Arsip Tag: SDGs-15

Melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati

Sebuah Catatan Dikusi dengan Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI)

Bogor, 21 November 2022. Departemen KSHE menggelar diskusi secara daring dengan Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), diskusi ini dilakukan sebagai langkah membangun sinergi antara Perguruan Tinggi dan FKGI dalam konservasi gajah di Indonesia dan sebagai tindak lanjut kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan oleh tim dosen Departemen KSHE (Dr. Nyoto Santoso dan Dr. Dede Aulia Rahman) yang didanai oleh Forest program II. Kegiatan ini meliputi: 1). Kajian tata ruang dan kelola populasi gajah di Bentang Alam Bukit Tiga Puluh, 2) Pelatihan penggunaan drone termal untuk studi populasi gajah bagi staf UPT BKSDA Jambi dan mitra, dan 3) Monitoring populasi gajah sumatera dengan drone termal.

Dari Forum Konservasi Gajah Indonesia, diskusi ini dihadiri oleh beberapa rekan-rekan praktisi, diantaranya Donny Gunaryadi, M.Sc, Dr. Arnold Sitompul, Dr. Wahdi Azmi, Krismanko Padang, M.Si, Dr. Wishnu Sukmantoro, M. Jeri Irmasnyah, Fithria Edhi, dan Rhama Budhiana, S.Hut. Selain itu, diskusi ini juga dihadiri oleh beberapa peneliti dan praktisi lainnya, diantaranya Prof. Ani Mardiastuti, Dr. Burhanuddin Masy’ud, Ir. Syu’eb Abu Hanifah, Ahmad Faisal Siregar, M.Si, dan Dudy Nugroho.

Pertemuan ini dimulai dengan paparan oleh Donny Gunaryadi, M.Sc selaku ketua FKGI dengan topik mengenai sejauh mana koservasi gajah telah dilakukan dan kebutuhan apa yang diperlukan di masa mendatang untuk konservasi gajah di Indonesia.Pertemuan dilanjutkan dengan sharing informasi dan diskusi para peserta yang hadir dalam pertemuan

Beberapa poin penting hasil pertemuan ini yang harus ditindaklanjuti kedepan diantaranya: 1) diperlukan dokumen strategi aksi konservasi gajah Indonesia yang akan menjadi arah kedepan bagi pengelolaan dan konservasi gajah, 2) keterlibatan berbagai pihak dalam konservasi gajah baik pada level nasional maupun internasional, 3) komitmen dari berbagai pihak, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, private sector, masyarakat, dll dalam mendukung konservasi satwaliar khususnya gajah, dan 4) meningkatkan kegiatan advokasi dan mendorong peluang pendanaan bagi konservasi gajah di Indonesia. (DAR/@W)

Penulis : Dede Aulia Rahman

Turut Menanam dan Merawat Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus IPB University

Bogor. Rabu 16 November 2022 Kembali melakukan kegiatan Penanaman Pohon Asuh di area Taman Hutan Kampus (THK) sekitar Laboratrium Konservasi Eksitu Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Kampus IPB Dramaga Bogor.

Kegiatan kali ini diselenggarakan bersama dengan dukungan program CSR PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas/Perusahaan) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung, sebagai kontribusi dan turut berpartisipasi dalam melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup, tidak hanya menanam pohon namun juga ikut memeliharanya untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan komunitas masyarakat sekitar.

Lebih kurang 400 bibit pohon antara lain pohon rambutan, nangka, alpukat, matoa, dan durian
dengan melibatkan volunteer gabungan dari PT. Mandiri Sekuritas, BPDAS Citarum-Ciliwung, dan Civitas Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University.

Kegiatan penanaman pohon asuh tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan dari IPB University diantaranya Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan yaitu Dr. Naresworo Nugroho, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yaitu Dr. Nyoto Santoso. Selain itu hadir Oki Ramadhana selaku Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas dan Pina Ekalipta selaku Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung.

Sejalan dengan program pembangunan dan pengembangan Taman Hutan Kampus yang telah diresmikan oleh Rektor IPB pada tahun 2020 lalu bahwa program utama ini adalah sebagai upaya konservasi dan biodiveritas dalam meningkatkan kualitas lingkungan, memberikan manfaat bagi masyarakat dan pada saat bersamaan menanggulangi perubahan iklim.

