Arsip Kategori: News

Seminar Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) 2013

Bogor, 8 Mei 2013. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Fakultas Kehutanan IPB menyelenggarakan Seminar Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) 2013. Bertempat di Gedung Auditorium Sylva-Pertamina Fakultas Kehutanan IPB, seminar ini dihadiri oleh berbagai elemen, mulai dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL) Kementerian Kehutanan, Litbang Kehutanan, LIPI, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Mahasiswa, Dosen, Pengelola Taman Nasional dan undangan lainnya.

“Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari PKLP mahasiswa semester 8 yang dimulai pada bulan februari yang lalu. Praktek kerja lapang 2013 diikuti oleh sebanyak 75 mahasiswa DKSHE yang berlangsung di 13 lokasi, terdiri dari 11 taman nasional yang tersebar di Pulau Jawa (TN Ujung Kulon, TN Gunung Gede Pangrango, TN Gunung Halimun Salak, TN Gunung Ceremai, TN Gunung Merapi, TN Gunung Merbabu, TN Karimun Jawa, TN Bromo Tengger Semeru, TN Meru Betiri, TN Baluran, TN Alas Purwo) dan Bali (TN Bali Barat) serta 1 kebun raya yakni Kebun Raya Bogor”, demikian ungkap Ketua Komisi PKLP DKSHE Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc dalam laporannya.

Turut memberi sambutan dalam seminar ini, Direktur PJLKKHL, Dr. Ir. Bambang Supriyanto, MSc. dan Wakil Dekan Fakultas KehutananIPB, Dr. Ir. Naresworo Nugroho membuka secara resmi seminar PKLP 2013 tersebut. Dalam sambutannya Direktur PJLKKHL,memberikan motivasi pada mahasiswa agar menjadi individu yang betul-betul memahami konservasi secara luas. Mahasiswa harus mampu mengambil peran dalam memajukan dunia konservasi, dan tidak hanya mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi tetapi perlu ditunjang oleh kecerdasan emosional yang tinggi pula.

Dalam seminar ini, setiap kelompok PKLP mempresentasikan hasil praktek dengan fokus pada kasus yang menonjol di lokasi prakteknya. Kelompok-kelompok PKLP mengangkat kasus pendidikan konservasi, pemberdayaan masyarakat, identifikasi dan monitoring flora fauna langka, ekowisata dan pemanfaatan jasa lingkungan. Dalam paparannya, dengan didukung ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dan kasus yang ditemukan di lapangan, mahasiswa mampu memberikan saran dan rekomendasi aplikatif untuk pengelolaan kawasan konservasi khususnya taman nasional yang lebih optimal (Arya Arismaya Metananda).

pklp-2

XPDC SURILI 2013 : Tamu dari Balai Taman Nasional Manusela

Bogor, 11 April 2013. Dalam rangka persiapan kegiatan XPDC Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA), Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB yang rencananya akan dilaksanakan pada Juli-Agustus 2013, mengundang Kepala Balai Taman Nasional (KBTN) Manusela, Maluku, untuk hadir di Kampus DKSHE. Pada tanggal 11 April 2013, KBTN Manusela Ir. Zulfikar Ibnu disertai salah seorang stafnya hadir untuk mendiskusikan rencana SURILI tersebut. Dalam diskusi tersebut hadir ketua dan sekretaris DKSHE, dosen pembina HIMAKOVA, ketua HIMAKOVA, ketua tim SURILI 2013 dan mahasiswa.

Dalam diskusi tersebut, sebelumnya Ketua DKSHE, Prof. Dr. Sambas Basuni, MS menyambut baik kehadiran KBTN Manusela dan memaparkan potensi kepakaran yang yang dipunyai DKSHE serta kegiatan-kegiatan mahasiswa yang telah dilakukan oleh HIMAKOVA.

