BEDAH BUKU DALAM RANGKA DIES NATALIS DKSHE KE 30 TAHUN

Bogor, 21 November 2012.  Dalam rangka Dies Natalis Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB ke 30, salah satu kegiatannya adalah bedah buku hasil karya dosen DKSHE, yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa dan tamu undangan lainnya.

Pada kegiatan bedah buku tersebut, ada 2 buku yang yang dibedah yaitu : 1. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi, karya Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS; 2) The Voice of National Parks in Kalimantan, Indonesia: Searching the Truth of 30-Year National Park Development, karya Dr. Ir.  Tonny Soehartono dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc. Kedua buku tersebut dibedah oleh Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA Fahutan IPB), Dr. Ir. Suryo Adibowo (FEMA IPB) dan Dr. Ir. Bambang Supriyanto (Ditjen PHKA).

Buku Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi, memuat tentang potensi sumber daya alam (SDA) dan upaya konservasinya. Konservasi SDA adalah pengelolaan SDA secara bijaksana, memadukan kepentingan ekonomi dan ekologi secara berimbang. Kegiatannya meliputi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang menjamin kelestariannya.  Melalui konservasi SDA diharapkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup juga dapat ditekan sekecil mungkin. Pengelolaan berarti mengerjakan sesuatu secara bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga ukuran-ukurannya harus jelas dan terukur, yaitu tidak merusak cadangan SDA, mampu meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat, dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).  Seringkali para pengelola SDA banyak yang tidak bertanggung jawab terhadap perlindungan lingkungannya, yaitu dicirikan dengan orientasinya yang hanya ditujukan pada keuntungan ekonomi sesaat, bukan keuntungan ekologi dan ekonomi. Ecosophy merupakan filosopi yang mengusung pandangan bijak (wisdom), yang tertuang dalam norma, aturan, nilai (value) ataupun rumusan dalil (postulate) yang digunakan menjadi tuntunan manusia untuk menghargai alam lingkungannya.

Buku The Voice of National Parks in Kalimantan, Indonesia: Searching the Truth of 30-Year National Park Development, memuat tentang keinginan masyarakat sekitar taman nasional.  Keberadaan taman nasional (TN) cukup dikenal masyarakat, namun mnasyarakat tidak banyak yang tahu tentang batas-batas TN.  Masyarakat sebagian memahami tentang apa yang boleh dan dilarang dilakukan serta konsekwensinya jika melanggar. Namun, secara umum kehadiran TN belum memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Ketiga pembedah, menilai positif akan pentingnya kehadiran kedua buku tersebut. Dari sisi ekonomi,  Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA., mengemukakan bahwa  antara ekonomisme dan konservasionisme saling memerlukan.  Kepentingan ekonomi dan konservasi sejatinya seiring sejalan, agar pemanfaatan SDA berkelanjutan.  Dari sisi birokrasi, Dr. Ir Bambang Supriyanto menilai perlu adanya kepatuhan akan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan SDA, khususnya taman nasional.  Dari sisi sosial, Dr. Ir. Suryo Adiwibowo, mengemukakan bahwa pentingnya memahami budaya masyarakat lokal atau local wisdom yang hidup di sekitar kawasan konservasi atau taman nasional artinya masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pengelolaan SDA. Pada intinya ketiga pembedah menginginkan ecosophy atau deep ecology menjadi suatu gerakan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembangunan yang berkelanjutan (Agus Hikmat).