Arsip Tag: SDGs-13

Mengambil langkah dan tindakan darurat yang diperlukan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya

Turut Menanam dan Merawat Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus IPB University

Bogor. Rabu 16 November 2022 Kembali melakukan kegiatan Penanaman Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus (THK) sekitar Laboratrium Konservasi Eksitu Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Kampus IPB Dramaga Bogor.

Kegiatan kali ini diselenggarakan bersama dengan dukungan program CSR PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas/Perusahaan) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung, sebagai kontribusi dan turut berpartisipasi dalam melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup, tidak hanya menanam pohon namun juga ikut memeliharanya untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan komunitas masyarakat sekitar.

Lebih kurang 400 bibit pohon antara lain pohon rambutan, nangka, alpukat, matoa, dan durian
dengan melibatkan volunteer gabungan dari PT. Mandiri Sekuritas, BPDAS Citarum-Ciliwung, dan Civitas Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University.

Kegiatan penanaman pohon asuh tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan dari IPB University diantaranya Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan yaitu Dr. Naresworo Nugroho, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yaitu Dr. Nyoto Santoso. Selain itu hadir Oki Ramadhana selaku Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas dan Pina Ekalipta selaku Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung.

Sejalan dengan program pembangunan dan pengembangan Taman Hutan Kampus yang telah diresmikan oleh Rektor IPB pada tahun 2020 lalu bahwa program utama ini adalah sebagai upaya konservasi dan biodiveritas dalam meningkatkan kualitas lingkungan, memberikan manfaat bagi masyarakat dan pada saat bersamaan menanggulangi perubahan iklim.

Sebagai Tanggung Jawab Sosial melalui perwakilan memberikan sambutannya masing-masing untuk selalu berupaya secara nyata serta bersama-sama senantiasa terus membangun, melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup kita agar senantiasa terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup agar dapat dimanfaatkan secara bersama-sama.(@W)


Coming Virtual Event: International Webinar
“Biodiversity Crisis and Innovation 4.0 in Pandemic Era”

Biodiversity underpins current and future human health, well-being and economic prosperity. Yet, it is being destroyed at an unprecedented and accelerating rate, with 25% of all plant and animal species now threatened with extinction. Now, the world faces its sixth mass extinction event, with one million plant and animal species now threatened with extinction due to changes in land and sea-use, overexploitation, climate change, pollution and invasive alien species (Diaz et al. 2019).

The COVID-19 pandemic has brought profound social, political, economic, and environmental and biodiversity challenges to the world. The sudden rapid outbreak of the disease, short timeframe since the commencement of the lockdown, and inaccessibility to field sites to start new empirical studies and monitor ongoing studies have in the absence of scientific evidence of direct impacts of the lockdown on species and ecosystems of concern. As a result, much of the direct environmental impact of the lockdown is still anecdotal. In the last two years after the first case of COVID-19, biodiversity conservation development projects requiring a mandatory human presence, such as surveillance of protected areas, treatments of diseases of wild plants and animals, and eradication of invasive alien species, may take a backseat. Without protection and added anthropogenic pressures due to the mass migration and unemployment in the biodiversity-rich developing world, the species and habitats of concern may be in danger of hunting, poaching, mining, logging, and diseases.

On the other hand, the lockdown has seen an upsurge in virtual citizen science projects (Darby 2020). Such collaborations between the researchers and the general public in digitization, preliminary data gathering, and volunteering are likely to underscore the role of citizens in biodiversity conservation projects. As the coronavirus (Covid-19) pandemic spreads, innovation 4.0, such as technological applications and initiatives, are multiplying to control the situation. Therefore, we must integrate innovation 4.0 and biodiversity considerations into their COVID-19 response. Now, many countries have integrated biodiversity measures in their COVID-19 policy response. The essential links between human health and well-being, biodiversity, and climate change could inspire a new generation of innovators to provide green solutions to enable humans to live in a healthy balance with nature, leading to a long-term resilient future.
This international webinar will be held online in a focused discussion facilitated by the Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University. The parties will actively provide material and opinions both in writing and orally.

The international webinar will involve speakers from universities, research institutions, non-governmental organizations and practitioners with various fields related to the theme:

  1. Prof. Amaël Borzée from Nanjing Forestry University, China
  2. Dwi N Adhiasto, MA from Wildlife Conservation Society’s Indonesia program, Indonesia
  3. Dr. Arzyana Sunkar from Departement of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University, Indonesia
  4. Valentina Shita Prativi from Magnificus Expeditions, Indonesia

The international webinar will be held online using the Zoom platform on:
Day/date : Tuesday, 28 September 2021
Time : 10.00-12.30 WIB

The purpose of holding this activity is intended as a form of communication and an effort to spread to the wide community about the current biodiversity crisis and how innovation 4.0 is used to overcome this crisis, especially during the pandemic era. Let’s join us: ipb.university/biodiversity-crisis-webinar.


Syafitri Hidayati

Pelajaran dari Pandemi COVID-19: Saatnya kita fokus melestarikan biodiversitas

Bogor, 10 Juni 2020. Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2020 diperingati oleh Fakultas Kehutanan IPB University dengan menyelenggarakan diskusi daring seri pertama dari rangkaian FAHUTAN TALK. Diskusi daring tersebut diselenggarakan pada 09 Juni 2020 dengan tema “Time for Nature Focus on Biodiversity”. Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS turut hadir menjadi moderator diskusi. Diskusi daring yang diselenggarakan atas kerjasama IPB University, Bogor’s Nature Group, dan Dewan Pertimbangan Kalpataru ini diikuti tidak kurang dari 150 orang peserta.