Setelah itu, KBTN Manusela Ir Zulkifli Ibnu, menyambut baik kegiatan SURILI yang akan dilaksanakan di TN Manusela, dan memaparkan tentang potensi TN Manusela, baik keadaan flora, fauna maupun potensi ekowisatanya. Potensi flora TN Manusela antara lain: 162 spesies tumbuhan berkayu dan 90 spesies anggrek. Potensi fauna antara lain: 196 spesies burung dengan 17 spesies endemik; 24 spesies mamalia dengan 8 spesies endemik; 90 spesies kupu-kupu dengan 2 spesies endemik; dan 46 spesies reptilia dengan 3 spesies endemik. Sedangkan potensi ekowisata TN Manusela, antara lain: Keindahan lanskap, puncak Gunung Binaya (3027 m dpl), Tebing Batu Sawai-Saleman, dan budaya masyarakat tradisional. KBTN Manusela, berharap bahwa pada kegiatan SURILI yang akan dilakukan di TN Manusela difokuskan pada pembuatan panduan lapang keanekaragaman burung, kupu-kupu dan pengembangan ekowisata, dengan tidak menutup kemungkinan kegiatan lainnnya yang bermanfaat bagi pengembangan TN Manusela.

Dalam penutup diskusi, Ketua DKSHE, berharap bahwa kegiatan SURILI 2013 ini dapat berjalan dengan baik dan tidak hanya diikuti oleh mahasiswa anggota HIMAKOVA, tetapi juga oleh mahasiswa dari departemen lain di IPB, agar hasil yang didapatkan dari kegiatan SURILI dapat maksimal (Agus Hikmat).

ts-2 ts-3 ts-4

Pelatihan Kultur Jaringan KPF HIMAKOVA

Bogor, 31 Maret 2013. Kelompok Pemerhati Flora (KPF), Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova), Fakultas Kehutanan IPB mengadakan pelatihan kultur jaringan yang diikuti oleh mahasiswa Departemen KSHE, dengan instruktur Ir. Edhi Sandra MSi dan Ir. Hapsiati.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa sebagai peserta diharapkan mampu mengkonservasi tumbuhan khususnya tumbuhan langka dengan metode budidaya kultur jaringan. Pak Edhi sapaan akrab Ir Edhi Sandra, MSi, yang juga dosen di Departemen KSHE, berpesan agar ke depan kegiatan ini juga bisa menjadi sarana menyalurkan hobi mereka yang menyenangi tumbuhan atau bahkan sumber mata pencaharian baru berupa wirausaha bibit tanaman dan cendramata dari hiasan kultur jaringan. Ke depan kultur jaringan merupakan kegiatan wirausaha yang menjanjikan karena kita mampu membiakkan satu tumbuhan (terutama tumbuhan langka) menjadi jumlah tumbuhan yang tidak terbatas menggunakan teknik kultur jaringan. Semua ini dapat terwujud, asalkan lanjut beliau mahasiswa memiliki motto “lakukan, buktikan, dan nyatakan”.

Menurut ketua pelaksana pelatihan Aldira Noval Nasution, kegiatan ini mengangkat visi agar mahasiswa khsusnya mahasiswa Departemen KSHE dapat lebih faham tentang teknik kultur jaringan dengan langsung mempraktekkannya. Lanjut Aldira, visi tersebut dapat terukur dari penilaian free test dan post test setiap peserta pelatihan. Semua peserta mulanya mendapatkan materi umum tentang teknik kultur jaringan dan penyerbukan anggrek (oleh Pak Edhi dan Ibu Hapsiati), dilanjutkan dengan praktek yang dipandu oleh Pak Santa dan Pak Ahmad Basuki (Teknisi di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen KSHE IPB). Praktek tersebut meliputi pengenalan alat, penyiapan media kultur jaringan, penanaman eksplan, dan penanaman hasil aklimatisasi (Arya Arismaya Metananda).