Sebagai Tanggung Jawab Sosial melalui perwakilan memberikan sambutannya masing-masing untuk selalu berupaya secara nyata serta bersama-sama senantiasa terus membangun, melestarikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup kita agar senantiasa terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup agar dapat dimanfaatkan secara bersama-sama.(@W)


Coming Virtual Event: International Webinar
“Biodiversity Crisis and Innovation 4.0 in Pandemic Era”

Biodiversity underpins current and future human health, well-being and economic prosperity. Yet, it is being destroyed at an unprecedented and accelerating rate, with 25% of all plant and animal species now threatened with extinction. Now, the world faces its sixth mass extinction event, with one million plant and animal species now threatened with extinction due to changes in land and sea-use, overexploitation, climate change, pollution and invasive alien species (Diaz et al. 2019).

The COVID-19 pandemic has brought profound social, political, economic, and environmental and biodiversity challenges to the world. The sudden rapid outbreak of the disease, short timeframe since the commencement of the lockdown, and inaccessibility to field sites to start new empirical studies and monitor ongoing studies have in the absence of scientific evidence of direct impacts of the lockdown on species and ecosystems of concern. As a result, much of the direct environmental impact of the lockdown is still anecdotal. In the last two years after the first case of COVID-19, biodiversity conservation development projects requiring a mandatory human presence, such as surveillance of protected areas, treatments of diseases of wild plants and animals, and eradication of invasive alien species, may take a backseat. Without protection and added anthropogenic pressures due to the mass migration and unemployment in the biodiversity-rich developing world, the species and habitats of concern may be in danger of hunting, poaching, mining, logging, and diseases.

On the other hand, the lockdown has seen an upsurge in virtual citizen science projects (Darby 2020). Such collaborations between the researchers and the general public in digitization, preliminary data gathering, and volunteering are likely to underscore the role of citizens in biodiversity conservation projects. As the coronavirus (Covid-19) pandemic spreads, innovation 4.0, such as technological applications and initiatives, are multiplying to control the situation. Therefore, we must integrate innovation 4.0 and biodiversity considerations into their COVID-19 response. Now, many countries have integrated biodiversity measures in their COVID-19 policy response. The essential links between human health and well-being, biodiversity, and climate change could inspire a new generation of innovators to provide green solutions to enable humans to live in a healthy balance with nature, leading to a long-term resilient future.
This international webinar will be held online in a focused discussion facilitated by the Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University. The parties will actively provide material and opinions both in writing and orally.

The international webinar will involve speakers from universities, research institutions, non-governmental organizations and practitioners with various fields related to the theme:

  1. Prof. Amaël Borzée from Nanjing Forestry University, China
  2. Dwi N Adhiasto, MA from Wildlife Conservation Society’s Indonesia program, Indonesia
  3. Dr. Arzyana Sunkar from Departement of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Faculty of Forestry and Environment, IPB University, Indonesia
  4. Valentina Shita Prativi from Magnificus Expeditions, Indonesia

The international webinar will be held online using the Zoom platform on:
Day/date : Tuesday, 28 September 2021
Time : 10.00-12.30 WIB

The purpose of holding this activity is intended as a form of communication and an effort to spread to the wide community about the current biodiversity crisis and how innovation 4.0 is used to overcome this crisis, especially during the pandemic era. Let’s join us: ipb.university/biodiversity-crisis-webinar.


Syafitri Hidayati

Dosen IPB Meneliti Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya Melalui Pengembangan Wisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Selama satu tahun ke depan, Dr. Eva Rachmawati dan Dr. Syafitiri Hidayati, dua dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, bersama dengan 2 asisten dan 3 mahasiswa akan melaksanakan penelitian yang bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya dalam Konteks Pariwisata” di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi – BRIN ini akan bermitra dengan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (BTNKpS) selaku pengelola dari pulau-pulau kecil yang masuk ke dalam wilayah kawasan konservasi Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong wisata berkelanjutan di kawasan konservasi tersebut. Mewakili Kepala SPTN II Pulau Harapan BTNKpS, Domingos Da Costa menyambut baik kunjungan tim peneliti IPB di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua pada 27 Mei 2021 lalu. Domingos menyampaikan kesiapan balai untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Ditemui saat melakukan kunjungan tersebut, Dr. Eva menyampaikan bahwa penggalian budaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia masih minim dilakukan, padahal kearifan lokal yang telah berkembang di sana merupakan modal sosial bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan zaman. Selain itu, peneliti bidang sosial wisata ini menambahkan bahwa dengan mengetahui potensi kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat para pemangku kepentingan terkait dapat mengembangkan berbagai atraksi wisata sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dengan tetap mengakar pada budaya setempat. Kesiapan kapasitas masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pengembangan wisata di wilayahnya tentunya akan mendukung pembangunan wisata berkelanjutan dari mana diharapkan masyarakat dapat merasakan dampak positif wisata dari aspek sosial, ekonomi, psikologis, politik, dan lingkungan.