Terdapat tiga pembicara yang dihadirkan untuk membahas tiga sub-tema yang berbeda. Dr. Ir. Aca Sugandhy (Anggota Dewan Pertimbangan Kalpataru) selaku pembicara pertama membahas sub-tema “Environment and COVID-19”. Dalam sub-tema ini Dr. Aca menekankan pada fakta bahwa kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, dan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan mengakibatkan lingkungan kehidupan kita baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan menjadi sangat rentan pada ancaman bencana alam ataupun bencana akibat ulah manusia termasuk salah satunya wabah COVID-19. Dr. Aca juga membahas mengenai kebijakan penanganan wabah COVID-19 yang harus ditangani secara ilmu manajemen yang meliputi dimensi manusia, ruang, waktu, penganggaran, teknologi, dan kelembagaan. Berkaca dari dampak pandemik maka beberapa prinsip pembangunan harus dilakukan, yakni: membangun kesadaran untuk memutus rantai virus, mengurangi dampak ekonomi dengan memberdayakan potensi sumber daya hayati setempat, memberikan pengalaman positif kepada para penderita, membangun dan mengoperasikan infrastruktur yang memberikan dampak positif kepada upaya percepatan penanggulangan pandemik, serta menghormati hak-hak, budaya, hukum adat dan kehidupan spiritual dan sosial masyarakat sekitar wilayah pandemik.

Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra (Dewan Guru Besar IPB University) secara khusus membahas paradigma baru konservasi keanekaragaman hayati pada sub-tema diskusi “New Era for Biodiversity Conservation”. Prof. Hadi membahas konservasi dari sisi filosofi dan spiritual. Prof. Hadi mengenalkan sosok Arne Ness sebagai guru dari ecosophy, sebuah aliran filosofi mengenai keseimbangan ekosistem. Konservasi saat ini haruslah berfokus pada penguatan kepemimpinan di semua lini, sehingga dapat mewujudkan generasi yang dapat melindungi alam dan bijaksana dalam pemenfaatannya. Prof. Hadi menutup pembahasan dengan menekankan pendekatan spiritual sebagai fokus dari strategi pengarusutamaan konservasi sumberdaya alam. Dr. Ir. Suryo Adiwibowo, MS (Dosen Departem SKPM IPB University) selanjutnya membuka diskusi sub-tema “Sosial Budaya dan COVID-19” dengan memaparkan mengenai kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak pandemik COVID-19. Prof. Adi selanjutnya menuturkan bahwa pandemik COVID-19 memiliki memiliki banyak kesamaan dengan perubahan iklim. Kedua bencana ini merupakan tragedy of the horizon dan tragedy of the common yang mana untuk menyelesaikannya memerlukan langkah-langkah aksi yang baru dapat dilihat hasilnya puluhan tahun ke depan. Pandemik dan perubahan iklim membutuhan perubahan fundamental dari orientasi sistem kinerja yang berjangka pendek menjadi sistem ketahanan jangka panjang (long term resiliency). Masyarakat secara individual, pembisnis, pemerintah, lembaga/organisasi masyarakat memiliki peran masing-masing dalam menyelesaikan pandemik dan perubahan iklim. Kita semua harus sama-sama dalam bekerjasama. (SYH,Sal,W&@W)


FB : konservasisumberdayahutan.ekowisata
IG : kshefahutanipb
Twt: @dkshe
Ytb: DKSHE Fahutan IPB (video Fahutan Talk 1)


Belajar Perlindungan Kawasan Hutan : Kembali Mahasiswa IPB Sambangi Bukit Seribu Bintang

Bogor, 15 November 2018. Hutan yang merupakan penyangga kehidupan makhluk hidup di sekitarnya termasuk manusia, masih belum dirasakan keberadaannya. Mungkin hanya sebagian kecil yang memang berkecimpung dalam dunia “kehutanan”, baik itu pelajar, mahasiswa bahkan aparat pemerintah.

Hutan masih dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kehidupan manusia, hanya menjadi lokasi satwa dan tumbuhan hidup, bahkan ada yang menganggap jin buang anak.

Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai lembaga pendidikan mempunyai sebagai pendidik generasi bangsa juga turut bertanggung jawab. Melalui Fakultas Kehutanan, ilmu kehutanan disampaikan baik kepada mahasiswa kehutanan itu sendiri maupun mahasiswa yang di luar fakultas kehutanan.

Sistem seperti ini sudah dijalani beberapa tahun sebelumnya. Melihat bahwa sesungguhnya ilmu kehutanan itu harus dipahami semua orang.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB melalui mata kuliah Manajemen Kawasan Konservasi mengajak 29 mahasiswa yang terdiri dari jurusan Ilmu Tanah, Meteorologi dan Geofisika, Ilmu gizi Masyarakat, Kimia, dan Manajemen Hutan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), pada hari Sabtu, 10 November 2018.

Didampingi dosen Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. seluruh mahasiswa antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatan pengenalan pada kegiatan tersebut, dan peserta diperkenalkan tentang bagaimana pengelolaan kawasan hutan konservasi. Setelah perjalanan panjang dari Bogor, rombongan istirahat sejenak di Batu Luhur dan melanjutkan ke Desa Padabeunghar.

Nisa, Penyuluh Kehutanan juga turut mendampingi. Menjelaskan sejarah pengelolaan kawasan hutan mulai dari zaman belanda hingga dikelola Perum Perhutani. Pengelolaan kawasan hutan dengan sistem zonasi dan implementasi tiga  kelola konservasi yaitu perlindungan dan pengamanan kawasan, pelestarian plasma nutfah dan pemanfaatan sumber daya alam hayati.(@W)

Sumber : https://www.instagram.com/p/BqJjCeggNV-/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1oxx9rw0j9mzj