Lat-Kuljar2 Lat-Kuljar3 Lat-Kuljar5 Lat-Kuljar6 Lat-Kuljar7Lat-Kuljar4

“Wisata Pendidikan” Siswa SDN Taman Pagelaran Mengunjungi Penangkaran Satwa DKSHE Fahutan IPB

Bogor, 16 Maret 2013. Siswa SDN Taman Pagelaran Kota Bogor mengunjungi penangkaran satwa Laboratorium Konservasi Eks-Situ Satwaliar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB. Dalam kunjungannya ke IPB, para siswa yang didampingi oleh kakak-kakak dari Kelompok Pemerhati Kupu-Kupu (KPK) Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) diajak belajar mengenal kupu-kupu dan cara memanfaatkannya. Tidak hanya itu siswa yang masih duduk di bangku kelas IV ini juga di kenalkan dengan Rusa dan Burung-Burung yang ada di Laboratorium Konservasi Ek-Situ Satwa Liar, Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.

Kegiatan yang juga dirangkaikan dengan peresmian Penangkaran kupu-kupu ini, dibuka langsung oleh Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Masy’ud, MS selaku Kepala Laboratorium Konservasi Eks-Situ Satwa Liar dengan melepaskan beberapa jenis kupu-kupu ke dalam penangkaran. Kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 80 siswa, 7 guru pendamping, pihak AET (Agroedutourism) IPB, Green TV, mahasiswa dan juga dosen dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.

Acara yang dimulai pukul 08.00 s/d 12.00 WIB ini dirasa cukup meriah. Menurut Bayu Yogatama selaku ketua pelaksana, para siswa diajak agar lebih mengenal kupu-kupu dan menyayangi kupu-kupu. Kegiatan ini sendiri diawali dengan pemberian materi dasar pengenalan kupu-kupu, kemudian menonton film tentang daur hidup kupu-kupu, dilanjutkan denga berjalan mengelilingi Kampus IPB sembari menangkap kupu-kupu dan berakhir dengan melihat penangkaran kupu-kupu, rusa Timor dan burung puter. Di penangkaran ini juga para siswa belajar membuat langsung gantungan kunci dari kupu-kupu yang hasilnya mereka bisa bawa pulang.

Lanjut Bayu, dalam penangkaran kupu-Kupu tersebut siswa dapat langsung melihat berbagai jenis kupu-kupu seperti P. demoleus, P memnon memnon, P. demoleon, T. hellena, E.hai cabe serta berbagai jenis kupu-kupu lainnya. Para siswa juga dapat melihat fase hidup kupu-Kupu seperti melihat telur kupu-Kupu, kemudian ulat dan kepompong.

Salah seorang siswa bernama Deni Kurniwan, menuturkan bahwa ia merasa senang bisa bermain ke IPB. Ia dan teman-temannya bisa langsung menangkap kupu-kupu, mendapat gantungan kunci kupu-kupu, melihat rusa dan juga burung-burung. Dengan polosnya ia pun menyampaikan keinginannya kelak bersekolah di IPB dan menangkap kupu-kupu kembali (Arya Arismaya Metananda).

wisatapendidikan2 wisatapendidikan3 wisatapendidikan4

Pendidikan dan Latihan Dasar KPF RAFFLESIA 2012-2013

Desember 2012-Februari 2013. Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLAT) untuk anggota Kelompok Pemerhati Flora (KPF) Rafflesia Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013. Tujuan dilaksanakannya DIKLAT ini adalah untuk memperkenalkan KPF kepada calon anggota KPF Rafflesia, mempererat hubungan antar anggota, membentuk karakter anggota, dan sebagai ajang meningkatkan softskill antar anggota KPF. DIKLAT yang bertemakan “Menuju Generasi Rafflesia yang Prima” diharapkan dapat membentuk kader-kader Rafflesia yang komitmen dan profesional di bidangnya.