Pulau Harapan adalah pulau yang memiliki potensi wisata yang sangat tinggi dengan jumlah wisatawan mencapai 800 hingga 1000 orang per hari. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Junaedi, Ketua Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis), para wisatawan biasanya berkunjung ke Pulau Harapan sebagai bagian dari wisata ke pulau-pulau kecil lainnya di Kepulauan Seribu untuk melakukan beragam aktivitas wisata seperti snorkling, diving, camping dan menikmati panorama alam khas Kepulauan Seribu. Meski demikian, aktivitas wisata berbasis budaya terlihat masih belum diberdayakan, sehingga penelitian ini menjadi sangat diharapkan.

Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga, Bikin IPB Makin Cantik dan Fahutan pun Semakin Asyik

Bogor, 06 April 2021. Pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga yang berlokasi di blok Cikabayan, Kampus IPB Dramaga, Bogor ini diawali dengan sebuah gagasan ketika Fahutan menerima mandat dari Rektor IPB pada tahun 1995 untuk mengelola arboretum Taman Hutan Kampus. Kemudian gagasan dan mandat tersebut dilanjutkan pada tahun 2018 bersama Himpunan Alumni serta ditetapkan pengelolaan dan pengembangannya pada acara Hari Pulang Kampus (HAPKA) Fakultas Kehutanan IPB sekaligus mencanangkan pembangunan Taman Hutan Kampus IPB Dramaga sejak September 2018.

Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutanlink) IPB University selaku inisiator pembangunan Taman Hutan Kampus yang memiliki luas sekitar 20 hektar. Pembangunan taman ini akan dibagi dalam beberapa blok untuk gate pintu masuk, tempat permainan dan konservasi flora dan fauna termasuk galeri konservasi. Taman Hutan Kampus tidak hanya memiliki koleksi flora fauna keanekaragaman hayati tapi juga sebagai sarana pendidikan dan ecotourism, juga sebagai biodiversity konservasi.

Dr. Nyoto pun menyampaikan, pembangunan ini dimulai tahap demi tahap, dengan mengajak beberapa pihak seperti mahasiswa, pendidik maupun pihak private dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan dari alumni untuk berpartisipasi. Selain itu yang juga dilakukan adalah perbaikan penanaman termasuk juga perbaikan konservasi satwanya. Harapannya kedepan akan lebih banyak lagi bantuan yang datang sehingga target pembangunan ini dapat terwujud dan bisa berjalan sesuai rencana yaitu dalam kurun 5 sampai 1o tahun. (@W)

Dikutip dari IPBNews Published Date : 02-Apr-2021

Sumber foto : Forest Digest


Memantau Satwa Liar dengan Mata Kamera : Penggunaan Camera Trap dan Drone UAV

Bogor, 9 Februari 2021. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas tertinggi kedua di dunia merupakan anugerah dan modal dasar pembangunan berkelanjutan yang perlu selalu dijaga kelestariannya. Sementara, kerusakan lingkungan seperti kebakaran hutan, eksploitasi sumberdaya alam (SDA) secara berlebihan merupakan tantangan dalam menjaga biodiversitas khususnya jenis-jenis satwa liar yang kini statusnya diambang kepunahan. Demikian pula dengan ketersediaan data mengenai biodiversitas satwa liar di Indonesia masih minim dan terbatas sehingga dalam ini akan mempersulit upaya konservasi biodiversitas hutan, khususnya satwa liar di hutan nusantara dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan pemanfaataan salah satu SDA ini di masa mendatang.

Hal ini yang mendorong Dr Dede Aulia Rahman, salah seorang dosen dan peneliti konservasi biodiversitas hutan di Divisi Ekologi dan Manajemen Satwa Liar, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University, melakukan sebuah kajian untuk menjawab fenomena yang sangat penting tersebut sehingga dapat menjawab tantangan terkait pengumpulan data ekologi dan potensi satwa liar di Indonesia yang masih sangat terbatas melalui penggunaan teknologi modern terkini.

Melalui dukungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia, di bawah skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT), dalam studi terbarunya, Dr Dede melakukan optimasi pendataan serta monitoring satwaliar dengan memanfaatkan teknologi kamera tangkap (camera trap) yang berfungsi seperti CCTV yang dilengkapi sensor gerak, dan drone yang dilengkapi dengan sensor thermal untuk memantau satwa liar di hutan nusantara. Dr Dede menambahkan bahwa dengan menggunakan alat-alat ini pemantauan dan pendataan satwa liar yang sulit bahkan berbahaya untuk dipantau seperti satwa yang buas menjadi lebih mungkin dan mudah.