab disapa Prof. Alikodra ini, membawa konsep baru konservasi dengan istilah 3 P, yaitu Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara Lestari. Konsep ini kemudian dimotori oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA, Departemen Kehutanan pada waktu itu), yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam kesempatan ini, Wiratno, menyampaikan apresiasinya kepada sang profesor. “Sistem alam sangat penting dan menjadi acuan kita, kedepan masih banyak yang harus kita gali dari kiprah Prof. Alikodra,” ujarnya.

Wiratno juga menyampaikan bahwa kiprah Prof. Alikodra selama 45 tahun sejak tahun 1974, telah memberikan peran yang penting bagi kemajuan ilmu konservasi.
“Bukan waktu yang pendek untuk selalu konsisten mengajarkan dan mengerjakan hal-hal terkait konservasi dan lingkungan,” Wiratno menambahkan.

Sebagaimana diketahui, Prof. Alikodra pernah berperan sebagai birokrat pada Kementerian Lingkungan Hidup, sampai menjadi Staf Ahli Menteri LH Bidang Teknologi Lingkungan Hidup, Anggota Dewan Riset Nasional, serta Wakil Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal). Selain bekerja sebagai pengajar pada almamaternya, Prof. Alikodra juga mengajar sebagai Dosen Tamu pada UIN, USU, dan UI. Tidak kurang dari 10 Doktor dari IPB, 3 Doktor pada UIN, 11 Doktor dari UI, dan 7 Doktor dari USU yang lahir dari bimbingannya.

Prof. Alikodra telah menulis sebanyak 16 Buku, mulai dari Dasar-Dasar Pengelolaan Satwa Liar (1990) sampai dengan buku tentang Moral dan Etika Konservasi Alam, dan buku tentang pentingnya membumikan Ecosophy; Etika bagi Penyelamatan Biodiversity dan Lingkungan Hidup. Tidak kurang dari 29 tulisan pada jurnal internasional yang pernah ditulisnya, serta 10 tulisan di media massa. Prof. Alikodra juga sangat intens berperan dalam seminar, lokakarya dan simposium di 45 event di sepanjang kariernya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sementara itu, pada waktu yang sama, Prof. Alikodra pada orasinya mengutarakan konsep Ecosofi, bahwa “Generasi Konservasi harus melakukan metafora, wajib mengikuti garis – garis ketentuan Allah sebagai hukum alam”.

“Menyuarakan semangat konservasi alam dan lingkungan di Indonesia, dapat diwujudkan bersama para pihak yang bergerak di bidang konservasi alam dan lingkungan, karena Manusia, Alam, Sang Pencipta dalam faham Ekosofi Bagi Lingkungan Berkelanjutan,” tutur Prof. Alikodra.

Prof. Alikodra, adalah pendiri Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (dulu Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan), pada bulan Februari 2019 beliau memasuki usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil di usia 70 tahun. Beliau mengenalkan konsep “Strategi Konservasi Dunia” atau dikenal dengan World Conservation Strategy (WCS), sebagai hasil dari pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) pada tahun 1980 di Gland, Swiss.

Dalam naskah aslinya, ada 3 (tiga) tujuan konservasi, yaitu:
1). Maintenance of essential ecological processes and life-support systems;
2). Preservation of genetic diversity;
3). Sustainable utilization of species and ecosystems.
Dalam mata kuliah beliau juga dibahas mengenai satu bentuk kawasan konservasi yang pada waktu itu belum banyak dikenal, yaitu taman nasional. Istilah ini memang tidak ada dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.

Konsep konservasi sebagaimana tersebut di atas, dalam perjalanan waktu kurang dari 10 tahun kemudian menjadi pondasi substansi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1990.

Turut hadir dalam apresiasi ini,
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. (Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2009-2011),
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. (Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong), Wakil Rektor II IPB Agus Purwito, Dekan Fakultas Kehutanan Dr. Rinekso, Penasehat Senior Menteri LHK Dr. Efransjah, dan 150 alumni bimbingan Prof. Alikodra.

Sumber dari berbagai media :

  • https://ppid.menlhk.go.id/berita_foto/browse/1731
  • http://mediaindonesia.com/read/detail/225034-semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor
  • https://www.indopos.co.id/read/2019/03/24/169386/semangat-konservasi-alam-dan-lingkungan-indonesia-sang-profesor

Saresehan Konservasi Ekosistem Mangrove sebagai Sistem Penyangga Kehidupan

Bogor, 01 Maret 2018. Dalam Rangka memperingati “Hari Lahan Basah Sedunia” Departemen KSHE menyelenggarakan Saresehan dengan tema Konservasi Ekosistem Mangrove Sebagai  Sistem Penyangga Kehidupan. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari ini Kamis, 01 Maret 2018 bertempat di Ruang Sidang Sylva Fakultas Kehutanan IPB serta dibagi kedalam 2 sesi acara.

Dalam kesempatan tersebut hadir Rektor IPB Bapak Dr. Arif Satria, SP, M.Si  dan Dekan Fakultas Kehutanan IPB Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F. serta sekaligus membuka acara tersebut. Selain itu Ketua Departemen KSHE Fahutan IPB, Dr. Nyoto Santoso, MS menyampaikanpenjelasan terkait tujuan diselenggarakan sarasehan ini adalah untuk mengkaji perkembangan terkini kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia,  mengkaji berbagai permasalahan pengelolaan ekosistem mangrove, menggali pemikiran-pemikiran pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan, dan merumuskan langkah-langkah konservasi ekosistem mangrove sebagai sistem penyangga kehidupan di Indonesia sehingga harapan kedepan para pemerhati mangrove yang terdiri dari pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, lembaga swadaya masyarakat dan swasta dapat mengkonsolidasikan dalam pengelolaan mangrove agar tidak kehilangan arah.

Sarasehan ini menghadirkan pakar di bidang konservasi lingkungan dan mangrove, diantaranya Deputi Bidang Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Ir. Agung Kuswandono; Guru Besar Departemen KSHE Fahutan IPB, Prof. Dr. Hadi S. Alikodra; Deputi Bidang Pangan dan Pertanian, Komenko Perekonomian, Ir. Musdhalifah Machmud, MT; Guru Besar Departemen Silvikultur Fahutan IPB, Prof. Dr. Cecep Kusmana; Kasubdit Reboisasi Direktorat Konsevasi Tanah dan Air, Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungan dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Ir. Joko Pramono, M.Sc.(@W)