Rangkaian kegiatan ini berawal dari wawancara calon anggota, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana wawasan dan antusiasme calon anggota. Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2012, di Node X Fakultas Kehutanan IPB dengan peserta sebanyak 29 orang. Pembukaan DIKLAT ini dilaksanakan di Ruang Audit 1 Fakultas Kehutanan IPB pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 10.00, dibuka secara resmi oleh Dr. Ellyn K. Damayanti. Ph.D., selaku perwakilan dari pembina KPF. Selanjutnya, pada tanggal 15 Desember 2012 dilaksanakan kuliah pembekalan bagi calon anggota KPF. Kuliah pembekalan ini dilaksanakan di RK. 107 dengan jumlah peserta sebanyak 21 orang. Materi yang diberikan berupa materi analisis vegetasi, analisis habitat, dan etnobotani.

Kegiatan DIKLAT ini kemudian dilanjutkan dengan praktik analisis vegetasi dan analisis habitat pada tanggal 16 Desember 2012 dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang. Praktik ini dilaksanakan di Arboretum Lansekap, dan Cikabayan. Kegiatan praktik ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya. Selanjutnya, pada tanggal 24 Desember 2013, kegiatan DIKLAT dilanjutkan dengan mengolah data hasil praktik lapang yang telah dilaksanakan. Ini dilakukan agar peserta dapat mengetahui dan memahami cara pengolahan data setelah memperoleh data. Kegiatan ini dihadiri oleh 21 orang peserta.

Puncak DIKLAT

Kegiatan Puncak DIKLAT, dilaksanakan pada tanggal 8, 9, dan 10 Februari 2013 di Kawasan Karst Ciampea, Bogor. Kegiatan ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan. Puncak DIKLAT ini dilaksanakan bertujuan untuk melatih peserta dalam kemandirian, kepedulian, dan konsolidasi saat di lapang. Kegiatan ini diikuti oleh 18 orang peserta dan 14 orang panitia. Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan dan pemberangkatan peserta ke Kawasan Karst. Kegiatan yang dilakukan adalah eksplorasi, peserta menjelajahi Kawasan Karst untuk mengetahui flora karst yang terdapat disana. Selain itu, peserta juga melakukan kegiatan etnobotani dengan mewawancarai penduduk setempat untuk mengetahui pemanfaatan dan pengolahan yang dilakukan terhadap tumbuhan di sekitarnya.

Kegiatan selanjutnya adalah pelantikan, dimana peserta mendapat arahan dari pembina KPF, Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc. F untuk tetap mengembangkan diri dan komitmen terhadap pilihan masing-masing. Peserta juga diharapkan mampu menjaga kekompakan dan rasa kekeluargaan di KPF dan HIMAKOVA. Pelantikan ditandai dengan penyematan tanda anggota secara simbolik oleh pembina dan kelulusan ditandai dengan perolehan emblem yang telah disiapkan panitia. Ada tiga kriteria kelulusan yang telah ditetapkan oleh panitia, yakni lulus sebanyak 18 orang, lulus bersyarat 7 orang, dan tidak lulus sebanyak 5 orang. DIKLAT kemudian ditutup dengan musyawarah antar anggota untuk kepengurusan satu tahun ke depan. Sesuai dengan tema, semoga anggota baru KPF Rafflesia dapat menjadi Generasi yang Prima. Prima dalam komitmen, karakter, dan keilmuan (M. Adlan Ali).

PelatihanDsr-4PelatihanDsr-3PelatihanDsr-2

 

 

Tim Ekspedisi RAFFLESIA HIMAKOVA 2013 Menemukan Rafflesia patma Blume di Cagar Alam Bojonglarang Jayanti Cianjur

Cianjur, 23 Januari-1 Februari 2013. Kegiatan ekspedisi Eksplorasi Fauna Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) Fakultas Kehutanan IPB, dilaksanakan pada tanggal 23 Januari sampai dengan 1 Februari 2013 di Cagar Alam (CA) Bojonglarang Jayanti memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Salah satu kelompok atau tim dari ekspedisi ini yaitu Kelompok Pemerhati Flora (KPF) HIMAKOVA “Rafflesia” menemukan spesies tumbuhan parasit yang langka dan dilindungi Rafflesia patma Blume dari famili Rafflesiaceae.

Spesies Rafflesia patma Blume pada ekspedisi ini, pertama kali ditemukan pada tanggal 28 Januari 2013 di plot pengamatan sungai Cikawung oleh tim ekspedisi KPF yang berada di camp lapangan. Jumlah individu Rafflesia patma Blume. yang ditemukan sebanyak 3 individu dalam kondisi membusuk. Penemuan ini dilakukan secara tidak sengaja ketika tim ekspedisi melakukan analisis habitat untuk spesies Tetrastigma lanceolarium Planch. di sekitar muara sungai Cikawung. Lokasi penemuan di dekat muara sungai Cikawung ini merupakan yang pertama kali, karena dari penuturan polisi hutan (polhut) setempat Rafflesia patma Blume biasanya ditemukan di daerah lereng antara sungai Cikawung dan Cisela.

Penemuan selanjutnya ditemukan oleh tim ekspedisi KPF’ yang berada di camp pantai pada tanggal 29 januari 2013. Penemuan Rafflesia patma Blume oleh tim ekspedisi kedua di plot pengamatan di antara aliran sungai Cikawung dan sungai Cisela di dalam kawasan CA Bojonglarang Jayanti. Penemuan kedua ini menemukan 11 individu Rafflesia patma Blume. dalam kondisi membusuk dan kuncup atau dalam bentuk knop.

Pada hari terakhir kegiatan Ekspedisi RAFFLESIA 2013 yaitu tanggal 31 januari 2013, tim KPF melakukan pemetaan posisi lokasi plot penemuan Rafflesia patma Blume. Kegiatan pemetaan ini diperoleh total 7 lokasi penemuan Rafflesia patma Blume. Pada lokasi pertama di daerah muara sungai Cikawung diperoleh 3 individu Rafflesia patma Blume dalam kondisi membusuk, pada lokasi ke dua ditemukan 5 individu dalam kondisi kuncup dan membusuk, pada lokasi ke tiga diperoleh 11 individu dalam kondisi kuncup dengan ukuran knop yang sangat variatif mulai dari 10 cm sampai dengan 30 cm, pada lokasi ke empat ditemukan 5 individu dalam kondisi membusuk, pada lokasi ke lima ditemukan 19 individu dalam kondisi kuncup dengan ukuran kuncup mulai dari 3 cm sampai dengan 20 cm dan dalm kondisi membusuk , pada lokasi ke enam hanya ditemukan 1 individu dalam kondisi kuncup dengan ukuran knop 13 cm, dan pada lokasi ke tujuh ditemukan 5 individu dalm kondisi kuncup dengan ukuran knop mulai dari 5 cm sampai dengan 15 cm.

Kondisi vegetasi tempat penemuan Rafflesia patma Blume berbeda-beda untuk setiap lokasi penemuan. Pada lokasi pertama vegetasi yang mendominasi kawasan adalah kopo (Syzygium cymosum (Lam.) DC.). Pada lokasi kedua vegetasi yang mendominasi adalah kepuh (Sterculia foetida L.), dan pada lokasi ke lima vegetasi yang mendominasi adalah beringin (Ficus benjamina L.), sedangkan pada lokasi lainnya kondisi vegetasi yang mendominasi adalah bambu duri (Bambusa bambos (L) Voss).

Penemuan Rafflesia. patma Blume di CA Bojonglarang Jayanti merupakan informasi penting, karena selama ini belum ada publikasi ilmiah tentang keberadaan spesies tumbuhan langka ini di cagar alam tersebut, kecuali di CA Pananjung Pangandaran, CA Leuweung Sancang, dan CA Nusakambangan (M. Adlan Ali).

e-rafflesia-fatma2 e-rafflesia-fatma3 e-rafflesia-fatma4